26 Agustus 2025
08:00 WIB
Kemenperin Siapkan SDM Kompeten Jaga Keberlanjutan Industri Manufaktur
Program pengembangan SDM diperlukan untuk menjaga keberlanjutan industri manufaktur sebagai kontributor utama terhadap perekonomian nasional.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Sumber: Kemenperin
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya fokus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
Langkah ini, kata dia, untuk menjaga keberlanjutan industri manufaktur sebagai kontributor utama terhadap perekonomian nasional.
“Kementerian Perindustrian komitmen untuk terus mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi. Tujuannya adalah menghasilkan SDM yang kompeten, adaptif terhadap perkembangan teknologi dan memiliki daya saing global,” kata Agus melalui keterangan tertulisnya pada Senin (25/8).
Menurut dia, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan investasi jangka panjang untuk memperkuat struktur industri nasional.
Baca Juga: Menaker: SDM Kompeten Jadi Kunci Pengembangan Industri Hijau
“Oleh karena itu, pentingnya pembangunan SDM dalam mewujudkan industri pengolahan nonmigas yang tangguh, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global,” jelas dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II tahun 2025, industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,60% year on year (yoy) atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional 5,12%.
Di tengah berbagai tekanan ekonomi global, kata Agus, industri manufaktur masih mampu menunjukkan ketangguhannya sekaligus membuktikan peran vitalnya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada periode yang sama, industri pengolahan nonmigas memberikan kontribusi terhadap PDB nasional juga naik dari 16,72% pada kuartal II tahun 2024 menjadi 16,92% pada kuartal II tahun 2025.
Unit Pendidikan Kemenperin
Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan menjelaskan pengembangan berbagai inisiatif vokasi industri seperti program link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan perusahaan, pembangunan politeknik industri di berbagai daerah sudah berbasis kompetensi yang mengacu pada standar global.
“Kami ingin memastikan bahwa lulusan vokasi tidak hanya siap bekerja, tapi juga siap bersaing dalam menghadapi tantangan industri 4.0 maupun transisi menuju ekonomi hijau,” jelas Masrokhan.
Saat ini, kata dia, Kementerian Perindustrian menaungi 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di berbagai wilayah.
Seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri milik Kementerian Perindustrian ini memiliki program-program yang unggul dan diminati masyarakat. Sebab, para lulusannya langsung diterima kerja di perusahaan industri.
Baca Juga: Benang Kusut Kurikulum Dan Penyerapan Industri Terhadap Tenaga Kerja
“Keberadaan unit pendidikan dan pelatihan vokasi industri di lingkungan Kemenperin ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja sektor industri. Setiap masing-masing unit pendidikan, kami tetapkan spesialisasinya di bidang industri tertentu,” ungkapnya.
Salah satunya, Masrokhan menyebut Politeknik ATI Makassar jumlah pendaftarnya hampir mencapai 12.191 orang pada penerimaan mahasiswa baru tahun 2025. Dengan jumlah mahasiswa baru yang diterima sebanyak 438 orang, rasio penerimaan mencapai 1:27, atau 1 kuota mahasiswa baru diperebutkan oleh 27 orang.
Sebanyak 438 mahasiswa tersebut, kata dia, akan mengisi empat program studi yakni Teknik Manufaktur Industri Agro sebanyak 140 orang, Teknik Industri Agro (91 orang), Teknik Kimia Mineral (93 orang), dan Otomasi Sistem Permesinan (114 orang).