09 November 2023
17:10 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Head of Seller Development and Sales Operations Lazada Indonesia, Stefan Winata mengatakan, meski masa depan industri e-commerce Indonesia diprediksi akan terus berkembang, namun pihaknya melihat ada tiga tantangan yang harus dihadapi saat ini.
"Saat kita berinteraksi dan berdialog bersama para seller kami, ada banyak kendala yang dialami oleh seller kami. Kita lihat ada banyak tantangan di e-commerce saat ini," katanya dalam media conference, Kamis (9/11).
Pertama, Lazada melihat adanya kebutuhan tenaga kerja dalam sektor ekonomi digital. Dalam hal ini, menurutnya, kesiapan talenta ekonomi digital di Indonesia belum merata, ditambah tidak seimbangnya antara supply dan demand.
Kedua, literasi digital. Dia melihat pemahaman masyarakat terkait e-commerce belum merata dan menjadi hambatan penting dalam memanfaatkan potensi penuh ekonomi digital.
Baca Juga: Banyak Penjual UMKM, Isu Social Commerce Untungkan Lazada
Ketiga, adanya perubahan perilaku pembeli yang begitu cepat juga menjadi tantangan tersendiri bagi jenama lokal dan UMKM. Untuk itu, dia menilai diperlukan inovasi yang terus berkelanjutan untuk mengatasi kompetisi yang makin hari makin ketat.
"Oleh karena itu agar dapat bersaing di pasar terbuka, penjual harus memiliki strategi yang sejalan dengan perubahan perilaku pembeli. Jadi pastikan pikat mereka dengan produk trendi, produk kebutuhan harian dan promosi," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai penjualan bruto atau gross merchandise value (GMV) dari lokapasar daring (e-commerce) di Indonesia ditaksir mencapai US$62 miliar atau Rp982,76 triliun pada 2023.
Nilai tersebut tumbuh 7% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar US$58 miliar.
GMV e-commerce Indonesia diperkirakan naik menjadi US$82 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) 17% pada 2025. Kemudian, GMV e-commerce tanah air diprediksi terus naik hingga mencapai US$160 miliar pada 2030.
Dibandingkan dengan sektor digital lainnya, GMV e-commerce merupakan yang terbesar pada 2023. Proporsinya sebesar 75,6% dari total GMV ekonomi digital Indonesia sepanjang tahun ini.
UMKM Onboarding Digital
Stefan menambahkan, di tengah tantangan, Lazada melakukan berbagai upaya untuk membantu 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa onboarding digital.
Sebagaimana diketahui, pemerintah menargetkan 30 juta UMKM onboarding digital pada 2023. Hingga Maret 2023, baru 22 juta UMKM tercatat telah onboarding masuk ke ekosistem digital. Artinya, masih ada target 8 juta UMKM yang harus dicapai hingga akhir tahun ini.
Stefan menyebutkan, pihaknya telah menyediakan ekosistem digital secara menyeluruh. Lazada juga menerbitkan program serta fitur setiap tahun.
Baca Juga: Ini Kata Lazada Soal Revisi Permendag Yang Baru
"Program seller baru kami adalah salah satu inisiatif ini, di mana kita memberi 0% biaya komisi seller di tiga bulan pertama, biaya gratis ongkir 0% untuk dua bulan pertama dan juga promosi berbayar hingga 300 ribu," kata dia.
Menurutnya, tujuan program ini adalah untuk memudahkan seller yang belum berjualan online agar dapat datang ke platform Lazada dan bisa segera memulai berjualan online.
Lalu yang ketiga, Lazada terus melakukan investasi penuh pada teknologi dan juga inovasi untuk memperluas peluang pangsa pasar e-commerce di Indonesia.
"Yang pasti semua upaya kita itu untuk memenuhi target pemerintah mencapai 30 juta UMKM onboarding digital," ucap dia.