14 September 2024
12:19 WIB
Kurangi Financial Gap UMKM, KemenkopUKM Kaji Skema Pembiayaan Baru
Terdapat financial gap alias kebutuhan pendanaan serta kemampuan perbankan dan lembaga keuangan untuk membiayai UMKM. Skema pembiayaan baru digagas untuk mengatasi financial gap.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/dok
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sedang mengupayakan peningkatan akses pembiayaan melalui kajian-kajian skema pembiayaan baru, serta pendampingan kepada pelaku UKM. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi financial gap UMKM.
Ini lantaran rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan masih berkisar 20,95%. Adapun nilai kredit yang diberikan pada UMKM sebesar Rp1.540 triliun, dengan pembagian porsi kredit kepada usaha mikro sebesar 45,36%, usaha kecil sebesar 31,58%, dan usaha menengah 23,06%.
“Berdasarkan survei Bank Indonesia (BI) saat ini terdapat 69,5% UMKM masih belum menerima kredit. Dari jumlah tersebut sebanyak 43,1% UMKM mengaku memerlukan pembiayaan dari perbankan. Sehingga masih banyak UMKM yang masih membutuhkan pendanaan,” kata Asisten Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi UKM, Ali Manshur dikutip Sabtu (14/9).
Baca Juga: Teten Minta Pemerintahan Selanjutnya Perluas Akses Pembiayaan UMKM Lewat Credit Scoring
Dia menerangkan atas kondisi tersebut, menyebabkan terjadinya financial gap UMKM di Indonesia karena belum tersentuh dukungan pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. Nilai financial gap ini pun cukup besar, mencapai Rp1,6 triliun.
Ali menyebut, pihaknya saat ini sedang melakukan berbagai kajian terkait skema pembiayaan baru untuk mendukung peningkatan akses pembiayaan bagi UKM, khususnya bagi pelaku usaha penyedia barang/jasa pemerintah dan pembiayaan rantai pasok.
“Skema pembiayaan ini diharapkan dapat memperluas akses permodalan sehingga mampu mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan usaha UKM,” kata dia.
BisLaF 2024
Salah satu upaya yang dilakukan adalah lewat program pendampingan Bisnis Layak Funding (BisLaF) 2024 hasil kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) dan PT Wirausaha Sejahtera Indonesia (Wiseco.id).
Ali menjelaskan, program ini menjadi momentum bagi para pelaku usaha untuk bertransformasi menjadi lebih baik, memiliki fundamental bisnis yang kokoh, manajemen bisnis yang tertata, dan meningkatkan kapasitas dan kualitas bisnisnya.
Tercatat ada sebanyak 6 region telah dilaksanakan pendampingan di antaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan terakhir Nusa Tenggara Barat.
"Dari ribuan UMKM yang menjadi peserta dalam program ini, beberapa telah mendapatkan pendanaan di antaranya Inagi (PT Inovasi Anak Negeri), Ruthob Rayan (PT Rayan Barokah Utama), dan Ayam Penyet Bandung. Sementara puluhan peserta UKM lainnya sedang dalam proses pendanaan, dengan nilai miliaran rupiah," katanya.
Selain itu sebanyak 1.900 lebih pelaku UMKM telah terjaring dalam program ini dan 180 UKM di antaranya telah didampingi secara intensif.
Baca Juga: Pengganjal Laju Langkah UMKM Perempuan
“BisLaF menjadi jembatan UKM untuk meraih pendanaan dengan lebih mudah dan sesuai dengan kebutuhan mereka. UKM ini dipersiapkan untuk dipertemukan dengan funder dan juga investor swasta secara langsung melalui kegiatan pitching,” kata Ali.
Tercatat ada 10 funder atau penyandang dana telah bergabung dalam program ini untuk mendukung akses pembiayaan bagi pelaku UKM. Penyandang dana dan investor tersebut adalah BNI, BRI, BSI, Mandiri, dan LPEI, URUN RI, DanaHub, Shafiq, Bizhare, dan Alami Sharia, serta beberapa investor swasta.
Pendanaan dari penyandang dana nantinya diharapkan dapat membantu mengembangkan bisnis para UKM peserta BISLAF sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
“BisLaF ini menjadi salah satu strategi KemenKopUKM untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UKM. Saya mewakili pemerintah merasa berbangga dan berbahagia jika program ini dapat membuat sebanyak mungkin pemilik bisnis untuk tumbuh berkembang dan siap untuk lebih berdaya saing,” ujar Ali.
Selain itu, Ali juga menyampaikan apresiasi secara khusus untuk CEO wiseco.id Rizky Wihardi beserta timnya, Peneliti dan Akademisi UKM Dr. Suwandi, para funder, dan semua pihak yang telah mendukung dan terlibat program BISLAF ini.
Dalam kesempatan yang sama, Rizky Wihardi berpesan kepada para UKM peserta, untuk fokus membangun Bisnis Layak Funding alias BISLAF.
“Kami berharap ini bukan hanya untuk sukses mendapatkan funding saja, namun justru agar mempersiapkan peserta menjadi perusahaan yang layak funding,” ucapnya.