17 April 2023
10:05 WIB
JAKARTA – Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto mengatakan, komitmen investasi yang didapat Indonesia sebagai Official Partner Country pada ajang Hannover Messe 2023 mencapai 200 kali lipat dari target.
"Saat ini, sebelum pembukaan, komitmen investasi sudah mencapai Rp30 triliun atau 200 kali lipat lebih. Sudah melebihi angka yang ditargetkan," kata Eko di Hannover, Jerman, Minggu (16/4) seperti dilansir Antara.
Eko menambahkan, terdapat 19 perjanjian kerja sama baru yang ditandatangani pada ajang Hannover Messe 2023.
"Salah satu sasaran partisipasi Indonesia sebagai partner country Hannover Messe 2023, yaitu terwujudnya kerja sama industri dan penanaman modal asing. Ada beberapa perjanjian kerja sama yang akan ditandatangani, yaitu kesepakatan G to B (Government to Business) dan kesepakatan B to B (Business to Business)," katanya.
Dia menyampaikan, 19 perjanjian kerja sama tersebut terdiri dari tiga perjanjian G to B dan 13 perjanjian B to B.
Baca Juga: Dubes RI Untuk Jerman: Indonesia is Open for Business
Perjanjian yang ditandatangani Minggu (16/4) mencakup kerja sama di bidang industri semikonduktor, tenaga surya, peralatan medis, pengelolaan limbah, industri kimia, pengembangan milling CNC, Internet of Things, industri digital, sistem pengisian dan baterai kendaraan listrik, investasi dan kawasan industri, keberlanjutan dan transisi energi, sumber daya manusia, serta startup dan inovasi.
Penandatanganan kerja sama industri itu diharapkan dapat membawa banyak perubahan dalam peningkatan industri di berbagai bidang dan juga membuka akses pasar industri yang lebih luas.
Eko mengatakan, DPR menyetujui anggaran sebesar Rp140 miliar untuk penyelenggaraan Indonesia sebagai official partner country di ajang Hannover Messe 2023.
Kemenperin kemudian membidik target komitmen investasi sebesar 100 kali lipat dari anggaran yang disetujui tersebut atau senilai Rp14 triliun. Dengan demikian, capaian Rp30 triliun mencapai 214 kali lipat dari target.
"Alhamdulillah bisa terpenuhi, karena kampanye kita masif sejak ditetapkan sebagai official partner country Hannover Messe 2023," ucap Eko.
Beberapa upaya yang dilakukan yakni konferensi pers, kampanye di berbagai media televisi, cetak, dan online atau daring, diseminasi, hingga promosi media sosial dimana-mana.
"Hal tersebut membuat orang yang tidak tahu menjadi tahu. Orang yang sudah tahu menjadi yakin dan orang yang yakin kemudian akan mencari mitra nya," ujar Eko.
Eko menambahkan, Kemenperin sebagai pembina industri berupaya untuk menjaga iklim investasi, memastikan kemudahan perizinan, hingga mengawal rencana investasi hingga terimplementasi.
"Selain itu, investasi yang masuk juga akan mempertimbangkan mitra yang ada di dalam negeri. Sesuai dengan Undang-undang tentang Perindustrian, industri kan harus masuk kawasan industri. Dengan begitu industri dipercaya lebih baik," kata Eko.
Eko optimistis bahwa nilai komitmen investasi tersebut akan semakin meningkat hingga penyelenggaraan Hannover Messe 2023 selesai digelar.
"Target sudah kita capai, lebih dari itu adalah bonus. Semakin pencapaian melebihi target maka akan semakin baik," ucap Eko.
Rp200 Miliar dari Industri Daur Ulang
Industri daur ulang Indonesia menandatangani kerja sama berupa nota kesepahaman dengan industri asal Singapura senilai Rp200 miliar untuk mendaur ulang kemasan plastik berbahan polietilena ereftalat (PET) di ajang Hannover Messe 2023.
Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh dua perusahaan asal Indonesia yaitu PT Daur Ulang Gemilang dan PT Bumi Lancar, sementara dari Singapura yakni Indus Venture Ea Ltd.
“Pabriknya baru selesai dibangun dengan kapasitas produksi 25.000 ton di Jombang, Jawa Timur. Ini menggunakan teknologi dari Jerman,” kata Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman di Hannover, Jerman, Minggu (16/4).
Adhi mengatakan industri daur ulang Indonesia akan menyuplai sampah plastik yang akan didaur ulang di pabrik tersebut untuk menghasilkan produk kemasan yang dapat digunakan kembali oleh industri makanan dan minuman di Indonesia.
“Produknya nanti dapat digunakan untuk mengemas makanan dan minuman, karena food grade atau aman kontak langsung dengan makanan,” ujar Adhi.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) Christine Halim mengatakan bahwa teknologi dari Jerman yang digunakan dapat mengonversi bahan baku daur ulang plastik untuk mampu memproduksi kemasan food grade.
Baca Juga: Produk Vokasi Indonesia Ramaikan Hannover Messe 2023
Oleh karena itu, produk akhir yang diproduksi aman digunakan oleh industri makanan dan minuman di dalam negeri.
“Salah satu mitra kami sudah menggunakan kemasan yang dihasilkan. Ada beberapa perusahaan lokal yang akan memakai, karena sudah ada peraturannya untuk mengurangi sampah plastik,” kata Christine.
Adapun aturan yang dimaksud yakni Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P75/MENLHK/SETJEN/KUM1/10/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen.
Diketahui, Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang menjadi negara mitra resmi di Hannover Messe sebanyak tiga kali.
Sebanyak 157 co-exhibitor akan berpartisipasi di Paviliun Indonesia di Hannover Messe Fairground yang terdiri dari pelaku usaha, pelaku industri, dan asosiasi, serta akan dipamerkan juga mengenai konsep pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus dan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hannover Messe juga diyakini sebagai sarana untuk berkolaborasi antara investor luar dengan industri yang ada Indonesia.