30 Januari 2025
16:39 WIB
Kinerja Industri Manufaktur Naik, IKI Januari 2025 di Level 53,10
Kinerja industri pengolahan pada Januari 2025 meningkat, tercermin dari nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sebesar 53,10.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Pekerja menyelesaikan perakitan mobil di pabrik perakitan mobil di Chengdu, China. Shutterstock/Prad it.Ph
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan, kinerja industri pengolahan pada Januari 2025 meningkat, tercermin dari nilai Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sebesar 53,10.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyebutkan, IKI Januari 2025 naik 0,17 poin dari bulan sebelumnya sebesar 52,93. Dia pun mengatakan, saat ini kinerja industri pengolahan mengalami ekspansi.
"IKI Januari 2025 mencapai 53,10 atau naik 0,17 poin dibandingkan Desember 2024 sebesar 52,93," ujarnya dalam Konpers Rilis IKI, Kamis (30/1).
Jubir Kemenperin menjelaskan, IKI merepresentasikan kinerja dari 23 subsektor industri pengolahan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada 20 subsektor yang mengalami ekspansi.
Baca Juga: MIND ID: Industri Manufaktur RI Belum Bisa Optimalkan Bahan Baku
Adapun kontribusi 20 subsektor industri terhadap produk domestik bruto (PDB) Industri Manufaktur Nonmigas pada Triwulan III/2024 porsinya mencapai 95,5%. Sementara itu, ada 3 subsektor yang mengalami kontraksi.
"Subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri alat angkut lainnya dan industri peralatan listrik," kata Febri.
Sementara itu, 3 subsektor yang mengalami kontraksi, yakni industri minuman, industri komputer, barang elektronik dan optik, dan industri pengolahan lainnya.
Lebih lanjut, tingkat kepercayaan industri atau IKI diukur berdasarkan 3 jenis variabel, yaitu pesanan baru, produksi, dan persediaan produk. Adapun ketiganya mengalami ekspansi pada Januari 2025, meski melambat.
Baca Juga: Menperin-Menteri PPN Diskusikan Sektor Manufaktur Untuk Penggerak Ekonomi
Febri memaparkan, variabel pesanan baru berada di level 52,74 atau naik 2,03 poin dari sebelumnya. Menurutnya, ini mencerminkan percepatan ekspansi pada variabel pesanan baru.
Kemudian, variabel produksi masih ekspansi di level 53,39 atau mengalami perlambatan sebesar 2,14 poin. Itu karena pada Desember 2024 nilainya mencapai 55,53.
Lalu, variabel persediaan produk juga ekspansi di level 53,58 atau melambat 1,0 poin dari sebelumnya sebesar 54,58 atau sedikit lambat ketimbang November 2024 yang sebesar 54,58.
"Perlambatan ekspansi terjadi pada nilai IKI variable produksi dan persediaan produksi," kata Febri.