c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

18 Februari 2025

19:09 WIB

Korsel Lirik Investasi Di Indonesia, Airlangga Tawarkan Mineral Kritis

FKI bakal menggelar misi bisnis di Indonesia yang diikuti perusahaan besar yang akan mengembangkan investasi. Salah satu sektor utama yang dapat dilakukan kerja sama yaitu terkait mineral kritis.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Korsel Lirik Investasi Di Indonesia, Airlangga Tawarkan Mineral Kritis</p>
<p id="isPasted">Korsel Lirik Investasi Di Indonesia, Airlangga Tawarkan Mineral Kritis</p>

CEO dan Vice Chairman Federation of Korean Industries (FKI) Kim Chang-beom saat bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  di Jakarta. Sumber: Kemenko Perekonomian

JAKARTA - CEO dan Vice Chairman Federation of Korean Industries (FKI) Kim Chang-beom menyampaikan minat untuk meningkatkan kerja sama bisnis dengan Indonesia lewat kunjungan misi bisnis yang akan dilaksanakan pada bulan April 2025. FKI meminta dukungan Pemerintah Indonesia untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Misi bisnis ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama bisnis dan ekonomi bilateral, khususnya di bidang investasi baru, termasuk ekspansi investasi industri Korea Selatan di Indonesia,” ungkap Vice Chairman Kim dalam keterangan resmi, Selasa (18/2).

Misi bisnis akan diikuti oleh sejumlah perusahaan besar Korea yang telah berinvestasi maupun yang hendak mengembangkan investasinya di Indonesia, seperti Lotte Group, Hyundai Motor Company, LG Group, SK Group, Posco Holdings, CJ, EcoPro, Doosan Enerbility, dan LX International.

Baca Juga: Korea Dan China Bakal Suntik Modal Rp80 T Untuk Pabrik Baterai EV

Kim juga sepakat untuk memberikan dukungan investasi yang sejalan dengan program prioritas Pemerintah Indonesia, seperti rantai pasok kendaraan listrik dan baterai, memfasilitasi kemajuan industri, transfer teknologi, dan penciptaan lapangan kerja, serta mendukung program ketahanan pangan Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi dan mendukung rencana tersebut dan mendorong peningkatan realisasi proyek investasi perusahaan Korea di Indonesia.

“Indonesia sangat terbuka bagi perusahaan Korea untuk berinvestasi dan mengembangkan usahanya,” ujar Menko Airlangga.

Menurutnya, kerja sama tersebut akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok internasional di tengah dinamika perdagangan global yang semakin kompleks.

Pasalnya, membangun kemitraan erat dengan negara yang memiliki pengalaman dan teknologi maju dinilai menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing industri nasional, mempercepat alih teknologi, dan membuka akses pasar yang lebih luas.

Airlangga juga menyampaikan bahwa salah satu sektor utama yang dapat dilakukan kerja sama yaitu terkait mineral kritis, di mana investasi Posco dan Lotte di Indonesia cukup signifikan dan masih berpeluang untuk semakin dikembangkan.

Turut hadir mendampingi Menko Airlangga pada pertemuan tersebut, yakni Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi.

Sekadar informasi, Korea Selatan merupakan mitra dagang Indonesia yang paling penting di kawasan Asia Timur. Hal ini terbukti dari capaian perdagangan bilateral tahun lalu yang totalnya tercatat US$18,3 juta.

Baca Juga: KCC Glass Investasi Rp4 T, Mulai Produksi November 2024

Berdasarkan data Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia, ekspor Indonesia ke Korea periode 2017-2022 cenderung mengalami kenaikan signifikan, yaitu US$9,57 juta (2017), US$11,16 juta (2018), US$8,82 juta (2019), US$759 juta (2020), US$10,72 juta (2021), dan US$15,735 juta (2022). Komoditas yang paling sering diekspor antara lain batu bara, gas, tambang tembaga, bahan tanaman, pakaian, dan peralatan video.

Sementara itu, untuk impor yang dilakukan Indonesia ke Korea juga terus naik di periode yang sama, yaitu dari US$8,4 juta (2017), US$8,83 juta (2018), US$7,65 juta (2019), US$6,31 juta (2020), US$8,55 juta (2021), dan US$10,21 juta (2022). Adapun komoditas yang paling banyak diimpor terdiri dari resin sintetis, pelat baja, produk minyak bumi, tekstil, semi konduktor, dan karet sintetis.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar