c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

27 November 2024

16:18 WIB

Kasus Kerusakan Kendaraan Akibat Pertamax Merusak Kepercayaan Konsumen

Legislator menilai kasus kerusakan sejumlah mesin kendaraan yang mengonsumsi Pertamax berpotensi merusak kepercayaan konsumen. Pemangku kepentingan terkait tidak boleh menganggap remeh kasus ini.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Kasus Kerusakan Kendaraan Akibat Pertamax Merusak Kepercayaan Konsumen</p>
<p>Kasus Kerusakan Kendaraan Akibat Pertamax Merusak Kepercayaan Konsumen</p>

Pengendara sepeda motor melintas di dekat papan informasi harga BBM di salah satu SPBU kawasan Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (1/10/2024). AntaraFoto/Aprillio Akbar

JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Amin Ak menilai, kasus kerusakan sejumlah mesin kendaraan yang mengonsumsi BBM jenis Pertamax berpotensi merusak kepercayaan konsumen. Dia meminta pemangku kepentingan terkait tidak menganggap remeh kasus yang terjadi di lapangan.

Pasalnya, pembiaran kejadian rusaknya kendaran konsumen sedikit-banyak akan mengganggu kampanye pemerintah agar masyarakat mulai beralih menggunakan Pertamax untuk mengurangi penggunaan BBM bersubsidi.

“Jangan sampai, animo masyarakat untuk beralih dari BBM bersubsidi ke Pertamax, dirusak oleh oknum yang mencari keuntungan sesaat dengan memanipulasi kualitas BBM,” tegas Amin dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (27/11).

Untuk itu, dirinya mendukung PT Pertamina (Persero) untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dijual di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia.

Menurutnya, langkah tersebut penting untuk memastikan kualitas BBM yang sampai ke konsumen sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Terengah Karena Berubahnya Skema Subsidi Energi

Dia juga menekankan, kualitas BBM yang baik tidak hanya berdampak pada efisiensi kendaraan, namun juga berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih bersih dan penghematan ekonomi masyarakat.

“Oleh karena itu, Pertamina harus memastikan bahwa seluruh SPBU, baik yang dikelola langsung maupun yang bermitra, mematuhi standar kualitas BBM yang berlaku,” ujarnya.

Amin mengingatkan, pengawasan kualitas BBM merupakan bentuk perlindungan terhadap hak konsumen. Audit berkala juga menjadi langkah strategis untuk menjaga reputasi Pertamina sebagai BUMN energi yang terpercaya.

Dia juga berharap, kegiatan audit dapat mendeteksi adanya potensi penyimpangan, seperti campuran bahan yang tidak sesuai standar atau praktik curang lainnya dalam BBM yang dijual saat ini.

“Kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina sangat tinggi. Namun, kepercayaan itu harus terus dijaga dengan memastikan produk BBM yang dijual benar-benar berkualitas,” ungkapnya.

Selain audit internal, Amin juga mendorong Pertamina untuk berkolaborasi dengan regulator terkait, seperti Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), dalam memastikan standar operasional di lapangan terpenuhi.

Ia juga mengingatkan bahwa kemitraan dengan SPBU swasta tidak boleh menjadi celah bagi penurunan kualitas layanan Pertamina.

“Kami di Komisi VI akan terus memantau proses ini. Kami ingin memastikan bahwa BBM yang digunakan masyarakat sesuai dengan klaim produk yang tertera di SPBU, baik dari sisi oktan, efisiensi, maupun dampak lingkungan,” tegasnya.

Baca Juga: Bahlil Tunggu Prabowo Kembali Ke RI Untuk Lapor Skema Subsidi BBM

Untuk menggaransi perbaikan dan jaminan kualitas BBM yang dijual, Amin juga mendorong Pertamina bisa menggandeng Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) untuk melindungi hak masyarakat sebagai konsumen.

Secara umum, Amin juga berharap, langkah audit produk BBM dapat menjadi rutinitas yang diterapkan tidak hanya oleh Pertamina, tetapi juga oleh semua pelaku industri energi di Indonesia.

“BBM adalah kebutuhan strategis masyarakat. Standar tinggi harus diterapkan agar kita tidak hanya memberikan pelayanan terbaik, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan sektor energi nasional,” urainya.

Gerak Cepat Tanggapi Laporan
Sebelunya, PT Pertamina melalui Subholding Commercial and Trading PT Pertamina Patra Niaga mulai bergerak cepat menanggapi laporan kendaraan yang mengalami kerusakan yang diduga akibat dari penggunaan BBM jenis Pertamax.

Adapun kasus dugaan kerusakan mesin kendaraan roda empat akibat penggunaan Pertamax itu terjadi di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Dalam hal ini, Pertamina Patra Niaga menggandeng Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) untuk melakukan investigasi. Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan Terminal BBM, SPBU, hingga mengecek bengkel-bengkel di area Cibinong, Jawa Barat.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengungkapkan permohonan maaf atas peristiwa tersebut, sekalipun penyebab kerusakan tersebut belum diketahui apakah berasal dari produk Pertamax atau suku cadang (spare part) kendaraan.

"Meskipun penyebab belum diketahui apakah dari produk Pertamax atau dr sparepart kendaraan, namun kami mohon maaf atas kejadian ini," ucap Heppy, Selasa (26/11).

Heppy menambahkan, saat ini investigasi soal kualitas Pertamax masih dilakukan sejak Jumat (22/11) lalu bersama LAPI ITB dan pihak bengkel.

"Investigasi kualitas produk masih dilakukan sejak Jumat lalu. Kami terus berkoordinasi dengan pihak bengkel dan LAPI ITB. Sampel produk juga sudah kami kirimkan ke Lemigas (Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi) untuk uji lab lebih lanjut," jabarnya.

Dari hasil monitoring yang dilakukan Pertamina Patra Niaga di lapangan, kendaraan yang dilaporkan mengalami kendala mesin hanya terjadi pada merek kendaraan dan tipe tertentu.

Artinya, tambah Heppy, tidak semua kendaraan yang mengonsumsi Pertamax mengalami kerusakan mesin seperti yang terjadi pada video yang viral di sosial media belakangan ini.

"Paralel menunggu hasil investigasi dan pengujian produk, kami terus melalukan tracking kendaraan-kendaraan yang mengalami masalah pada mesinnya," tandas Heppy.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar