c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

24 April 2025

08:07 WIB

LG Hengkang Dari Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Rosan: Negosiasi Terlalu Lama

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan alasan di balik LG menarik investasi dari proyek baterai kendaraan listrik.

Penulis: Al Farizi Ahmad

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">LG Hengkang Dari Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Rosan: Negosiasi Terlalu Lama</p>
<p id="isPasted">LG Hengkang Dari Proyek Baterai Kendaraan Listrik, Rosan: Negosiasi Terlalu Lama</p>

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4/2025) malam. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden

JAKARTA - Perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution, dilaporkan menarik investasi senilai ratusan triliun rupiah dari proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Namun, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan fakta sebaliknya.

Rosan mengatakan, hengkangnya LG dari investasi baterai kendaraan listrik justru keputusan yang dibuat Pemerintah Indonesia. Surat resmi tentang pemutusan kerja sama ditandatangani oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia pada 31 Januari 2025 dan diberikan kepada CEO LG Chem serta LG Energy Solution.

Baca Juga: Bahlil: Huayou Gantikan LG Dalam Proyek Rantai Pasok Baterai EV

Alasannya, pemerintah menilai LG terlalu lama dalam proses negosiasi proyek ketimbang merealisasikan investasinya tersebut.

"Selama ini dikatakan dari sana (LG) yang memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Karena negosiasi sudah berlangsung 5 tahun, nggak mungkin kan proyek itu berjalan lama. Maka (surat.red) dikeluarkan sama Pak Bahlil, dikirimkan Pak Bahlil ke LG Chem dan LG Energy Solution," jelas Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4).

Proyek joint venture (JV) LG di Indonesia memiliki nilai investasi mencapai US$9,8 miliar. Investasi tersebut tersebar mulai dari pertambangan, pengolahan nickel matte, nikel sulfur, prekursor, katoda, anoda, battery cells, cells pack, hingga recycle battery.

Proyek itu terdiri dari empat JV dan melibatkan sejumlah perusahaan lain, seperti Aneka Tambang dan Hyundai

Posisi LG, sambung Rosan, kemudian digantikan oleh Huayou, perusahaan asal China. Menurut Rosan, Huayou sudah menyatakan minatnya sejak 2024 dan sudah siap secara pendanaan dan teknologi.

"Mereka (Huayou) hanya menggantikan posisi dari LG. mereka siap secara teknologi dan pendanaan," jelasnya.

Baca Juga: LG Batal Investasi, Proyek Baterai EV RI Harus Tetap Lanjut!

Rosan menuturkan, Huayou bukanlah pemain baru di industri ini. Perusahaan itu sudah ada dalam konsorsium LG sejak 2024 dan memahami seluk-beluk di industri baterai kendaraan listrik. Huayou bahkan sudah berinvestasi di Weda Bay, Maluku Utara, dan memiliki sumber daya untuk terjun ke industri ini.

”Jadi sebenarnya dalam konsorsium LG itu memang sudah ada Huayou. Jadi mereka sekarang yang menjadi leading konsorsium, itu saja,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengatakan, pengembangan rantai pasok baterai kendaraan listrik terintegrasi dalam skema ”Indonesia Grand Package” tidak berubah.

Infrastruktur dan rencana produksi tetap sesuai dengan peta jalan awal. Perubahan hanya terjadi pada level investor, di mana LG tidak lagi melanjutkan keterlibatannya pada JV 1, 2, dan 3 yang baru.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar