c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

05 Maret 2025

16:13 WIB

Kini Sentuh US$87.000, Bitcoin Alami Volatilitas Akibat Kebijakan Tarif Impor AS

Dalam satu pekan terakhir, harga Bitcoin telah berfluktuasi pada rentang US$78.000-US$94.000 yang mencerminkan tingginya volatilitas di pasar kripto belakangan ini.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p id="isPasted">Kini Sentuh US$87.000, Bitcoin Alami Volatilitas Akibat Kebijakan Tarif Impor AS</p>
<p id="isPasted">Kini Sentuh US$87.000, Bitcoin Alami Volatilitas Akibat Kebijakan Tarif Impor AS</p>

Pelaku bisnis Kripto, Nanda Rizal memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Malang, Jawa Timur, Sabtu (12/3/2022). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto

JAKARTA - Harga Bitcoin mengalami kenaikan hari ini ke US$87.000 setelah sempat terkoreksi menyentuh level US$82.000 pada Selasa (4/3) lalu. Dalam satu pekan terakhir, harga Bitcoin telah berfluktuasi pada rentang US$78.000-US$94.000 yang mencerminkan tingginya volatilitas di pasar kripto belakangan ini.

"Volatilitas dan dinamika pasar tersebut turut dipengaruhi oleh sentimen kebijakan khususnya terkait tarif impor dan dinamika inisiatif kripto pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump," kata Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin dalam analis tertulis, Rabu (5/3).

Pantauan Validnews pada pukul 14.50 WIB BTC bergerak di sekitar US$87.604 turun 5,01% dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar BTC berada di US$2,88 triliun naik 4,33%, sedangkan total volume market Bitcoin dalam 24 jam US$145,53 miliar turun 19,51%.

Fahmi melihat volatilitas kripto turut didorong oleh sejumlah faktor. Pertama, kekhawatiran para pelaku pasar terhadap potensi implikasi perang dagang.

"Mereka khawatir, khususnya terhadap kenaikan inflasi dan tekanan pertumbuhan ekonomi masih cukup tinggi, terlepas dari data inflasi PCE bulan Januari yang menunjukkan adanya penurunan," ucap Fahmi.

Selain itu, realisasi perubahan kebijakan kripto AS yang lebih suportif. Kejelasan mengenai dukungan pemerintah AS terhadap inovasi-inovasi di industri kripto secara umum, atau tidak terbatas hanya pada proyek-proyek tertentu, juga masih menuai sorotan.

Psikologi pasar mengacu indeks Fear & Greed saat ini masih berada dalam level Extreme Fear. Situasi ini turut menggarisbawahi tingginya tingkat ketidakpastian pasar kripto saat ini di benak mayoritas pelaku pasar di tengah dinamika yang ada.

Baca Juga: Pasar Kripto Alami Koreksi Dalam, Apakah Bull Run Bitcoin Telah Berakhir?

Presiden AS Donald Trump akan menggelar KTT Kripto pertama di Gedung Putih pada 7 Maret 2025 ini, dengan dihadiri eksekutif perusahaan kripto terkemuka seperti Coinbase (CEO Brian Armstrong), Chainlink Labs (pendiri Sergey Nazarov), Exodus (CEO J.P. Richardson), dan Strategy (sebelumnya MicroStrategy, Michael Saylor).

CEO Robinhood, Vlad Tenev, juga memberi sinyal kehadiran. Agenda KTT belum disampaikan secara eksplisit, tetapi disinyalir akan membahas kebijakan kripto AS.

Fahmi menilai pertemuan tersebut berpotensi memberikan kejelasan lebih terhadap kekhawatiran dan asumsi-asumsi yang berkembang di pasar saat ini.

Secara umum pasar merespon inisiatif tersebut dengan cukup positif yang menyebabkan harga Bitcoin dan beberapa aset kripto lainnya menghijau pada hari ini.

"Namun, pasar masih cukup menyoroti potensi realisasi dari hasil pertemuan tersebut khususnya mengingat upaya-upaya Trump sejauh ini yang lebih banyak sebatas memperkuat narasi-narasi pro-kripto,” imbuhnya.

Selain itu, dirinya melihat risiko konflik kepentingan juga turut menjadi perhatian para pelaku pasar menjelang pertemuan tersebut.

“Selain kejelasan arah regulasi dan langkah konkrit terkait cadangan kripto nasional AS, investor juga perlu memperhatikan apakah pertemuan tersebut menghasilkan roadmap regulasi inklusif atau hanya menguntungkan beberapa elit industri,” katanya.

Baca Juga: Analis Prediksi Bitcoin Capai US$122.000 Pada Februari 2025

Long Term Holder Stabil
Fahmi melanjutkan, indikator SOPR (Spent Output Profit Ratio) untuk short term holder yang mengalami penurunan di bawah 1 menunjukkan aksi jual yang terjadi akhir-akhir ini banyak didominasi aksi jual rugi oleh investor yang belum lama ini melakukan pembelian Bitcoin.

“Sebaliknya, para long term holder terlihat lebih stabil mempertahankan posisi mereka tanpa aksi jual yang signifikan. Hal ini mengindikasikan kondisi fundamental pasar kripto yang cukup solid meskipun volatilitas meningkat,” lanjutnya.

Kembali meningkatnya aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot akan turut menjadi indikator pulihnya kepercayaan diri para investor, khususnya investor institusional.

Sejak 10 Februari hingga 4 Maret, ETF Bitcoin spot terpantau hanya membukukan netflow positif sebanyak dua kali yakni pada 28 dan 14 Februari lalu, mengacu data Coinglass dan The Block.

"Dengan masih kuatnya fundamental pasar kripto saat ini, investor dapat terus menyesuaikan rencana investasi atau trading nya sesuai tujuan finansial masing-masing," ucapnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar