c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

25 Juni 2024

08:00 WIB

Ketegangan Geopolitik Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah

Harga minyak mentah baik Brent maupun WTI naik sekitar 1% pada Selasa WIB (25/6). Selain prospek kuatnya permintaan di musim panas, ketegangan geopolitik jadi faktor.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Ketegangan Geopolitik Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah</p>
<p id="isPasted">Ketegangan Geopolitik Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah</p>

Suasana anjungan lepas pantai Yakin Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA – Harga minyak mentah terus menguat karena investor mempertimbangkan potensi dampak meningkatnya ketegangan geopolitik dari Yaman hingga Rusia. Pelemahan dolar AS menambah kekuatan harga minyak mentah.

Harga minyak naik sekitar 1% pada Senin atau Selasa WIB (25/6), didorong prospek kuatnya permintaan di musim panas, dan ketegangan di Timur Tengah dan serangan pesawat tak berawak terhadap kilang-kilang Rusia menyebabkan kekhawatiran mengenai pasokan.

Dilansir dari Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman Agustus ditutup pada US$86,01 per barel. Harga minyak mentah acuan dunia itu naik 77 sen atau 0,9%. Sedangkan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) menetap di US$81,63 per barel, naik 90 sen atau 1,1%.

Dikutip dari Bloomberg, militan Houthi telah meningkatkan serangan mereka terhadap kapal-kapal di lepas pantai Yaman baru-baru ini. Sementara Rusia menyalahkan AS atas serangan rudal di wilayah pendudukan Krimea.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Brent Capai Level Tertinggi

Pelemahan mata uang AS membuat komoditas dalam mata uang dolar seperti minyak lebih menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Dolar melemah dari level tertingginya dalam delapan minggu karena para pedagang kembali waspada adanya intervensi guna mendukung yen setelah mata uang Jepang menari di level 160 per dolar.

Indeks dolar, yang mengukur kinerja terhadap enam mata uang utama, telah naik pada hari Jumat dan sedikit naik pada hari Senin setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS berada pada level tertinggi dalam 26 bulan pada bulan Juni.

Rahul Kalantri, VP Commodities, Mehta Equities Ltd mengatakan harga minyak mentah mengalami volatilitas yang signifikan dan turun dari level tertingginya baru-baru ini karena penguatan indeks dolar dan data ekonomi global yang beragam.

Indeks dolar melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua bulan, didorong oleh komentar hawkish dari Federal Reserve dan data ekonomi AS yang beragam, yang membatasi kenaikan harga minyak. Namun, penurunan persediaan minyak mentah AS pada minggu lalu dan membaiknya prospek permintaan minyak global memberikan dukungan terhadap harga minyak mentah.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Menguat Didorong Serangan di Laut Merah

“Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina juga berkontribusi terhadap dukungan terhadap harga minyak mentah. Kami memperkirakan harga minyak mentah akan tetap fluktuatif di sesi hari ini. Minyak mentah mendapat support di US$79,85-US$79,20 dan resistance di US$81,30-US$82,00," katanya, dikutip dari Mint.

Minyak berada di jalur kenaikan bulanan, dengan selisih waktu yang cepat menguat dalam struktur bullish backwardation, menandakan pengetatan pasokan. 

Para pedagang akan mengamati laju inflasi dan data ekonomi lainnya pada minggu ini untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter, yang mungkin berdampak pada harga minyak mentah.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar