10 Juli 2024
19:05 WIB
Airlangga Klaim RI Sudah Jadi Produsen Besi-Baja Terkemuka Dunia
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan terdapat beberapa fakta yang menunjukkan Indonesia telah menjadi produsen besi-baja terkemuka dunia.
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
Ilustrasi pekerja beraktivitas di sebuah pabrik baja. Antara Foto/Fauzan
JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengklaim Indonesia sudah menjadi negara kuat penghasil besi-baja di dunia. Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan dalam mendorong kemajuan industri baja, salah satunya melalui kebijakan hilirisasi komoditas.
Hal ini dibuktikan dengan kinerja ekspor besi-baja dalam beberapa tahun terakhir, begitu pula penggunaannya di dalam negeri yang punya permintaan besar. Airlangga mencontohkan, seluruh steel construction di IKN dibuat oleh manufaktur domestik dan menjadi keuntungan buat Indonesia.
“Industri baja ini bagus karena sudah bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri… Kita menjadi negara berdaya saing kuat di iron and steel,” ungkapnya dalam acara Seminar dan Rakernas III Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), Jakarta, Rabu (10/7).
Baca Juga: Produsen Baja Lapis Terkena Imbas Pembatasan Impor Bahan Baku
Catatan pemerintah, industri besi-baja nasional telah menunjukkan peningkatan cukup signifikan dengan capaian ekspornya senilai US$26,7 miliar di 2023. Kinerja neraca perdagangan besi-baja RI juga mengalami perbaikan, dari defisit US$3 miliar di 2019 menjadi surplus US$15,3 miliar di 2023.
Hal ini diikuti dengan pertumbuhan industri logam dasar sejak kuartal I/2023 hingga kuartal I/2024 pada rentang 11-18%, dan peningkatan ekspor produk logam dasar dari 8,74% di 2019 menjadi 16,74% di 2023.
Selain menyoroti perkembangan industri baja, Menko Airlangga juga menyebutkan, kemajuan salah satu construction siblings yang berada di Batam, yang berhasil melakukan ekspor sebanyak 130 wind turbine.
“Wind turbine tersebut juga menjadi pertama yang akan dipasang pada utara Long Island, New York, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 2,1 Gigawatt,” ujarnya.
Menko Airlangga menyampaikan, industri baja di Indonesia kian menguat dan diperhitungkan oleh berbagai negara di dunia. Hal ini menilik capaian ekspor komoditas baja yang telah dilakukan ke beberapa negara, di antaranya Australia dan Selandia Baru.
Dirinya pun mengimbau agar target industri baja dapat ditingkatkan hingga ke 20 juta ton di tengah kondisi demand yang terus meningkat. Mengingat konsumsi baja diperkirakan akan meningkat hingga 18-19 juta ton.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan perlu adanya peningkatan kemampuan pabrikasi atau manufacturing agar lebih cepat. Menko pun menyampaikan agar pelaku usaha terkait tidak perlu khawatir berlebihan terhadap barang modal (capital goods).
“Karena pemerintah juga telah memberikan sejumlah insentif yang dapat meringankan pelaku industri, seperti pembebasan bea masuk dan pembebasan PPN,” ucapnya.
Baca Juga: Besi Dan Baja Buat Ekspor Sultra Naik
Ke depan, Menko Airlangga menegaskan, penguasaan teknologi juga menjadi aspek yang penting dalam mendorong kemajuan industri baja nasional. Terlebih, Indonesia juga akan mengalami bonus demografi sehingga diharapkan akan terdapat lebih banyak sumber daya manusia yang unggul terkait teknologi.
Hingga kini, industri baja Indonesia sendiri telah memiliki kemampuan welding yang merupakan salah satu terbaik di dunia.
“Saya mengucapkan selamat untuk penyelenggaraan Rakernas ini. Saya ingin agar kita berkomitmen industri baja ini dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” pungkasnya.