11 Maret 2025
19:42 WIB
Kemenperin-UNIDO Kerja Sama Kembangkan Industri Hijau dan Hilirisasi Nikel
UNIDO akan mentransfer teknologi dan memberi pendampingan teknis guna mendorong penguatan SDM industri, pengembangan industri hijau dan hilirisasi nikel RI.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Fin Harini
Dirjen KPAII Tri Supondy (kedua kiri) bersama Dirjen ILMATE Setia Diarta (kiri) berbincang dengan delegasi UNIDO sebelum melakukan pertemuan di Jakarta, Rabu (5/3). Sumber: Kemenperin
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bekerja sama dengan organisasi di bawah Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dalam mengembangkan industri hijau dan hilirisasi nikel.
Dirjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy mengatakan, UNIDO berminat menguatkan SDM industri RI hingga mendaur ulang baterai lithium untuk industri kendaraan listrik.
Tri juga menyampaikan, pihaknya menerima kunjungan UNIDO dan telah mendiskusikan peluang kerja sama. Utamanya, mengenai peran UNIDO dalam mendukung transformasi industri nasional.
"UNIDO menyampaikan ketertarikannya untuk mengembangkan program peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor industri, bekerja sama dengan perguruan tinggi di China dan Eropa," ujarnya.
Baca Juga: Hilirisasi Nikel Tekan Harga Motor Listrik
Selain itu, Tri memaparkan, UNIDO juga mengusulkan kolaborasi dalam pengelolaan dan daur ulang baterai lithium dari industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Ia menyambut baik inisiatif UNIDO dalam penguatan standardisasi kawasan industri berbasis lingkungan. Menurutnya, itu sejalan dengan visi Kemenperin. Saat ini, Kemenperin juga tengah menyusun regulasi terkait kawasan industri berwawasan lingkungan.
Selain membahas peluang kerja sama, Kemenperin dan UNIDO juga mengevaluasi pelaksanaan Indonesia-UNIDO Country Programme (IUCP) 2021-2025.
Program itu mencakup berbagai inisiatif strategis. Contohnya, Global Eco-Industrial Parks Programme (GEIPP) yang kini memasuki tahap lanjutan dengan melibatkan lima kawasan industri di Indonesia.
Tri mengungkapkan, Kemenperin dan UNIDO berkomitmen untuk terus memperluas cakupan kerja sama ke depannya. Itu termasuk pengembangan sektor digitalisasi industri dan ekonomi sirkular.
"Kami optimistis sinergi ini akan mempercepat pertumbuhan industri nasional yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global," kata Tri.
Sementara itu, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menyoroti, pentingnya penguatan rantai pasok industri nikel di Indonesia.
Baca Juga: Imbas Hilirisasi, Ekspor Nikel 2024 Nyaris Capai US$40 Miliar
Ia menuturkan, Kemenperin ingin memastikan hilirisasi nikel tidak hanya berhenti pada produksi bahan baku. Melainkan, bisa menghasilkan produk turunan, hingga mengembangkan teknologi daur ulang baterai.
"Dengan begitu, industri kendaraan listrik nasional bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global," jelas Setia.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director UNIDO Ciyong Zou mengapresiasi upaya Indonesia dalam mengembangkan ekosistem industri hijau dan hilirisasi mineral.
Menurutnya, industri manufaktur dan sumber daya mineral RI memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Untuk itu, pihak UNIDO bersedia memberikan transfer teknologi dan pendampingan teknis.
"UNIDO siap mendukung penguatan infrastruktur industri yang berkelanjutan, termasuk melalui transfer teknologi dan pendampingan teknis," ungkap Zou.