c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

19 Juli 2025

17:39 WIB

Kemenperin Ingatkan Wirausaha Muda Soal Branding Untuk Tumbuhkan Bisnis

Diperlukan branding untuk menumbuhkan bisnis. Pasalnya, dalam dunia industri modern, produk yang bagus saja tidak cukup.

Penulis: Fin Harini

<p>Kemenperin Ingatkan Wirausaha Muda Soal Branding Untuk Tumbuhkan Bisnis</p>
<p>Kemenperin Ingatkan Wirausaha Muda Soal Branding Untuk Tumbuhkan Bisnis</p>

Ilustrasi wirausaha. Perajin menyelesaikan pembuatan miniatur dari bahan bekas di Rumah Kreatif Anak Medan, Kota Medan, Sumatra Utara, Kamis (18/5/2023). Antara Foto/Yudi 

JAKARTA – Tantangan pebisnis pemula dinilai semakin berat, di tengah perubahan perilaku konsumen dan kondisi perekonomian yang dinamis. Pebisnis pun tak lagi bisa hanya mengandalkan kualitas produk semata.

Studi dari McKinsey (2024) menunjukkan 73% konsumen milenial dan Gen Z mengatakan mereka lebih memilih membeli dari sebuah merek yang secara brand memiliki nilai-nilai yang mirip dengan nilai mereka, bahkan jika harganya lebih tinggi.

“Ini berarti, dalam dunia industri modern, produk yang bagus saja tidak cukup, harus dibungkus dengan cerita dan nilai yang kuat,” lanjut Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan melalui siaran pers, Sabtu (19/7).

Sayangnya, tak semua pebisnis menerapkan hal ini. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, sektor ekonomi kreatif menyumbang 7,44% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, menyerap lebih dari 14% tenaga kerja, dan memberi kontribusi hampir 13,8% terhadap ekspor nasional. Meski begitu, kurang dari sepertiga pelaku industri kreatif di Indonesia memiliki strategi branding yang terarah.

Baca Juga: Bahlil Kulik Peluang Optimalisasi Etanol Dan Metanol Dari Kebun Tebu Merauke

Mengutip laman Universitas Ciputra, branding adalah aktivitas yang dilakukan untuk mempertahankan serta memperkuat merek atau brand sehingga mampu memberikan perspektif ke orang lain. Ada juga penjelasan lain yaitu praktik pemasaran dari perusahaan dengan cara menciptakan nama, desain, maupun simbol.

“Tantangan para pemilik usaha terutama wirausaha pemula semakin berat di era sekarang. Perubahan pola konsumsi, gaya hidup, dan fluktasi perekonomian yang sangat dinamis, di mana ditopang oleh pesatnya pertumbuhan teknologi informasi, mengakibatkan persaingan usaha semakin ketat,” imbuhnya.

Menjawab permasalahan ini, Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar sebagai salah satu unit kerja di bawah BPSDMI Kemenperin, menggelar program pelatihan bertajuk Deep Dive Corporate Master Class: Branding, sebagai upaya pengembangan wirausaha industri baru.

BDI Denpasar memiliki mandat untuk mendorong tumbuhnya SDM industri yang adaptif terhadap perubahan zaman.

 “Melalui pelatihan berbasis kompetensi dan pendampingan intensif, kami yakin akan tumbuh wirausaha industri baru yang berkontribusi terhadap ekonomi lokal dan nasional,” ujarnya.

Menurut Masrokhan, BDI Denpasar juga aktif menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan komunitas lokal agar para alumni dapat langsung terhubung ke ekosistem bisnis, serta memiliki peluang nyata untuk memulai usaha industri mereka sendiri.

Kepala BDI Denpasar, Arga Mahendra menjelaskan pelaksanaan program pelatihan Deep Dive Corporate Master Class: Branding ini merupakan kolaborasi BDI Denpasar bersama Starfindo, Kinaya dan Indogo.

“Para peserta dapat belajar langsung dari para ahli, misalnya mengenai cara membangun fondasi branding yang kuat, otentik, dan relevan, agar bisnisnya tidak hanya terlihat, tetapi juga melekat di hati pelanggan,” ungkapnya.

Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Julius Widiantoro, sosok di balik branding Kopiko Signature, Prochiz, Prima, Emeron, dan Hydro Coco.

“Kami berharap kegiatan pelatihan ini tidak hanya menambah pengetahuan teknis, tetapi juga menjadi titik balik lahirnya merek-merek lokal yang kuat dan mendunia dari tangan-tangan kreatif para peserta,” imbuhnya.

Baca Juga: KemenkopUKM: Branding Tak Sebatas Logo

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut upaya menumbuhkan wirausaha industri baru di seluruh wilayah Indonesia menjadi langkah memperkuat struktur ekonomi nasional yang tangguh dan berkelanjutan.

“Pengembangan wirausaha industri baru merupakan salah satu prioritas utama kami. Ini penting untuk memperluas basis pelaku industri, meningkatkan nilai tambah dalam negeri, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas,” katanya.

Berbagai upaya telah dilakukan Kemenperin dalam mencetak wirausaha industri baru, termasuk melalui peran dari BDI Denpasar yang difokuskan untuk berkontribusi menghasilkan SDM industri dan technopreneur muda yang siap bersaing di era digital.

“Kita butuh lebih banyak wirausaha industri baru, terutama dari kalangan generasi muda. Mereka adalah kunci transformasi industri nasional ke depan,” pungkas Menperin.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar