c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

22 April 2025

19:34 WIB

LG Batal Investasi, Proyek Baterai EV RI Harus Tetap Lanjut!

Permintaan EV global hingga iklim investasi di Indonesia disinyalir jadi alasan bagi LG mengurungkan niat membangun pabrik baterai kendaraan listrik. Proyek rantai pasok baterai EV harus tetap jalan.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>LG Batal Investasi, Proyek Baterai EV RI Harus Tetap Lanjut!</p>
<p>LG Batal Investasi, Proyek Baterai EV RI Harus Tetap Lanjut!</p>

Ilustrasi - Pengunjung mengamati baterai berbentuk bilah yang diproduksi produsen EV China BYD dalam sesi ke-130 Canton Fair di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China selatan, Jumat (15/10/2021). Antara/Xinhua-Deng Hua.

JAKARTA - Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (Pushep) menegaskan, proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik atau EV di Indonesia harus tetap berjalan, sekalipun konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin LG telah mencabut investasinya.

Direktur Eksekutif PUSHEP Bisman Bhaktiar menilai, mundurnya perusahaan asal Negeri Ginseng itu tak boleh menghentikan ataupun menghambat proyek pabrik baterai listrik. Meski dia tetap mengakui, selama ini LG punya pengaruh besar terhadap proyek tersebut.

"Proyek ini (rantai pasok baterai EV RI) harus tetap jalan karena punya prospek besar ke depan, dan mundurnya (investasi) LG walaupun cukup berpengaruh, tetapi tidak akan menghambat proyek ini," ungkap Bisman kepada Validnews, Jakarta, Selasa (22/4).

Baca Juga: Aspebindo: Mundurnya LG Hambat RI Jadi Pusat Baterai EV

Meski disayangkan, Bisman meyakini keputusan LG sudah melalui proses perhitungan bisnis secara internal, baik terkait investasi maupun soal proyeksi di masa yang akan datang.

"Mundurnya LG patut disayangkan karena proyek baterai EV ini yang diharapkan sebagai proyek hilirisasi yang cukup menjanjikan. LG mundur sesuatu yang wajar, saya kira hanya soal perhitungan bisnis mereka, baik karena soal investasi maupun soal perhitungan prospek ke depan," kata dia.

Bisman menjelaskan ada beberapa faktor yang berakibat pada pencabutan investasi oleh LG. Salah satunya, soal permintaan EV dunia yang tengah lesu dan tidak sesuai ekspektasi awal.

Kemudian, ada juga kemungkinan iklim investasi di Indonesia yang kurang begitu kondusif sehingga berakibat pada pencabutan investasi LG terhadap proyek rantai pasok baterai EV.

"Permintaan lesu (EV dunia) bisa jadi ini menjadi pertimbangan juga bagi LG. Iklim investasi di Indonesia bisa jadi salah satu sebab LG mundur, namun bukan yang utama dan satu-satunya," sebutnya.

Lebih lanjut, Bisman optimistis memproyeksi, bisnis EV di Indonesia maupun dunia secara keseluruhan akan tetap menjanjikan, sekalipun LG menunjukkan keraguan dengan mencabut investasi baterai kendaraan listrik di tanah air.

"Memang akan berpengaruh pada investasi dan pengembangan EV, namun secara keseluruhan bisnis EV ke depan masih sangat prospek. Catatan penting adalah bagaimana dalam proyek besar perlu menjamin kepastian hukum bagi investasi yang masuk, agar investor masuk dan nyaman untuk investasi di Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Selain Nikel, RI Diminta Fokus Kembangkan Baterai EV Berbasis Lithium

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Tri Winarno menegaskan, timeline hilirisasi nikel tak akan terpengaruh oleh mundurnya LG dari proyek baterai EV. Pihaknya optimistis akan ada pengganti investasi dari LG untuk meneruskan proyek tersebut.

Keputusan LG itu pun membuat dirinya bertanya-tanya soal keseriusan berinvestasi membangun pabrik baterai EV di Indonesia.

"Mereka itu kan selalu tidak tepat waktu (realisasi investasi baterai EV), udah berapa tahun. Lu mau bangun rumah, habis itu lu harusnya udah groundbreaking, tapi kan tidak juga," tegas Tri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (21/4).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar