16 Juni 2025
16:06 WIB
LPEI Dukung Industri Air dan Minuman Tanpa Alkohol RI Perluas Pasar Ekspor
LPEI akui komoditas air dan minuman tanpa alkohol asal Indonesia di pasar ekspor berpeluang terus tumbuh. Potensi perluasan pasar ekspor yang bisa RI kejar adalah China dan Jepang.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Dua karyawan sedang memantau proses produksi air minum dalam kemasan (AMDK) galon isi ulang di Pabrik AQUA, Mambal, Bali, Rabu (31/7/2024). Antara/HO-Danone Indonesia.
JAKARTA - Ekonom Senior Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Donda Sarah melaporkan, kinerja ekspor air dan minuman tanpa alkohol dengan kode HS 2201-2202 Indonesia menunjukkan lonjakan yang signifikan pada 2024.
Data BPS menunjukkan, nilai ekspor produk ini menembus nilai US$164,21 juta atau naik 34,36% dari capaian 2023 yang menyentuh nilai US$122,21 juta. Selain nilai ekspor, volume ekspor komoditas air dan minuman tanpa alkohol di tahun lalu juga tercatat mencapai 323,55 ribu ton atau naik 27,95% (yoy).
“Volume ekspor ini (air dan minuman tanpa alkohol) menunjukkan penguatan yang solid,” kata Donda dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (16/6).
Baca Juga: Tanpa Ditopang Air Mineral, Kinerja Industri Minuman Anjlok 2,6%
Dari capaian peningkatan ekspor tersebut, diketahui Filipina menjadi target pasar terbesar air dan minuman tanpa alkohol produksi Indonesia, dengan kontribusi mencapai 23,61% terhadap total ekspor komoditas terkait selama 2024 atau setara dengan US$38,77 juta.
Pasar terbesar kedua adalah Vietnam sebesar 12,76% atau senilai US$20,96 juta, disusul Singapura sebesar 9,96% atau US$16,35 juta.
Negara tujuan ekspor berikutnya adalah Malaysia dengan pangsa pasar 8,57% atau US$14,08 juta, dan Timor Leste senilai US$11,87 juta atau 7,23%.
Lebih lanjut, Donda menyampaikan, komoditas yang sama selama periode Januari-April 2025 mencatatkan nilai ekspor US$77,47 juta dengan volume 143,26 ribu ton. Capaian ini terpantau meningkat 73,45% (yoy) untuk nilai ekspor dan 71,16% (yoy) untuk volume ekspor air dan minuman tanpa alkohol.
“Capaian ini menandai momentum bagi sektor minuman non alkohol nasional untuk terus menguat di pasar global,” imbuh Donda.
Donda menyampaikan, pertumbuhan ekspor kumulatif Januari-April 2025 air dan minuman tanpa alkohol ini utamanya didorong oleh peningkatan ekspor ke sejumlah negara mitra utama, seperti Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Timor Leste.
LPEI pun optimistis, tren pertumbuhan ekspor air dan minuman tanpa alkohol Indonesia masih akan positif dan berlanjut pada beberapa tahun mendatang, didorong oleh permintaan yang masih kuat dari negara-negara mitra dagang.
“Di tengah sejumlah tantangan berupa persaingan dengan negara eksportir lain, perubahan cepat preferensi konsumen, serta kondisi makroekonomi global yang penuh ketidakpastian, peluang untuk berinovasi dan memperluas pasar ekspor air dan minuman tanpa alkohol tetap terbuka lebar,” jelas Donda.
Posisi Air dan Minuman Tanpa Alkohol RI Di Global
Secara global, menurut Donda, Indonesia masih ada di peringkat ke-31 dunia sebagai eksportir produk air mineral (HS 2201) dan peringkat ke-45 dunia untuk air mineral berperisa (HS 2202).
Sampai saat ini, tantangan yang dihadapi Indonesia untuk industri komoditas terkait adalah keterbatasan penguasaan teknologi dan inovasi.
Untuk itu, LPEI mengingatkan, tantangan tersebut harus diatasi agar produk Indonesia mampu menembus pasar negara besar, seperti China serta Jepang yang memiliki potensi pasar yang cukup besar dan belum tergarap.
Melihat kondisi tersebut, Donda pun menegaskan, pihaknya sebagai lembaga keuangan khusus yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekspor nasional, yakni Indonesia Eximbank mengaku siap untuk mendukung para eksportir di industri air dan minuman tanpa alkohol dalam mengembangkan kapasitas usahanya ke pasar internasional.
Hingga kini, Donda mengaku pihaknya telah memberikan pembiayaan dan pendampingan pada berbagai perusahaan di sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan industri makanan, baik untuk mendorong ekspor produk maupun ekspansi pabrik ke luar negeri.
“Momentum ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk menjadikan produk Indonesia, baik dari sektor air, minuman tanpa alkohol, FMCG, maupun makanan sebagai ikon ekspor berkelas dunia,” tandas Donda.