c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

04 Januari 2024

18:47 WIB

Kemendag: Kerja Sama Perdagangan 2023 Untuk Buka Akses Pasar Baru

Dorong peningkatan ekspor dan membuka akses pasar baru nontradisional, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memaparkan sejumlah perjanjian dagang Indonesia dengan sejumlah negara selama 2023.

Penulis: Erlinda Puspita

Kemendag: Kerja Sama Perdagangan 2023 Untuk Buka Akses Pasar Baru
Kemendag: Kerja Sama Perdagangan 2023 Untuk Buka Akses Pasar Baru
ilustrasi. Pekerja mencatat proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (16/11/20 23). Antara Foto/Bayu Pratama S

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebutkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah melakukan perjanjian perdagangan antara Indonesia dengan sejumlah negara pada tahun 2023. 

Dia bilang, perjanjian dagang ini dilakukan sebagai upaya membuka akses pasar baru selain pasar tradisional sehingga diharapkan bisa mendorong nilai ekspor Indonesia ke depannya. 

Sejumlah perjanjian dagang tersebut antara lain yaitu, penandatanganan pakta perdagangan Indonesia-Irak Preferential Trade Agreement (PTA), lalu penandatanganan Indonesia-UAE (IU) CEPA yang dilakukan pada 2022 dan telah diimplementasikan pada 1 September 2023. 

Perjanjian IU CEPA sendiri diharapkan bisa membuka akses pasar Indonesia ke kawasan Timur Tengah, Asia, Tengah dan Selatan, serta Afrika. 

"Ada juga dengan RCEP dan Indonesia-Korea CEPA yang telah diimplementasi pada 2 Januari 2023. Perjanjian ini bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha," ujar Zulhas dalam acara Laporan Kinerja Kemendag 2023 dan Outlook 2024, Kamis (4/1).

Selanjutnya, ada juga perjanjian dagang Indonesia - Malaysia Border Trade Agreement (BTA), International Coffee Agreement (ICA) 2022, Protokol Kedua Perubahan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).

Baca Juga: Neraca Dagang Merosot, Kemendag Perketat Impor dan Permudah Ekspor

Selain itu, penyelesaian sejumlah perjanjian perdagangan juga Zulhas klaim telah diakukan pihaknya antara lain, Protokol Pertama Perubahan ASEAN-Hong Kong FTA (AHKFTA) untuk memperbarui ketentuan spesifik barang; dan Protokol Perubahan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) sebagai dasar hukum penyempurnaan IJEPA agar dapat lebih banyak memberi manfaat bagi kedua negara.

"Delapan tahun IJEPA ini sudah kita selesaikan. Tentu perjanjian-perjanjian ini bisa digunakan seoptimal mungkin oleh pelaku usaha agar memberikan manfaat yang lebih banyak," ungkap Zulhas.

Lebih lanjut, Zulhas melaporkan capaian penting di bidang ekonomi dari keketusan Indonesia dalam agenda ASEAN 2023.

Capaian tersebut adalah tujuh prioritas ekonomi ASEAN, yaitu pertama penyelesaian secara keseluruhan Kerangka Kerja Fasilitasi Jasa ASEAN/ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF). 

Baca Juga: Zulhas Waspadai Potensi Penurunan Neraca Dagang 

Kedua, pengesahan studi terkait Persetujuan Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).

Ketiga, Penandatanganan Perjanjian Protokol Kedua Perubahan dalam Kerangka ASEAN Australia Selandia Baru Area Perdagangan Bebas (The ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area/AANZFTA). Keempat, Pengesahan Deklarasi Menteri terkait Kerangka Kerja Inisiatif Industri berbasis Proyek di ASEAN. 

Kelima, Pengesahan Kerangka Acuan Kerja (TOR) Pembentukan Unit Pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di Sekretariat ASEAN.

Keenam yaitu implementasi secara penuh surat keterangan asal elektronik (e-Form D) di ASEAN melalui ASEAN Single Window (ASW) pada tanggal 1 Januari 2024.

Ketujuh, Pengesahan peta jalan harmonisasi standar untuk mendukung implementasi dari pembangunan berkelanjutan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar