14 September 2023
15:16 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
JAKARTA - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M Afif Hasbullah menyatakan, pihaknya tengah melakukan investigasi terhadap beberapa produsen beras terkait dugaan monopoli gabah petani sehingga mengerek harga beras naik tinggi.
Salah satu produsen yang dipanggil adalah PT Wilmar Padi Indonesia (WPI).
Afif menuturkan, KPPU telah memanggil pihak WPI untuk dimintai keterangan. Afif berharap dengan pemanggilan ini, pihaknya bisa mengetahui mekanisme penyerapan gabah dari petani, pembentukan harga di pasar, hingga penguasaan pasar di suatu wilayah.
Sekadar mengingatkan, beberapa waktu belakangan, mencuat isu soal WPI memonopoli harga gabah petani di wilayah Banten.
“Hari ini Rabu (13/9) kita juga panggil salah satu pelaku usaha (WPI), kita minta infonya dari dia. Masukan terkait harga beras ini naik akhir-akhir ini,” kata Afif saat ditemui di Komisi VI DPR RI, dikutip Kamis (14/9).
Tak hanya pemanggilan terhadap WPI, KPPU juga akan melakukan pemanggilan bagi pelaku usaha penggilingan padi besar lainnya. Meski demikian, Afif mengaku belum bisa menyebutkan apa saja penyebab naiknya harga beras saat ini.
“Habis ini KPPU akan panggil lagi pelaku usaha yang lain, cari informasi panggil-panggil produsen aja. Kita panggil dulu yang lain, kita olah datanya,” tutur Afif.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Gudang Wilmar di Serang, Banten, Selasa (12/9).
Dari kunjungan tersebut, Arief menyampaikan, pasokan GKP ke salah satu penggilingan besar milik WPI menurun drastis. Stok GKP pada hari itu juga hanya tersedia 250 ton untuk giling beberapa hari ke depan.
Dia menyimpulkan, penurunan ini dipicu siklus produksi saat ini berada di musim panen gadu sehingga produksinya jauh dari hasil panen raya. Ditambah lagi, fenomena El Nino.
“Penggilingan padi baik kecil, besar, korporasi swasta juga mengalami penurunan pasokan GKP. Saat ini tantangan yang sebenarnya bukan di penggilingan padi, karena ini hal yang bagus dengan banyaknya penggilingan padi di Indonesia. Tantangan utamanya adalah bagaimana kita bersama menggenjot produksi nasional,” kata Arief.
Menurut Arief, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mendorong produksi beras nasional adalah merevitalisasi alat di penggilingan padi skala kecil agar tidak kalah bersaing.
Selain itu, kualitas giling yang dihasilkan dapat menjadi beras kualitas premium.
Sementara itu, General Manager Kawasan Industri Terpadu Wilmar Serang Tenang Sembiring menampik tudingan monopoli beras yang dilakukan pihaknya. Menurutnya, WPI saat ini hanya menyerap 2,5% dari keseluruhan produksi padi yang ada di wilayah Banten.
"Kami mulai produksi sejak Juni 2022. Selama Januari hingga Agustus 2023 jumlah gabah petani yang diserap ada sampai 69,8 ribu ton. Sementara produksi gabah di Banten diperkirakan di angka 1,5 juta ton,” ucapnya.
Mengacu hal tersebut, persentase penyerapan gabah petani oleh pihaknya mencapai sekitar 2,5%.
“Jadi bagaimana kami bisa melakukan monopoli dan menentukan harga, sementara suplier kami juga berasal dari penggilingan padi di wilayah ini,” ucap Tenang.
Dia melanjutkan selama Agustus 2023, WPI Serang hanya menyerap GKP 5% dari rata-rata realisasi produksi atau sekitar 200 ton per hari. Selain itu, Tenang juga bilang, sejak pekan awal Agustus 2023, pihaknya hanya menyerap 1.750 metrik ton (MT) gabah.
“Kami akan stop supply beras karena tidak ada lagi stok gabah per hari ini, hanya ada stok 350 MT saja." ujarnya.