24 Januari 2024
18:02 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengunjungi lokasi budidaya pembesaran tuna di laut Izmir, Turki. Teknologi budidaya ini rencananya siap diadopsi di Indonesia untuk mendongkrak hasil perikanan bernilai ekonomi tinggi tersebut.
"Beberapa wilayah perairan kita merupakan tempatnya ikan tuna, sehingga kita perlu inovasi agar komoditas ini produktivitasnya meningkat dan keberlanjutannya terjaga," ujar Menteri Trenggono dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu (24/1).
Tuna yang dibudidayakan di Laut Izmir berjenis Atlantic Bluefin Tuna (Thunnus thynnus). Tuna tersebut berasal dari hasil penangkapan di alam dengan cara digiring perlahan-lahan ke lokasi budidaya.
Proses pembesaran memakan waktu lima sampai enam bulan di keramba berukuran 50 sampai 60 meter pada kedalaman hingga 18 meter. Selama pembesaran, tuna diberi pakan ikan-ikan pelagis.
Baca Juga: Tarif Ekspor Olahan Tuna ke Jepang Jadi 0%
Kunjungan Menteri Trenggono bertepatan saat dilakukan panen tuna. Ikan-ikan hasil panen langsung dibawa ke Jepang menggunakan kapal angkut.
"Tuna dibekukan di kapal pada suhu minus 60⁰ C dan langsung berlayar ke Jepang. Ini yang membuat kualitas tuna terjaga dan harganya semakin tinggi. Harga tuna ditentukan berdasarkan grade di pasarnya," pungkas Trenggono.
Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor tuna di pasar dunia. Berdasarkan data KKP, tuna bersama tongkol dan cakalang termasuk sebagai komoditas unggulan ekspor hasil perikanan Indonesia dengan nilai USS927,18 juta pada tahun 2023.
Sebelumnya, saat puncak Hari Ikan Nasional, Selasa (21/11/2023), Trenggono menyebut pengembangan budi daya ikan tuna dinilai potensial di Indonesia untuk mewujudkan produksi yang lebih berkelanjutan.
"Ini salah satu juga yang akan kita kerjakan di tahun depan untuk kemudian kita bisa melakukan budidaya tuna yang rencananya nanti akan dikembangkan di Indonesia," kata Trenggono usai menghadiri acara puncak Hari Ikan Nasional di Lapangan Banteng, di Jakarta.
Trenggono menyebutkan jumlah produksi ikan tuna Indonesia termasuk yang paling besar di dunia. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), tren produksi ikan tuna di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.
Produksi tuna di Indonesia mencapai angka sekitar 320 ribu ton pada 2020 dan meningkat menjadi 340 ribu ton pada 2021.
Namun, dia menyayangkan bahwa produksi ikan tuna di Indonesia masih banyak dihasilkan melalui penangkapan-penangkapan di laut. Padahal, menurut Trenggono, kegiatan budi daya menjadi cara yang lebih berkelanjutan dalam produksi di sektor perikanan dibandingkan dengan penangkapan.
Baca Juga: Pemkab Biak: Realisasi Ekspor Ikan Tuna Ke Jepang Capai 140 Ton
"Di beberapa negara maju seperti di Australia dan Turki, mereka sudah melakukan tuna farming atau budi daya tuna. Di tengah laut mereka lakukan. Di Indonesia, masih melakukan penangkapan-penangkapan, sementara pemijahan tuna itu besar, itu ada di Indonesia," kata dia.
Budi daya ikan, lanjutnya, penting sebagai upaya untuk menjaga populasi dan kelestarian ekosistem laut. Melalui pengembangan budi daya, dia ingin Indonesia dapat menjadi juara dunia pada komoditas produk perikanan dan mampu mengalahkan negara-negara maju lainnya.
"Contohnya Norwegia punya satu komoditi salmon, tapi dia luar biasa. Dia menguasai pasar yang nilainya ratusan triliun, pasar salmon itu tidak kurang dari 30 miliar dolar. Dan Norwegia melakukan riset tidak kurang dari 50 tahun dan sekarang dia menjadi juara," pungkasnya.