29 Oktober 2024
16:05 WIB
Kementan Mulai Kembangkan Benih Unggul di 7 Juta Hektare Lahan
Kementan mulai mengembangkan inovasi benih unggul untuk jagung dan padi di lahan 7 juta hektare (ha). Menurut Mentan Amran Sulaiman, anggaran pengembangan benih mencapai Rp5 triliun.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Petani memikul benih padi untuk ditanam di persawahan Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (17/10/ 2024). Antara Foto/Muhammad Mada
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengaku pihaknya saat ini akan fokus pada pengembangan benih dan bibit unggul. Pengembangan ini diperkirakan menggunakan anggaran sekitar Rp5 triliun dengan memanfaatkan lahan seluas 7 juta hektare (ha), dan melibatkan perguruan tinggi swasta dan negeri di seluruh Indonesia.
Amran menjelaskan, pengembangan benih unggul ini diawali melalui kontrak kerja sama dengan lima perguruan tinggi, yakni Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Sumatra Utara (USU), dan Universitas Syiah Kuala (USK).
"Lima (Universitas) ini yang langsung aksi nyata kita Memorandum of Understanding (MoU) dengan IPB, contohnya 50 ribu hektare (ha). Kami ingin kluster jangan ada bibit lain masuk, supaya dikontrol dengan baik, diawasi dosen dan dikerjakan oleh mahasiswa," kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (29/10).
Baca Juga: Klon Unggul Sawit Hasil Inovasi AAL Dan BRIN Menanti Hak Paten
Adapun pengembangan benih saat ini untuk jagung dan padi. Menurut Amran, ke depannya kerja sama ini bukan hanya untuk mengembangkan benih unggul, namun merambah peternakan, pakan, dan lainnya.
Nantinya kata dia, benih dan bibit yang telah dikembangkan oleh dosen dan mahasiswa akan diberikan gratis kepada petani-petani di seluruh Indonesia.
"Itu (anggaran) besar banget untuk bibit yang kita berikan gratis ke petani Indonesia," imbuh Amran.
Amran mengaku, kerja sama ini menjadi langkah pemerintah untuk mencapai target swasembada pangan dengan mengoptimalkan dan mengembangkan teknologi, serta peran sumber daya manusia, terutama petani milenial.
Baca Juga: Ketersediaan Benih Unggul Jadi Tantangan Capai Target Perikanan
Sebelumnya Amran juga menyatakan Indonesia optimis mencapai target swasembada pangan dalam kurun waktu empat tahun ke depan, asalkan seluruh lembaga dan kementerian yang terlibat bisa bekerja sama tanpa bersikap sektoral.
Salah satu upaya mengejar swasembada beras adalah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan melalui pompanisasi dan optimalisasi lahan, sehingga Indeks Pertanaman (IP) bisa naik dari yang sebelumnya sekali (IP 1) menjadi dua atau tiga kali (IP 2-IP 3), dan seterusnya. Sementara untuk ekstensifikasi, ia mengaku akan dilakukan cetak sawah yang meningkat setiap tahunnya.
“Ekstensifikasi adalah kita cetak sawah 3 juta hektare (ha), dengan 1 juta ha per tahun. Kita sudah mau mulai dari Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Aceh, Jambi, dan seterusnya," jelas Amran.