29 November 2023
17:42 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) memiliki fokus pada pengembangan bisnis digital untuk mencapai pertumbuhan bisnis jangka panjang. Terdapat lima area fokus strategi utama pengembangan bisnis digital yang dimiliki Bank Raya.
"Pertama, kekuatan Bank Raya sebagai bank digital dengan jaringan Online to Offline (O2O) terluas di seluruh Indonesia," kata Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia dalam public expose live 2023 Bank Raya, Rabu (29/11).
Kedua, lanjut dia, inovasi berkelanjutan dan produk digital Bank Raya yang komprehensif (cross segment digital product) yang memungkinkan untuk meningkatkan bisnis dengan cara partnership dan akuisisi end user melalui ekosistem BRI maupun ekosistem digital lainnya.
Ketiga, optimalisasi produk dan ekosistem yang ada melalui ekspansi pada bisnis keagenan BRI Group dan bisnis keagenan lainnya, pelaku usaha mikro, dan pekerja mikro lainnya, serta eksplorasi untuk perluasan pasar potensial bisnis digital.
Keempat, sinergi BRI Grup sebagai Digital Attacker untuk melayani pasar UMKM melalui produk dan jasa perbankan digital yang smaller, shorter, faster dan mudah diakses nasabah.
Kelima atau yang terakhir, komitmen untuk perbaikan business enabler secara berkesinambungan dalam teknologi, sumber daya manusia, dan manajemen risiko untuk mendukung pertumbuhan bisnis yang solid dan mendorong kepuasan pelanggan.
Baca Juga: Persaingan Kian Ketat, Bank Digital Butuh Siasat Pikat Nasabah
“Sebagai bank digital, mendukung percepatan inklusi keuangan di Indonesia adalah bagian dari aspirasi kami. Jaringan O2O dengan lebih dari 750 ribu akses poin yang tersebar di seluruh Indonesia, serta kekuatan sinergi di dalam ekosistem BRI Group yang didukung oleh produk digital Bank Raya yang praktis dan komprehensif, memungkinkan kami untuk mendorong penetrasi inklusi keuangan digital secara meluas di Indonesia," ujar Bagus.
Hal ini, menurutnya, tercermin dari pertumbuhan nilai transaksi digital saving yang mencapai 163% secara tahunan (year on year/yoy), sehingga pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp2,3 triliun.
Peningkatan juga terjadi di total transaksi Aplikasi Raya sebesar 192% yoy. Dengan demikian, pada Oktober 2023, total transaksi Aplikasi Raya dapat mencapai sebesar 1,4 juta transaksi.
Adapun saat ini, user digital saving Bank Raya tercatat sebesar 784 ribu dengan rata-rata saldo sebesar Rp1,3 juta.
Sementara itu, dari sisi digital lending, produk pinjaman digital Pinang Flexi dan Pinang Dana Talangan turut menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pinang Flexi yang ditujukan untuk nasabah payroll BRI Group, tumbuh sebesar 151,3% yoy. Sedangkan, Pinang Dana Talangan yang memberikan kemudahan bagi agen BRILink BRI, tumbuh sebesar 47,2% yoy.
Untuk produk yang penyalurannya digitize melalui platform customer relationship management, yaitu Pinang Maksima dan Pinang Performa, sama-sama menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Pertumbuhan Pinang Maksima tercatat sebesar 161,3% yoy dan Pinang Performa tumbuh sebesar 133,4% yoy.
Untuk penguatan manajemen risiko secara berkelanjutan, Bank Raya mengembangkan automated machine learning credit scoring dalam rangka menjaga kualitas kredit serta pemanfaatan teknologi artificial intelligence untuk pengembangan Fraud Detection System (FDS).
Kinerja Apik
Bank Raya terus membukukan kinerja keuangan yang positif dari bulan ke bulan sepanjang 2023. Kinerja apik ini didukung dengan perkembangan bisnis digital Bank Raya.
Bagus menyampaikan, kinerja laba bersih Bank Raya untuk bulan Oktober 2023 tumbuh Rp18 miliar, atau naik sebesar 118% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih ini didukung penyaluran kredit yang bertumbuh. Sampai dengan akhir bulan Oktober 2023, Bank Raya telah menyalurkan kredit sebesar Rp8,9 triliun, meningkat 134% yoy dari Oktober 2022 yang tercatat sebesar Rp3,8 triliun.
"Hal ini juga mendorong pertumbuhan signifikan outstanding kredit digital Bank Raya pada Oktober 2023 sebesar 49% yoy mencapai lebih dari Rp1 triliun," lanjut Bagus.
Baca Juga: Bos BRI: Hapus Kredit Macet UMKM Tak Pengaruhi Kinerja BRI
Pencapaian yang sama juga terlihat pada digital saving Bank Raya, yang tumbuh 94% yoy pada Oktober 2023 mencapai kisaran Rp1 triliun.
Beberapa rasio kunci Bank Raya juga mengalami perbaikan meskipun di tengah kenaikan suku bunga. Tren penurunan pada rasio BOPO terlihat sepanjang tahun 2023, sehingga pada Oktober 2023 tercatat sebesar 86,1%.
Hal yang sama juga dialami oleh rasio CIR, di mana trennya mengalami penurunan sepanjang tahun 2023, sehingga pada Oktober 2023 tercatat sebesar 73,9%.
Permodalan dan likuiditas yang terjaga, terlihat dari CAR yang kuat di level 48% pada Oktober 2023 serta peningkatan CASA menjadi sebesar 28,9% dan LDR yang stabil pada level 78,6%.
“Kedepan, kami akan terus berkomitmen untuk melanjutkan tren positif ini melalui pertumbuhan bisnis digital yang berkualitas, dengan terus menginternalisasi seluruh komitmen strategi bisnis kami di setiap lini bisnis utama, serta terus mengakselerasi langkah kami menuju profitabilitas jangka panjang," pungkas Bagus.