30 Juli 2025
18:48 WIB
Laba BCA Tumbuh 8% Jadi Rp29 Triliun Pada Semester I/2025
Kenaikan laba tersebut tak lepas dari pertumbuhan kredit BCA yang sebesar 12,9% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp959 triliun per Juni 2025.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Hendra Lembong dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/7). ValidNewsID/Fitriana Monica Sari
JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan laba bersih Rp29 triliun pada semester I/2025, atau tumbuh 8% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,9 triliun.
Pencapaian kinerja laba BCA di paruh pertama 2025 ditopang oleh pendapatan bunga maupun pendapatan selain bunga. BCA mempertahankan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang mencapai 7% (yoy) menjadi Rp42,5 triliun pada semester I/2025.
Pada saat yang sama, pendapatan selain bunga naik 10,6% (yoy) menjadi Rp13,7 triliun. Total pendapatan operasional Rp56,2 triliun, naik 7,8% (yoy).
Rasio cost to income (CIR) sebesar 29,1%, turun dari 30,5% pada tahun sebelumnya.
Pendapatan tersebut tak lepas dari pertumbuhan kredit BCA yang sebesar 12,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp959 triliun per Juni 2025.
"Pertumbuhan tersebut didukung penyaluran kredit di berbagai segmen, serta terjaganya kondisi likuiditas perseroan," kata Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Hendra Lembong dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/7).
Baca Juga: BCA Siap Berikan Kredit Untuk Hilirisasi, Namun Tetap Hati-Hati
Salah satu segmen pertumbuhan tertinggi per Juni 2025 adalah kredit korporasi yang tumbuh 16,1% (yoy) mencapai Rp451,8 triliun. Kemudian, diikuti oleh kredit komersial yang naik 12,6% (yoy) menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1% (yoy) hingga Rp127 triliun.
Selain itu, lanjut dia, portofolio kredit konsumer turut meningkat mencapai 7,6% (yoy) hingga Rp226,4 triliun. Hal ini ditopang pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 8,4% (yoy) menjadi Rp137,6 triliun, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2% (yoy) mencapai Rp65,4 triliun.
Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya, di mana sebagian besar kartu kredit, tercatat sebesar 9,4% (YoY) mencapai Rp23,4 triliun.
"Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer. Penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama 2025," ujarnya.
Hendra menyebut, kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) 5,7% pada semester I/2025, membaik dari 6,4% pada tahun sebelumnya.
Kemudian, rasio non performing loan (NPL) terkelola di level 2,2%. Pencadangan NPL dan LAR memadai, masing-masing 167,2% dan 68,7%.
Ia menegaskan BCA senantiasa menyalurkan kredit secara pruden, mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dengan disiplin dalam menerapkan manajemen risiko.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh nasabah, dukungan pemerintah, otoritas, serta para pemangku kebijakan sehingga BCA dapat melalui semester pertama 2025 dengan baik,” ungkap dia.
Kredit ke Sektor Berkelanjutan
Masih dalam kesempatan yang sama, Hendra menyampaikan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 21,1% (yoy) menyentuh Rp239,7 triliun per Juni 2025, setara 24,9% dari total portofolio pembiayaan.
BCA berkomitmen menerapkan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance), antara lain melalui penyaluran kredit kendaraan bermotor listrik sekitar Rp3,2 triliun per Juni 2025.
BCA kembali menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha Kartini, menawarkan bunga spesial mulai 3,21% eff. p.a. untuk perempuan pengusaha atau usaha dengan mayoritas karyawan perempuan.
Baca Juga: Blu by BCA Proyeksi Transaksi Ramadan 2025 Lampaui Tahun Lalu
Pada segmen komersial dan UKM yang bergerak di Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan sektor pendidikan, BCA juga menawarkan bunga spesial untuk kredit produktif.
Penyaluran kredit ditopang total dana pihak ketiga (DPK) yang naik 5,7% (yoy) menyentuh Rp1.190 triliun per Juni 2025. Dana giro dan tabungan (CASA) secara konsolidasi berkontribusi sekitar 82,5% dari total DPK, tumbuh 7,3% mencapai Rp982 triliun.
Total frekuensi transaksi yang diproses BCA naik 17% (yoy) pada semester I/2025, tumbuh 3,5 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Kenaikan frekuensi transaksi tersebut ditopang oleh transaksi mobile dan internet banking yang naik 19% (yoy).