c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

28 Agustus 2025

10:11 WIB

KADIN Indonesia Sambut Baik Patriot Bond untuk Biayai Proyek Berkelanjutan

Danantara tengah menyiapkan penerbitan Patriot Bond, sebuah instrumen pembiayaan senilai Rp50 triliun yang ditujukan guna memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha.  

Penulis: Ahmad Farhan Faris

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">KADIN Indonesia Sambut Baik Patriot Bond untuk Biayai Proyek Berkelanjutan</p>
<p id="isPasted">KADIN Indonesia Sambut Baik Patriot Bond untuk Biayai Proyek Berkelanjutan</p>

Tamu undangan memegang katalog badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025). AntaraFoto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Shinta Widjaja Kamdani mendukung penerbitan Patriot Bond yang dilakukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Kata dia, Patriot Bond dapat mendukung pembiayaan sejumlah proyek berbasis berkelanjutan, termasuk proyek waste to energy.

Danantara tengah menyiapkan penerbitan Patriot Bond, sebuah instrumen pembiayaan senilai Rp50 triliun yang ditujukan guna memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha. 

Inisiatif ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk menyalurkan bentuk pengabdian kepada bangsa dengan berkontribusi untuk agenda pembangunan jangka panjang nasional.

“Pemerintah sudah menawarkan Patriot Bond kepada banyak pengusaha, dan kita melihat appetite-nya seperti apa karena ini tentunya volunteer ya, siapa yang mau. Jadi ditawarkan ini sebagai bagian daripada pendanaan yang dibutuhkan oleh Danantara, dan proyeknya juga sebenarnya proyek waste to energy,” kata Shinta dilansir Antara pada Rabu (27/8).

Baca Juga: Meski Di Bawah Danantara, BUMN Bakal Tetap Dapat Suntikan Modal Negara

Menurut dia, pembiayaan melalui Patriot Bond bisa menjadi instrumen yang tepat untuk proyek waste to energy yang masuk kategori bisnis hijau lantaran memiliki permintaan pasar (demand) yang tinggi.

“Jadi ini juga proyek green business, kalau waste to energy itu kan sangat baik buat Indonesia. Jadi kita lihat harapan kami nanti ada yang bakal berpartisipasi,” jelas dia.

Shinta menekankan bahwa pengembangan model bisnis hijau (green business) bukan lagi sebuah pilihan, melainkan keharusan bagi pelaku usaha agar tetap mampu bersaing di pasar global. Di luar negeri, kata dia, banyak konsumen yang sudah permintaan itu mengharapkan daripada green products.

"Jadi produk dengan standar yang lebih ramah lingkungan. Nah, ini kalau kita bagikan contoh di industri kita yang sekarang sedang tertekan seperti TPT (tekstil dan produk tekstil). Sekarang suplai daripada TPT itu produksinya harus menggunakan sumber listrik dari yang EBT (energi baru terbarukan)," ujarnya.

Shinta mengatakan agar produk Indonesia dapat memperluas pasarnya, standar berkelanjutan harus dipenuhi, termasuk penyesuaian terhadap standar environmental, social, and governance (ESG) yang kini menjadi acuan global.

"Jadi bagaimana pun juga sekarang itu bukan pilihan dari produsen saja, tapi sudah pilihan daripada permintaan konsumen," ungkapnya.

Untuk diketahui, Chief Investment Officer Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir mengatakan Danantara Indonesia berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang baik.

“Setiap inisiatif pembiayaan diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi jangka panjang serta memperkuat peran dunia usaha dalam pembangunan,” kata Pandu.

Baca Juga: Bakal Ada Kajian Bersama Soal Konsolidasi BUMN Oleh Danantara

Patriot Bond merupakan instrumen pembiayaan strategis yang lazim digunakan di berbagai negara, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat kemandirian pembiayaan nasional.

Melalui obligasi tersebut, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah hingga panjang yang stabil, sementara pelaku usaha memiliki akses pada instrumen investasi yang aman dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.

Patriot Bond dibangun di atas prinsip partisipasi sukarela dan tanggung jawab bersama. Sejalan dengan semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa, inisiatif ini membuka ruang bagi kelompok usaha nasional untuk berkontribusi pada agenda pembangunan lintas generasi, sekaligus memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar