c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 April 2024

08:34 WIB

KKP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus

BRPBAP3 Maros sediakan 2 hektare lahan untuk budi daya udang tradisional plus di Instalasi Tambak Silvofishery Marana.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p>KKP Luncurkan <em id="isPasted">Pilot Project</em> Budi Daya Udang Tradisional Plus</p>
<p>KKP Luncurkan <em id="isPasted">Pilot Project</em> Budi Daya Udang Tradisional Plus</p>

Ilustrasi. Warga memanen udang vaname di salah satu tambak Depok, Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menebar sebanyak 1.200 ekor bibit udang di Instalasi Tambak Silvofishery Marana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan dalam program Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus.

Program tersebut digarap oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM-KP) melalui Balai Riset Perikanan Budi Daya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros berkolaborasi dengan eFishery dan UNIDO.

Piloting project itu dilakukan di lokasi yang telah ditetapkan sebagai Smart Fisheries Village (SFV) berbasis Unit Pelaksana Teknis (UPT). Tak tanggung-tanggung, BRPBAP3 Maros menyediakan lahan seluas 2 hektare khusus program tersebut.

Baca Juga: Udang Sumbang Hampir 40% Ekspor Perikanan RI

"BRPBAP3 Maros menyediakan tambak tradisional seluas 2 hektare. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi sebesar-besarnya untuk eFishery dan UNIDO yang memilih Instalasi Tambak Silvofisheries Marana sebagai lokasi piloting project budi daya udang tradisional plus," ucap Kepala BRPBAP3 Maros A. Indra Jaya Asaad dalam keterangan tertulis, Kamis (25/4).

Indra menilai piloting project itu dilakukan secara lebih berkelanjutan dari sisi lingkungan. Pasalnya, budi daya dilakukan tanpa mengonversi lahan produktif, serta mampu mempertahankan area bakau.

"Pengembangan tambak udang tradisional plus lebih berkelanjutan secara lingkungan karena tidak mengonversi lahan produktif, mampu mempertahankan area bakau, rendah jejak karbon, serta lebih ramah lingkungan," sebutnya.

Sementara itu, Vice President Public Affair eFishery Muhammad Chairil menyebut piloting project program itu jadi langkah strategis untuk melaksanakan budi daya udang dengan teknologi yang dikembangkan oleh eFishery.

"Teknologinya dikembangkan eFishery, sedangkan untuk Standar Operasional Prosedur (SOP) disusun oleh UNIDO," jelas Chairil.

Jadi Acuan
Global Quality and Standards Programme (GQSP) UNIDO Indonesia Boedi Juliati menambahkan pihaknya telah mengembangkan SOP budi daya udang tradisional plus yang bakal diaplikasikan di Instalasi Tambak Silvofishery Marana.

SOP tersebut, sambung Boedi, jadi strategi untuk mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan produksi dan ekspor komoditas udang nasional.

Dengan luasan tambak tradisional yang besar, dirinya menyebut peningkatan produktivitas seyogianya juga harus berdampak besar bagi kesejahteraan pembudidaya kecil.

"Di samping itu, budidaya udang tradisional juga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan terlebih apabila disertai dengan pemeliharaan dan penanaman kembali hutan bakau di sekitarnya," ujar dia.

Boedi menambahkan, prosedur operasional budi daya udang tradisional plus itu juga akan diterapkan sebagai acuan untuk budi daya pembesaran udang vaname yang dimulai dari persiapan tambak, persiapan dan manajemen kualitas air, penebaran benur, pembesaran udang, manajemen pakan, serta pelaksanaan panen.

Baca Juga: Gandeng Kebumen, KKP Bangun Shrimp Estate Pertama Indonesia

"Tujuan prosedur ini adalah sebagai pedoman untuk meningkatkan produktivitas tambak dan pendapatan petambak melalui penerapan cara budidaya udang yang baik dan benar untuk menghasilkan udang yang berkualitas tinggi, ramah lingkungan, terjamin keamanan pangannya, efisien, menguntungkan, dan berkelanjutan," pungkas Boedi Juliati.

KKP menggencarkan pembangunan tambak udang modern dan ramah lingkungan untuk meningkatkan produksi secara nasional. Langkah tersebut sebagai upaya mencapai target produksi udang sebanyak 2 juta ton pada 2024. Angka ini naik dari produksi 2023 sebesar 1,097 juta ton.

Berdasarkan data KKP, udang menempati posisi teratas komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia dengan nilai ekspor sebesar US$2,16 miliar pada tahun 2022.

Sebagai informasi, pada 2023 KKP telah membangun modeling budidaya udang berbasis kawasan di Kebumen seluas 60 ha. KKP juga melakukan revitalisasi kluster tambak udang di delapan lokasi yaitu Aceh Timur, Lampung Timur, Sumbawa, Mamuju, Muna dan Morowali Utara. Pekerjaan revitalisasi tambak tersebut telah selesai 100% pada bulan November 2023.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar