05 Februari 2025
17:03 WIB
Kepala Bapanas: Daging Kerbau Masuk Neraca Komoditas Pangan 2025
Daging kerbau resmi masuk neraca komoditas pangan tahun ini. Menjelang Lebaran, pemerintah berencana mengimpor 100.000 ton daging kerbau.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Ilustrasi. Sapi impor dari Australia berada di dalam truk usai diturunkan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta, Kamis (15/4/2021). Antara Foto/Akbar Nugroho Gumay
JAKARTA - Pemerintah tengah mengevaluasi dan akan melakukan beberapa perubahan pada neraca komoditas pangan 2025. Tahun ini, daging kerbau resmi masuk neraca komoditas.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Ia mengatakan, sebelumnya, daging kerbau tidak pernah diatur dalam neraca komoditas.
"Neraca komoditas sebelum ini kan tidak ada daging kerbau, tadi itu ada penugasan daging kerbau," ujarnya saat ditemui usai Evaluasi dan Perubahan NK Tahun 2025 di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (5/2).
Menurut Arief, importasi daging kerbau akan dilakukan sebanyak 100.000 ton menjelang Ramadan dan Idulfitri. Namun pemerintah belum menetapkan jumlah pastinya.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Penetapan Neraca Komoditas Daging Lembu Sesuai Aturan
Ia menuturkan, pihaknya masih menunggu arahan mengenai berapa banyak daging kerbau yang akan diimpor untuk memenuhi kebutuhan daging saat Lebaran tahun ini.
"Tadi itu ada penugasan daging kerbau 100.000 ton. Nanti (penugasan kepada pihak yang berwenang), tapi harus masuk ke neraca komoditas," ucap Arief.
Kepala Bapanas menyampaikan, pihaknya juga belum menugaskan BUMN Pangan, yakni ID Food dan Perum Bulog, untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau hingga saat ini.
Selain daging kerbau, pemerintah juga berencana mengimpor daging sapi sebanyak 180.000 ton. Namun, ia kembali menegaskan, jumlah daging impor akan diinformasikan lebih lanjut.
Baca Juga: Bapanas Sebut Rencana Impor Beras Dan Daging Bukan Hal Membanggakan
"Kalau kerbau, fix (dikelola pengadaannya oleh) BUMN. Kenapa? Karena itu yang dipakai nanti pemerintah untuk intervensi," terang Arief.
Dia menerangkan, importasi daging kerbau nantinya bertujuan untuk mengintervensi harga sekaligus pasokan daging saat momentum Lebaran. Sebab biasanya, harga daging melambung menjelang hari raya Idulfitri.
Kepala Bapanas menambahkan, daging kerbau rencananya akan diimpor dari India. Dalam rangka persiapan Lebaran, ia menyebut, daging akan didatangkan dalam kurun satu bulan ke depan.
"Jadi ini kan masih awal Februari, nanti menunggu risalah. Jadi pemerintah itu harus punya cadangan pangan," tutup Arief.