c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

21 Maret 2024

14:12 WIB

Kementan Temukan Kasus Antraks Di Yogyakarta

Kementerian pertanian segera salurkan vaksin dan disinfektan usai temukan ternak mati diduga antraks. Pemerintah daerah dan kepolisian diminta pantau lalu lintas ternak.

Penulis: Erlinda Puspita

Kementan Temukan Kasus Antraks Di Yogyakarta
Kementan Temukan Kasus Antraks Di Yogyakarta
Dokter hewan memeriksa kondisi kesehatan sapi di Pasar Hewan Muneng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, S enin (17/7/2023).

YOGYAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) temukan kasus penyakit antraks yang menyerang ternak sapi dan kambing di Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul Provinsi D.I. Yogyakarta (DIY).

Dari temuan tersebut, Kementan mengklaim telah mengintensifkan disinfeksi, vaksinasi, dan pengawasan lalu lintas ternak. Jadi, per 8 Maret 2024, pemerintah setempat menyatakan tidak lagi ditemukan ternak yang mati akibat antraks. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah mengungkapkan jika mencuatnya kasus antraks telah ditangani Kementan melalui langkah preventif agar tidak meluas.

"Kasus antraks sudah berhasil kita tangani dan cegah meluas. Saya mengingatkan agar kita semua jangan lengah. Pemerintah punya stok vaksin yang sangat cukup dan produksi dalam negeri," kata Nasrullah dikutip dari keterangannya, Kamis (21/3). 

Atas temuan kematian akibat antraks tersebut, Nasrullah menyampaikan jika Kementan juga menyalurkan bantuan vaksin antraks (2.600 dosis), vitamin (1.500 botol), obat-obatan (600 botol), dan spuit (20.000 set) pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DIY.

Baca Juga: Kementan Turunkan Tim Kesehatan Tangani Antraks Gunungkidul

Adanya bantuan tersebut diharapkan mampu mencegah timbulnya antraks pada ternak, sehingga masyarakat bisa memperoleh daging dan olahannya dengan tenang. 

Nasrullah menyoroti, pentingnya pemahaman yang baik dari peternak untuk menjaga kesehatan ternak dan mencegah agar kasus antraks tidak terulang. Ia mengimbau peternak jika menemukan ternak yang sakit, maka mereka harus segera melapor ke petugas dan dilarang menyembelih di sembarang tempat. 

Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat juga dilarang mengonsumsi ternak yang sakit, apalagi ternak yang sudah mati. Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan.

"Sangat penting bagi peternak untuk memahami bahaya Antraks dan langkah-langkah pencegahannya. Kita pemerintah harus rutin diberikan edukasi kepada peternak dan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat," ungkapnya. 

Selanjutnya, Nasrullah juga mengingatkan perlunya penguatan check point lalu lintas ternak antardaerah, dan melakukan koordinasi lintas wilayah yang berbatasan. 

Menurutnya, Kementan juga mengharapkan agar aparat kepolisian menindak oknum yang menjual ternak sakit atau ternak mati yang diduga antraks. 

Baca Juga: Warga Diserukan Masak Daging Agar Terhindar Dari Kecacingan

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengaku, pihaknya telah melakukan upaya pendataan kelompok ternak di Kabupaten Sleman dan turut memantau perdagangan ternak secara ketat. Terutama, wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah yang menjadi fokus utama dalam pemantauan. 

“Kami telah melakukan upaya desinfeksi di lingkungan kandang ternak yang positif antraks dan Pemda Sleman terus berupaya memusnahkan daging ternak kena antraks yang telah ditaruh di kulkas-kulkas, kita ambil semua, ini bekerja sama juga dengan TNI dan Polri," ujarnya. 

Selain itu, ia juga mengungkapkan jika pihaknya telah melakukan pengobatan dan pemberian vitamin terhadap 143 ekor sapi dan 224 ekor kambing/domba. Vaksinasi jugavterus dilakukan pada zona kuning, antara lain Dusun Nawung, Kalinongko, dan Kalinongko Lor.

Diketahui, awal mula ditemukannya kasus kematian ternak karena antraks adalah ditemukan ternak mati pada 2 Februari 2024 di Kalinongko Kidul, Gayamharjo. Temuan tersebut terjadi secara beruntun hingga 7 Maret 2024. 

Selain itu, ditemukan kasus serupa pada 23 Februari 2024 di Serut. Kedua lokasi ini saling berdekatan dengan perbatasan yang berjarak 100-200 meter. 

Secara rinci Kustini melaporkan jika antraks mengakibatkan kematian ternak 2 ekor sapi dan 10 ekor kambing. 

"Update penanganan yaitu telah dilakukan disinfeksi, pengobatan antibiotik, dan vitamin sebanyak 750 ekor yang terdiri dari 238 sapi dan 519 kambing. Vaksinasi akan dilaksanakan 14 hari setelah ternak diobati. Untuk Klaten yang menjadi daerah terancam, juga telah vaksinasi 242 ekor, yaitu terdiri dari 140 sapi, 55 kambing, dan 47 domba," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar