16 September 2025
17:20 WIB
Kemenperin Dorong Limbah Sawit Jadi Energi Berkelanjutan
Kemenperin memerlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri untuk mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Tumpukan cangkang sawit di salah satu pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Sabtu (9/9/2023) Antara/Ferri.
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perlu sinergi lintas sektor antara pemerintah dan dunia industri untuk mendukung pengembangan energi berkelanjutan di Indonesia.
Salah satu langkah yang Kemenperin lakukan untuk mendukung energi berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit, khususnya Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebagai sumber bahan baku bioethanol melalui proses ekstraksi glukosa.
“Kami optimistis, kolaborasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadirkan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Agus melalui keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (16/9).
Baca Juga: Limbah Biomassa Kelapa Sawit Berpotensi Jadi Materi Karbon Superkapasitor
Sementara Kepala Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi menjelaskan, kolaborasi erat antara pemerintah, lembaga riset, dan industri seperti yang terjalin antara BBSPJIA dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan fondasi bagi inovasi hijau di Indonesia.
Untuk informasi, Balai Besar Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) bekerja sama dengan TMMIN, serta melibatkan kolaborator dari PT Rekayasa Industri dan Institut Teknologi Bandung (ITB), sebagai mitra strategis BBSPJIA dalam pengembangan teknologi energi terbarukan.
“Kami sangat komitmen untuk mendukung pengembangan standardisasi serta layanan jasa industri yang dapat memacu transformasi sektor industri menjadi lebih berdaya saing sekaligus berwawasan lingkungan,” jelas Andi.
Baca Juga: Mengenal Green New Deal Indonesia Untuk Ketahanan Iklim Dan Ekonomi Di Indonesia
Menurut dia, BBSPJIA memiliki peran sentral sebagai lembaga teknis yang selama ini fokus mengembangkan berbagai teknologi pemanfaatan limbah agroindustri secara optimal.
“Melalui fasilitas Pilot Plant Fraksionasi TKKS yang dimiliki, BBSPJIA mampu mengubah limbah TTKS menjadi produk bernilai tambah seperti bioethanol, glukosa, xylosa, lignin, dan turunan lainnya,” ujarnya.
Selanjutnya, Kepala BBSPJIA Yuni Herlina Harahap mengatakan, Pilot Plant Fraksionasi TKKS sebagai wadah riset dan pengembangan yang mendukung industri dalam upaya menghasilkan energi terbarukan dari limbah sawit yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.
Menurutnya, proyek percontohan ini merupakan kolaborasi teknis yang diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi bioenergi berkelanjutan berbasis sawit.
“Sekaligus membuka jalan bagi kerja sama riset lebih lanjut yang fokus pada pengembangan biomassa sebagai sumber energi ramah lingkungan,” ungkap Yuni.
Baca Juga: Mengenal Ecological Footprint Sebagai Indikator Keberlanjutan Lingkungan
Selain itu, inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi dan kolaborasi lintas sektor mampu membawa perubahan positif dalam upaya menghadapi tantangan energi dan lingkungan secara simultan, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berwawasan lingkungan.
“Kami yakini, Indonesia bisa melangkah ke arah industri hijau yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya.