26 September 2025
14:35 WIB
Kemenperin: Ekspor Baja RI Naik Kelas, Tembus 54 Ribu Ton ke Spanyol
Kemenperin melepas ekspor 54 ribu ton produk lembaran baja putih (cold rolled coil/CRC) ke Spanyol milik PT Krakatau Baja Industri (KBI). Industri baja nasional punya daya saing tinggi secara global.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melepas ekspor 54 ribu ton produk lembaran baja putih (cold rolled coil/CRC) ke Spanyol milik PT Krakatau Baja Industri (KBI), membuktikan Industri baja nasional memiliki daya saing tinggi secara global.
"Capaian ini merupakan hasil ekspansi produksi yang semakin luas, didorong oleh permintaan global yang terus meningkat, khususnya dari sektor besi dan baja, serta keberhasilan program hilirisasi nasional yang konsisten menambah nilai produk dalam negeri," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta di Jakarta, Jumat (26/9) melansir Antara.
Baca Juga: AS Bergantung Impor Baja, Menperin Minta Produsen Manfaatkan Peluang Ekspor
Dirjen ILMATE mengemukakan, industri baja nasional kini berperan penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur, penguatan industri permesinan, otomotif, galangan kapal, hingga energi.
Berdasarkan data World Steel Association, Indonesia menempati posisi ke-14 dalam produksi crude steel dunia di 2024 dengan capaian 17 juta ton, atau meningkat 98,5% dibandingkan tahun 2019 yang hanya berproduksi 8,5 juta ton.
Kemenperin mendata, kapasitas terpasang crude steel nasional saat ini mencapai 21 juta ton dan ditargetkan meningkat menjadi 27 juta ton pada 2029.
"Ini menunjukkan optimisme dan langkah ekspansif Indonesia dalam memperkuat daya saing di tingkat global," ungkapnya.
Sejalan dengan sasaran tersebut, KBI ikut memberikan andil terhadap performa positif industri logam dasar nasional. Sepanjang 2025, perusahaan telah mengekspor 62 ribu ton produk CRC ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Polandia, dan Spanyol.
Baca Juga: Airlangga Klaim RI Sudah Jadi Produsen Besi-Baja Terkemuka Dunia
Pada pelepasan ekspor ke Spanyol kali ini, KBI mengapalkan produk CRC dengan volume lebih dari 54 ribu ton senilai Rp571 miliar.
Menurut Setia, momentum ekspor ini menjadi bukti nyata ketangguhan industri manufaktur Indonesia, khususnya industri baja, dalam menembus pasar internasional. Sekaligus membuktikan bahwa produk baja Indonesia berkualitas tinggi dan mampu memenuhi standar internasional memiliki peluang besar bersaing di kancah global.
"Kami memberikan apresiasi kepada PT Krakatau Baja Industri atas konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui aktivitas ekspor yang berkelanjutan," ucapnya.
Setia menambahkan ekspor CRC kali ini juga memperlihatkan sinergi kuat antara KBI sebagai industri penggilingan baja dengan PT Krakatau Steel sebagai penyedia bahan baku hulu.
Kebijakan Strategis Industri Baja Nasional
Sementara itu, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan, pemerintah terus berkomitmen menjaga momentum pertumbuhan industri baja nasional melalui berbagai kebijakan strategis.
Melalui penerapan upaya-upaya hukum trade remedies secara efektif, pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib, pemberian fasilitas Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), pengutamaan penggunaan produk dalam negeri pada proyek pemerintah, fasilitas fiskal, hingga penerapan prinsip industri hijau.
"Kebijakan-kebijakan ini bertujuan memastikan adanya peningkatan kapasitas dan utilisasi produksi baja nasional secara berkesinambungan, serta memastikan produk baja dalam negeri mampu bersaing baik di pasar domestik maupun ekspor," ungkap Agus.
Baca Juga: Industri Pengerjaan Logam Sebut Tarif Baja Trump Momen Perluas Pasar
Namun, Menperin juga mengingatkan, ekspansi industri baja nasional tidak lepas dari berbagai tantangan disrupsi ekonomi global. Mulai dari, efek kebijakan proteksionisme Trump tariff, ketegangan geopolitik AS-China, hingga konflik terbuka Rusia-Ukraina dan Iran-Israel.
"Semua ini berpotensi mengganggu perdagangan dan stabilitas rantai pasok, termasuk produk baja dunia," kata Menperin.
Meski begitu, pihaknya optimistis situasi ini juga membuka peluang strategis bagi industri terkait. "Industri baja nasional memiliki ruang untuk memperluas penetrasi pasar ekspor dengan memanfaatkan terbukanya peluang akibat pembatasan perdagangan di antara para pemain utama global," kata dia.
Menperin menyatakan pentingnya keberlanjutan dan inovasi bagi industri baja nasional. Di sisi lain, industri besi dan baja memiliki peran krusial dalam memperkuat perekonomian nasional melalui penciptaan nilai tambah dan ekosistem hulu-hilir terintegrasi.
"Kami mendorong pelaku industri untuk terus meningkatkan kualitas produk, mengembangkan inovasi bernilai tambah tinggi, serta menerapkan proses produksi yang efisien dan ramah lingkungan," sebutnya.