09 September 2024
11:04 WIB
Kampus Vokasi Kemenperin Terapkan Kurikulum Industri 4.0
Sedikitnya ada dua kampus vokasi binaan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang sudah menerapkan kurikulum industri 4.0, yaitu Politeknik Industri Petrokimia Banten dan Politeknik APP Jakarta.
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
Editor: Fin Harini
Sekretaris BPSDMI Jonni Afrizon (tengah) secara simbolis memakaikan almamater untuk mahasiswa baru Politeknik Industri Petrokimia Banten tahun 2024, beberapa waktu lalu. Sumber: Kemenperin
JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan, pentingnya menyusun strategi dalam memasuki era industri 4.0, salah satunya melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) industri.
Menurut Menperin, peningkatan kualitas SDM industri bertu juan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital guna mendukung terciptanya inovasi dan meningkatkan daya saing. Selain itu, mengakselerasi penerapan Making Indonesia 4.0 dengan mengedepankan keterampilan untuk tetap selaras dengan permintaan industri saat ini.
"Komponen terpenting pada proses transformasi digital, antara lain berupa kesadaran manfaat penggunaan peralatan digital, tidak hanya sekedar kemampuan adopsi teknologi, namun harus sejalan dengan perubahan mindset digital pada SDM di dalamnya,” kata dalam keterangannya di Jakarta, Senin (9/9).
Baca Juga: Kemenperin Sebut Pengusaha Butuh Manajer Transformasi Industri 4.0
Sejalan dengan itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui unit kerjanya, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) menjembatani kebutuhan ketersediaan SDM tersebut dengan menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana pendidikan. Ada 13 pendidikan tinggi vokasi, 9 SMK, dan 7 Balai Diklat Industri (BDI) dengan spesialisasi dan kompetensi spesifik untuk membekali keterampilan secara mendalam.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris BPSDMI Jonni Afrizon menyampaikan, sekolah dan kampus vokasi binaan Kemenperin telah menerapkan kurikulum industri 4.0. Dia mencontohkan, salah satu unit pendidikan tinggi tersebut adalah Politeknik Industri Petrokimia Banten.
Kampus tersebut menjalin kerja sama dengan industri petrokimia terbesar, PT Chandra Asri Petrochemical, dan anak didiknya sudah memiliki ikatan kerja, sehingga ketika lulus dapat langsung bekerja di perusahaan mitra. Politeknik itu pun memiliki 3 program studi, yaitu Teknologi Mesin Industri Petrokimia, Teknologi Proses Industri Petrokimia, dan Teknologi Instrumentasi Industri Petrokimia.
“Politeknik Industri Petrokimia Banten telah memberikan akses pendidikan dengan layanan berupa pendidikan sistem ganda, berbasis kompetensi, memiliki kurikulum industri 4.0, memiliki pelatih di tempat kerja yang tersertifikasi internasional dan sarana yang standar industri,” ujar Jonni.
Dia juga mengatakan, penyelenggaraan pendidikan di Politeknik Industri Petrokimia Banten telah menggunakan pembelajaran sistem ganda (dual system) untuk menjamin lulusannya kompeten, yang link and match dengan kebutuhan industri, sehingga mereka siap kerja. Apalagi, kurikulum yang diterapkan politeknik ini sudah berbasis industri 4.0.
Adapun unit pendidikan tinggi Kemenperin lainnya, Politeknik APP Jakarta, juga menerapkan kurikulum industri 4.0 di sektor logistik.
Kampus itu telah memberikan akses pendidikan dengan layanan berupa pendidikan sistem ganda, berbasis kompetensi, telah menerapkan kurikulum 4.0, dibina oleh pelatih bersertifikasi internasional serta menyediakan sarana yang standar industri. Politeknik APP Jakarta juga menggunakan desain pembelajaran link and match dengan mitra industri binaan Kemenperin.
Baca Juga: Kemenperin Buka Kelas Industri Baja, 20 Siswa Lolos Seleksi
“Pendidikan tinggi menjadi langkah awal yang akan menjadi pondasi SDM industri untuk dapat bersaing dan mendalami keterampilan yang dalam hal ini Politeknik APP Jakarta telah ditetapkan menjadi spesialisasi pada bidang logistik industri,” kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPVI), Wulan Aprilianti Permatasari pada PKKMB di Politeknik APP Jakarta.
Menurut Wulan, pembentukan generasi baru SDM industri harus memastikan mereka dapat mudah beradaptasi dan berketerampilan tinggi dan serba bisa dengan pengetahuan yang lebih luas mengenai pekerjaan mereka.
“Dengan munculnya teknologi baru dan munculnya budaya kerja yang lebih kolaboratif dan fleksibel, peran SDM di industri saat ini telah mengalami transformasi yang signifikan,” tuturnya.