c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

16 Desember 2024

20:39 WIB

Kembangkan Green Fuel, KPI Bakal Olah Minyak Jelantah Di Kilang Cilacap

KPI akan mengolah minyak jelantah alias UCO sebanyak 6.000 barel per hari untuk menghasilkan sekitar 300 ribu kl green fuel per tahun, terdiri dari HVO dan SAF.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kembangkan <em>Green Fuel</em>, KPI Bakal Olah Minyak Jelantah Di Kilang Cilacap</p>
<p id="isPasted">Kembangkan <em>Green Fuel</em>, KPI Bakal Olah Minyak Jelantah Di Kilang Cilacap</p>

Ilustrasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) garapan Pertamina dengan campuran Used Cooking Oil (UCO). Sumber: Pertamina Patra Niaga

JAKARTA - PT Pertamina melalui Subholding Refining and Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional bersama PT Gapura Mas Lestari telah menandatangani nota kesepahaman terkait pasokan feedstock pada proyek Green Refinery Kilang Cilacap.

Lewat nota kesepahaman itu, KPI bakal mengakselerasi pengembangan bahan bakar hijau (green fuel) di Indonesia. Nantinya, Kilang Cilacap kelolaan KPI bakal mengolah minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) untuk menghasilkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) hingga Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Tak tanggung-tanggung, perusahaan pelat merah tersebut bakal mengolah UCO sebanyak 6.000 barel per hari untuk menghasilkan HVO dan SAF di kisaran 300 ribu kiloliter (kl) per tahunnya.

Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Pamer Inovasi Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman menegaskan pengolahan UCO menjadi bahan bakar hijau di Kilang Cilacap jadi bentuk komitmen perusahaan untuk menyediakan sumber energi terbarukan, serta berperan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Inisiatif Green Refinery di Cilacap secara jelas mencerminkan komitmen Indonesia terhadap transisi energi yang lebih bersih, serta menjaga keseimbangan ekosistem demi masa depan yang berkelanjutan," tutur Taufik lewat keterangan tertulis, Senin (16/12).

Kilang Cilacap sendiri saat ini telah mampu menghasilkan HVO dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) dengan nama produk Pertamina Renewable Diesel. Taufik mengatakan produk itu 100% berasal dari minyak nabati.

Produk HVO yang dihasilkan kemudian menjadi komponen blending untuk mesin diesel yang memiliki kualitas lebih superior dibanding biodiesel FAME. Selain itu, HVO juga dirancang untuk memenuhi standar tertinggi bagi penggunaan di negara-negara empat musim seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Sustainable Aviation Fuel (SAF) Garapan Pertamina Lewati Uji Statis

Begitupun dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dijelaskan Taufik saat ini 2,4% bahan baku SAF menggunakan RBDPKO yang notabene merupakan produk dari pemrosesan inti kelapa sawit.

"Produk SAF dari Green Refinery Cilacap diharapkan bisa mendukung pasokan implementasi penggunaan SAF sebagai bahan bakar industri aviasi, sejalan dengan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel," jabarnya.

Dari proyek-proyek pengolahan itu, Taufik menambahkan proyek Green Refinery di Kilang Cilacap bukan hanya tentang penyediaan sumber energi alternatif, tetapi juga penciptaan nilai tambah bagi masyarakat.

"Proyek Green Refinery ini bukan hanya tentang menyediakan sumber energi alternatif, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat, mendukung pertumbuhan lokal, serta mengurangi dampak lingkungan," tandas Taufik Aditiyawarman.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar