c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

13 Agustus 2025

17:28 WIB

Kadin Indonesia Sebut Teknologi Digital Punya Peluang Ekspor Ke Dubai

Tak hanya peluang ekspor teknologi digital, Kadin Indonesia menilai terdapat peluang kerja sama pengembangan mulai dari AI sampai ekosistem baterai listrik.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Kadin Indonesia Sebut Teknologi Digital Punya Peluang Ekspor Ke Dubai</p>
<p id="isPasted">Kadin Indonesia Sebut Teknologi Digital Punya Peluang Ekspor Ke Dubai</p>

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia, Juan Permata Adoe. Antara/HO-Kadin

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Juan Permata Adoe mengatakan teknologi digital dan industri otomotif memiliki prospek ekspor yang menjanjikan ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Menurut dia, proses itu menjanjikan mengingat aspek pendanaan di Dubai sangat mendukung, terutama bagi perusahaan yang telah melantai di bursa efek maupun startup.

“Mereka lihat prospeknya bagus. Startup kita punya kontribusi cukup banyak, dan hubungan bisnis dengan Dubai harus terus dijaga,” kata Juan dilansir Antara pada Rabu (13/8).

Juan menyebut selain ekspor, juga terdapat potensi besar kerja sama antara Indonesia dan Dubai dalam pengembangan teknologi dan kompetensi di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), otomotif termasuk electric vehicle (EV) dan stasiun pengisian (charging station), serta pengembangan ekosistem baterai.

Baca Juga: Rosan Sebut Uni Emirat Arab Berjanji Mau Investasi Di Indonesia

“AI itu buat Indonesia penting, kita bisa belajar langsung dari Dubai tanpa harus jauh-jauh. Di sektor otomotif, EV charging di sana berkembang pesat. Kita bisa kolaborasi. Vietnam bisa sukses, kenapa kita tidak," ungkapnya.

Untuk memperkuat akses pasar ke Dubai, Kadin Indonesia menggelar seminar bisnis yang berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Uni Emirat Arab, dan Dubai Multi Commodities Centre (DMCC) pada 12 Agustus.

Sementara itu, Executive Chairman dan CEO DMCC, Ahmed Bin Sulayem mengatakan Dubai dan Jakarta punya banyak kesamaan sebagai pusat perdagangan dan logistik yang dinamis. Menurut dia, Dubai dan Jakarta sama-sama ditopang oleh letak geografis strategis, diversifikasi ekonomi, dan infrastruktur kelas dunia.

Untuk diketahui, DMCC merupakan zona perdagangan bebas yang didirikan oleh Pemerintah Dubai pada 2002. Adapun, fokus DMCC pada perdagangan komoditas seperti emas, berlian, logam mulia, teh, dan biji-bijian. Selain itu, DMCC juga merupakan salah satu zona bebas dengan pertumbuhan tercepat di Uni Emirat Arab.

"Dubai berada di persimpangan Eropa, Asia, dan Afrika, sementara Jakarta sebagai pusat komersial negara dengan populasi terbesar keempat di dunia berperan penting dalam rantai pasok Asia Tenggara. Indonesia sendiri adalah kekuatan besar dalam perdagangan komoditas," ujar Ahmed.

Baca Juga: Luhut Pastikan UEA Siap Bekerja Sama Di Energi Hijau, Perumahan Dan Pertahanan

Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab mencapai US$2,8 miliar pada periode Januari-Juni 2025. Angka ini tumbuh 21,9% dibandingkan periode yang sama di 2024 sebesar US$2,3 miliar.

Dari total perdagangan itu, nilai ekspor Indonesia sebesar US$1,7 miliar, tumbuh 20,98% yoy. Sedangkan, nilai impor sebesar US$1,09 miliar atau tumbuh 23,37% yoy. Dengan demikian, Indonesia masih mengantongi surplus neraca perdagangan US$611,8 juta, meningkat 16,92% yoy.

Dalam periode 2020-2024, total perdagangan kedua negara rata-rata tumbuh 14,15%, dengan ekspor Indonesia tumbuh 23,85% dan impor 4,78%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar