03 Oktober 2024
16:44 WIB
Kemendag Beberkan Potensi Peningkatan Ekspor Kopi Indonesia
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut komoditas kopi Indonesia terus mengalami kenaikan produksi, karena itu diperlukan peningkatan ekspor.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Petani memanen kopi di Desa Taji, Jabung, Malang, Jawa Timur, Rabu (29/5/2024). Sumber: AntaraFoto/Ari Bowo Sucipto
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebutkan kopi merupakan komoditas pertanian Indonesia yang tren produksinya meningkat sepanjang 2019-2023. Sejalan dengan kenaikan produksi, ekspor komoditas unggulan ini perlu terus ditingkatkan. Dengan begitu, kopi bisa berkontribusi besar bagi perekonomian nasional.
Untuk mendorong peningkatan ekspor, Zulhas mendukung upaya para pelaku usaha dan komunitas petani dalam memperluas dan meningkatkan penjualan kopi ke pasar global.
"Kopi masih menjadi komoditas unggulan dan prioritas ekspor Indonesia bersama produk-produk yang lain. Hasil jerih payah petani dan pengusaha kopi ini turut memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia," kata Zulhas dalam keterangan resminya, Kamis (3/10).
Baca Juga: Kopi Indonesia Diminati Di Mesir, Nilai Ekspor 2023 Capai Rp1,46 Triliun
Menurut Zulhas, salah satu keberhasilan meningkatnya produksi kopi di Indonesia merupakan hasil pengembangan pertanian yang lebih terencana dan sesuai dengan potensi daerah masing-masing.
"Ke depan, pengembangan hasil pertanian kita haru sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Tidak hanya untuk kopi, juga untuk rempah-rempah, coklat, kelapa, dan lainnya. Kopi tetap menjadi salah satu prioritas, dan hilirisasinya juga penting," ungkap Zulhas.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), perdagangan kopi Indonesia secara global memiliki jaringan ekspor yang sangat luas. Negara tujuan utama ekspor utama adalah Amerika Serikat (AS), Mesir, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok.
Sementara, permintaan kopi berkualitas di tingkat global yang terus naik, bahkan mencapai 12% sejak 2019 lalu. Ini diakui Zulhas sebagai peluang besar Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar global, melalui ekspor biji kopi yang masih mentah (green bean) dan biji kopi yang telah disangrai (roasted bean).
Meski demikian, Menteri Perdagangan ini mengingatkan perdagangan global yang kompetitif, sehingga perlu strategi yang tepat untuk memperkenalkan dan meningkatkan nilai perdagangan kopi Indonesia di dunia.
Zulhas yang hadir dalam acara 'Peluncuran Indonesia Origin Selection: A Celebration of the Unique Coffee Traditions & Farmers Behind Your Favorite Nespresso Coffee' pada Rabu (2/10) lalu pun mengapresiasi PT Nestle, karena telah meluncurkan seri produk kopi kapsul Nespresso bertema 'Indonesia Origin Selection'.
Ia menilai, peluncuran produk kopi baru dari pelaku usaha dapat meningkatkan momentum ekspor kopi Indonesia.
"Kemendag mengapresiasi PT Nestle Indonesia yang terus mempromosikan kopi Indonesia ke pasar global. Kami harap peluncuran produk ini dapat menjadi momentum untuk memperkenalkan cita rasa kopi khas Indonesia ke pasar global secara cepat dan efektif," imbuh Zulhas.
Baca Juga: Delusi Kejayaan Kopi Nusantara
Lebih lanjut, Zulhas menyampaikan banyak tantangan dalam memenuhi permintaan kopi, terutama jenis spesialti dan premium, yang menjunjung tinggi sifat ramah lingkungan. Selain itu, konsumen kopi baik lokal maupun mancanegara semakin kritis dengan asal usul kopi dan praktek berkelanjutan. Oleh karena itu, Kemendag berkomitmen untuk terus mendukung ekspor kopi dan produk-produk turunannya.
Berbagai upaya diakui Zulhas telah dilakukan oleh pihaknya untuk mendukung dan meningkatkan ekspor kopi. Salah satunya dengan membuka akses pasar ke luar negeri melalui kesepakatan dagang, yang saat ini secara intens dilakukan melalui skema Free Trade Agreement (FTA), Prefential Trade Agreement (PTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Upaya ini sebagai toll way bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang," ucap Zulhas.
Upaya lain yang dilakukan Kemendag yaitu dengan fasilitas pendampingan bagi para eksportir, sehingga bisa menunjang kelancaran ekspor melalui pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi ekspor dan penyusunan rencana ekspor. Selanjutnya, fasilitas promosi melui Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang akan berlangsung pada 9-12 Oktober mendatang.