c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

20 Juni 2024

19:00 WIB

Kemenperin Susun Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045

Kementerian Perindustrian mengeklaim sedang menyusun roadmap Sawit Indonesia Emas 2045 guna mengakselerasi pertumbuhan industri hilir kelapa sawit, dan mengejar target net zero emission 2050.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

<p>Kemenperin Susun Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045</p>
<p>Kemenperin Susun Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045</p>

Forum Group Discussion (FGD) di Kantor Kemenperin, Kamis (20/6). Validnews/Aurora KM Simanjuntak

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyusun Peta Jalan (Roadmap) Sawit Indonesia Emas 2045 dalam rangka mengakselerasi pertumbuhan industri hilir kelapa sawit nasional. 

Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan roadmap Sawit Indonesia Emas 2045 tersebut akan menjadi panduan perumusan kebijakan pengembangan komoditas strategis kelapa sawit secara komprehensif, berbasis nilai tambah industri, berkelanjutan, dan mudah ditelusuri dengan bantuan platform digital.

"Kami dalam mengakselerasi pertumbuhan industri hilir kelapa sawit nasional, sedang menyusun Peta Jalan alias Roadmap Sawit Indonesia Emas 2045," ujarnya dalam Forum Group Discussion (FGD) di Kantor Kemenperin, Kamis (20/6).

Putu menjelaskan, pada 2045 nanti, Kemenperin memperkirakan postur industri kelapa sawit hulu sampai ke hilir yang berkelanjutan (sustainable) akan sejalan dengan ultimate goals pertumbuhan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, inklusif.  

Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah melalui Kemenperin menyusun kebijakan Sawit Indonesia Emas 2045. Menurutnya, kelapa sawit merupakan komoditas yang siap mendukung agenda hijau atau berkelanjutan, salah satunya yaitu mencapai net zero emission pada 2050 mendatang. Alasannya, karena kebijakan sawit domestik akan diarahkan untuk mengeliminasi emisi karbon pada industri sawit nasional.

"Berdasarkan analisis yang kami lakukan, kelapa sawit merupakan komoditas yang paling siap mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) sektor industri tahun 2050," kata Putu. 

Baca Juga: Mantan Menperin: Hilirisasi Sawit Kuatkan Perekonomian

Putu menyampaikan ada dua kata kunci penting dalam mengembangkan industri sawit nasional yang memacu penurunan emisi. Itu terdiri dari pengembangan sektor industri yang berkelanjutan (sustainable) dan mampu ditelusuri (traceable) sebagai prasyarat penerimaan produk hilir kelapa sawit di pasar global. 

"Untuk itu, kami mengharapkan dukungan dari Parlemen, khususnya Komisi IV DPR RI yang membidangi sektor perkebunan dan Komisi VII mitra kerja Kemenperin yang membidangi sektor industri, dalam rangka mencapai percepatan target NZE yang telah kami canangkan," ucap Putu di hadapan satu perwakilan Komisi IV DPR RI, Panggah Susanto dalam kegiatan FGD. 

Dalam catatan Validnews, pemerintah menargetkan Indonesia bisa mencapai target nol emisi karbon alias net zero emission pada 2060. Namun Menteri Perindustrian meyakini agenda pengurangan emisi sektor industri bisa membuat target NZE tercapai 10 tahun lebih cepat, yakni pada 2050.

Hal itu disampaikan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perindustrian 2023 di JW Mariott, pada Rabu (11/10/2023). Dia mengatakan pihaknya telah menyusun rencana kerja dekarbonisasi tersebut, beserta penyempurnaan dari rencana kerja sektor industri menuju NZE pada 2050.

Susun Permenperin Soal Klasifikasi Produk Turunan Sawit
Selain menyusun kebijakan Sawit Indonesia Emas 2025, Dirjen Industri Agro Kemenperin juga membeberkan pihaknya sudah merampungkan proses Rancangan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) terkait Klasifikasi Komoditas Turunan Kelapa Sawit.

Dia menerangkan, Rancangan Permenperin tersebut telah selesai diharmonisasi bersama Kementerian/Lembaga (K/L) terkait dan saat ini sedang dalam tahap pengundangan. Apabila sudah selesai pengundangan, ia berharap aturan ini dijadikan acuan dalam pelaksanaan hilirisasi industri kelapa sawit, serta penyusunan kebijakan di bidang fiskal dan ekspor atas komoditas turunan kelapa sawit.

"Kemenperin, dalam hal ini Direktorat Jenderal Industri Agro, juga telah menyelesaikan proses penyusunan Rancangan Permenperin tentang Klasifikasi Komoditas Turunan Kelapa Sawit," ungkap Putu. 

Dirjen Agro juga menambahkan Permenperin tersebut disusun salah satunya, bertujuan untuk meningkatkan nilai strategis industri pengolahan kelapa sawit dan memberikan kepastian serta kemudahan dalam menentukan identifikasi teknis setiap komoditas turunan kelapa sawit.

Dalam FGD dengan para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, Putu juga memaparkan kondisi industri sawit dalam negeri. Dia menyebutkan, saat ini ada sekitar 254 juta ton tandan buah segar kelapa sawit yang diolah menjadi sekitar 51 Juta ton minyak kelapa sawit mentah (CPO/CPKO) sebagai komoditas ekspor serta bahan baku industri. 

Kemudian, minyak kelapa sawit mentah diolah menjadi berbagai aneka produk hilir yang memiliki nilai tambah tinggi. Produk hilir tersebut dipasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pasar ekspor. Di antaranya, diekspor ke Asia Selatan, Asia Timur, Timur Tengah, hingga Uni Eropa.  

Baca Juga: BPDPKS Catat Penyaluran Dana PSR Capai Rp9,42 Triliun Pada Mei 2024

Putu juga menyampaikan, data Kemenperin pada akhir 2023 mencatat, kapasitas terpasang atau utilisasi pabrik minyak goreng sawit Indonesia sekitar 46 juta ton/tahun. Kemudian disusul dengan pabrik oleofood sekitar 4,2 juta ton/tahun, pabrik oleokimia sekitar 11,8 juta ton/tahun, serta pabrik biodiesel yang kapasitas terpasang atau produksinya mencapai sekitar 20,7 juta KL/tahun. 

"Keberadaan pabrik hilir kelapa sawit ini telah mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi regional baru, terutama di luar pulau Jawa, yakni antara lain Kuala Tanjung, Dumai, Pangkalan Bun, Kumai, hingga Pasangkayu Sulawesi Barat," tutup Dirjen Agro. 

Adapun pihak yang hadir dalam FGD bertajuk 'Strategi Lanjutan Akselerasi Hilirisasi Kelapa Sawit' antara lain, yaitu CEO Investortrust, Dirjen Industri Agro Putu Juli Ardika, serta para panelis FGD, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Farid Amir, Managing Director Sinarmas Saleh Husin, Ketua Bidang Agro Industri GAPKI Rapolo Hutabarat, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrahman. 

Kemudian, Ketua Umum Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, Direktur Komersial PT Astra Agro Lestari Tbk  Djap Tet Fa, Anggota Komisi IV DPR Panggah Susanto, Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  Fadhil Hasan, Dosen MPKP FEB UI Eugenia Mardanugraha, Direktur PT Triputra Agro Persada Tbk Budiarto Abadi. 

Juga, President Commissioner, PT Cemindo Gemilang Jacqueline Sitorus, Commercial Director Bumitama Gunajaya Agro Johan Puspowidjono, Direktur Teknik Wilmar Cheah Chee Wai, serta First Resources OwnerBrian Lim, Managing Director Bumitama Agri Martias Fangiono.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar