c

Selamat

Minggu, 9 November 2025

EKONOMI

12 Januari 2024

14:47 WIB

Tarif Ekspor Olahan Tuna ke Jepang Jadi 0%

Tarif ekspor olahan tuna 0% ke Jepang berlaku untuk empat komoditas, yakni tuna kaleng, cakalang kaleng, katsuobushi dan tuna lainnya.

Editor: Fin Harini

Tarif Ekspor Olahan Tuna ke Jepang Jadi 0%
Tarif Ekspor Olahan Tuna ke Jepang Jadi 0%
Pengolahan Ikan Tuna di Kabupaten Pulau Morotai Maluku Utara. Humas KKP/Dok

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menuntaskan kesepakatan penurunan penurunan  pos tarif ekspor 0% untuk 4 komoditas tuna olahan ke Jepang. Zero tarif ekspor tersebut berlaku untuk tuna kaleng dan cakalang kaleng dari semula 9,6% menjadi 0%. Serta, dua pos tarif katsuobushi dengan HS Code 1604.14-091 dan tuna lainnya HS Code 1604.14-099, semula 9,6% menjadi 0%.

"Alhamdulillah setelah rangkaian perundingan, akhirnya tercapai kesepakatan tarif 0% untuk tuna tersebut. Ini kado dari KKP untuk pelaku usaha tuna," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo melalui keterangan tertulisnya, Jumat (12/1/2024).

Budi memaparkan dua pos tarif 0%, khususnya katsuobushi, berlaku dengan persyaratan sertifikat yang menyatakan bahan baku cakalang dengan panjang minimal 30 cm. 

Kesepakatan ini akan berlaku efektif paling cepat akhir 2024 setelah proses ratifikasi antar kedua negara selesai.

Baca Juga: Pemkab Biak: Realisasi Ekspor Ikan Tuna Ke Jepang Capai 140 Ton

"Tentu ini sejalan dengan upaya peningkatan ekspor tuna mengingat kita sudah mencanangkan tahun 2024 sebagai tahun tuna," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Budi menyebut Jepang sebagai salah satu negara tujuan ekspor utama produk perikanan Indonesia dan sangat berpotensi untuk terus ditingkatkan ekspornya, terutama tuna-cakalang.

Jepang merupakan impotir tuna-cakalang nomor 2 di dunia dengan nilai impor sebesar US$2,2 miliar, dengan pangsa 13% pada tahun 2022. Di urutan pertama, ada Amerika Serikat dengan pangsa 15%.  

Sementara, negara pemasok utama tuna-cakalang ke Jepang adalah Taiwan (18%), China (11%), Thailand (11%), sedangkan Indonesia berada di urutan ke-6 dengan pangsa 7%.  

Adapun untuk 4 kode HS tuna-cakalang olahan, impor Jepang sebesar US$395 Juta dengan pemasok utama adalah Thailand (58%), disusul Indonesia (18%), Filipina (16%), dan Vietnam (4%).

Pada periode Januari–November 2023, ekspor produk perikanan Indonesia ke Jepang tercatat sebesar US$632,7 juta. Nilai tersebut berasal dari produk udang (45%), tuna-cakalang (25%), mutiara (8%), rajungan (5%), dan cumi-sotong-gurita (3%).  

Sementara itu, nilai ekspor untuk 4 kode HS tuna olahan yang telah disepakati menjadi 0%, pada periode tersebut mencapai US$47,6 juta atau 30% terhadap nilai ekspor tuna-cakalang Indonesia ke Jepang.

Kendati sudah disepakati, Budi menyebut Indonesia mengusulkan persyaratan sertifikasi panjang bahan baku cakalang minimal 30 cm diintegrasikan dengan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) yang telah diharmonisasikan dengan Japan Catch Documentation Scheme (JCDS).

"Sehingga SHTI dapat digunakan untuk memfasilitasi persyaratan dimaksud," ujar Budi.

Usai kesepakatan tersebut, KKP juga tengah melakukan penguatan dan pengaturan di Unit Pengolah Ikan (UPI) yang akan memanfaatkan tarif preferensi 0% tersebut.  Terutama terkait persyaratan cakalang ukuran minimal 30 cm, antara lain melalui registrasi, penguatan standar operasional prosedur, pakta integritas dan ketertelusuran ikan.

"Ini secara pararel akan kita kawal, agar UPI dapat menikmati tarif 0% tersebut," tutupnya.

Baca Juga: KKP Lepas Ekspor Ikan Labuan Bajo ke Malaysia dan Singapura

Sebagai informasi, pemerintah sempat menggelar pertemuan Intersesi Penyelesaian Perundingan Perubahan Protokol Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) pada 22–24 November 2023 di Tokyo, Jepang.

Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Direktur Perundingan Bilateral, Kementerian Perdagangan selaku Chief Negotiator (CN) Indonesia dan pihak Jepang dipimpin oleh Mr. Atsusi Taketani, Deputy Director General, Ministry of Foreign Affairs, Jepang.

Ketua Delri didampingi oleh Nilanto Perbowo yang juga menjabat sebagai Fungsional Ahli Utama Pengelola Produksi Perikanan Tangkap selaku Chief Negotiator KKP, Direktur Pemasaran, perwakilan Direktorat Kepelabuhanan Perikanan, Atase Perdagangan KBRI Tokyo, serta Tim dari Direktorat Perundingan Bilateral dan ITPC Osaka, Kementerian Perdagangan.

Selain Indonesia, otoritas Jepang juga telah lebih dahulu memberikan eliminasi tarif untuk pos tarif tuna kaleng Filipina, Thailand, dan Vietnam.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar