06 Oktober 2025
20:39 WIB
Kombinasi Sumber Energi Terbarukan Bakal Gantikan PLTU Cirebon-1
Pembangkit energi terbarukan berbasis gas, surya, sampai PLTSa dirancang untuk menggatikan PLTU Cirebon-1 yang bakal disuntik mati.
Penulis: Yoseph Krishna
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1. Dok Indonesia Investment Authority (INA)
JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan pemerintah terus mengkaji pembangkit listrik energi terbarukan yang cocok untuk menggantikan PLTU Cirebon-1 di Jawa Barat.
Pascasuntik mati Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon-1, Eniya menjelaskan besar kemungkinan listrik yang selama ini ditopang dari pembangkit tersebut bakal digantikan dengan skema kombinasi energi terbarukan.
"Kita minta hitungannya dulu, itu nanti campur gas juga karena itu low carbon, lalu kombinasi photovoltaic, lalu ada kombinasi wind, lalu baterai," sebut Eniya kepada awak media selepas gelaran Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2025, Senin (6/10).
Baca Juga: Pemerintah Bakal Suntik Mati PLTU Cirebon-1 Tahun 2032
Di samping itu, Eniya juga tak menutup kemungkinan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) bakal dimanfaatkan sebagai pengganti ketika nantinya PLTU Cirebon-1 resmi disuntik mati oleh pemerintah.
"Termasuk juga sampah, itu masuk juga karena dananya ditaruh ke sampah juga untuk mendukung. PLTSa itu sebentar lagi keluar (regulasi), tinggal paraf terakhir," imbuh dia.
Dia mengatakan pensiun dini PLTU sudah termaktub dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2025 tentang Peta Jalan (Road Map) Transisi Energi Sektor Ketenagalistrikan.
Soal pendanaan, dia mengungkapkan Asian Development Bank seyogianya harus tetap bergabung dalam komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP) yang notabene dipimpin oleh Jerman dan Jepang.
"Di situ (JETP) juga ada pembahasan. Nah, ini sebetulnya tinggal di Kementerian Keuangan, kalau di kita secara regulasi sudah kita siapkan Permen ESDM Nomor 10/2025, sudah terbit, tinggal kepastian dana dan tinggal Pak Menteri mengeluarkan Kepmen," jabar Eniya.
Baca Juga: Bahlil Nantikan Dana ADB Untuk Suntik Mati PLTU Cirebon-1
Selain suntik mati, Eniya terdapat juga solusi lain untuk menekan emisi dari PLTU, seperti cofiring menggunakan biomassa, retrofitting, hingga penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS).
"Termasuk juga moratorium Coal Fired Power Plant (CFPP). Jadi, ada moratorium dari PLTU yang saat ini dilakukan, tapi masih ada sedikit karena pada masa 10 tahun lalu masih ada pembangunan 35.000 MW dari PLTU. Ini masih sisa sekarang dan kita dorong masuk ke renewable energy lebih banyak," katanya.
Lebih lanjut, Eniya mengakui Inggris menjadi salah satu negara percontohan yang sukses melaksanakan suntik mati PLTU batu bara. Setelah 143 tahun memakai PLTU batu bara, Inggris pada akhirnya berhasil keluar dari ketergantungan terhadap energi fosil.
"Jadi, dia (Inggris) baru saja menyampaikan bahwa dia mematikan satu PLTU-nya tahun ini dan itu setelah 143 tahun memakai fosil. Jadi di pembahasan internasional kemarin, di APEC, diumumkan bahwa itu baru pertama kali dilakukan," pungkas Eniya Listiani Dewi.