31 Mei 2024
11:08 WIB
Jokowi Sebut Ada Potensi Bantuan Pangan Dilanjutkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) umumkan adanya kemungkinan penyaluran bantuan pangan (banpang) terus berlanjut di Juni 2024. Namun perlu pemeriksaan lebih dulu terkait kondisi keuangan APBN.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memantau penyaluran bantuan pangan beras di Gudang Bulog Taba Pingin, Lubuklinggau, Sumatra Selatan pada Kamis (30/5). Dok Bapanas.
LUBUKLINGGAU - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ada potensi bantuan pangan (banpang) beras akan berlanjut usai tahap kedua periode April-Juni 2024 selesai. Potensi bantuan pangan berlanjut bila anggaran tersedia.
"Banpang ini sudah bulan Januari, sudah diterima 10 kg Februari sudah. Maret sudah, April sudah, Mei sekarang (sudah), nanti bulan depan Juni terima lagi. Jadi nanti saya akan lihat yang namanya fiskal anggaran APBN. Nanti bulan Juni akan saya umumkan, tapi kelihatannya bisa dilanjutkan," ujar Jokowi dalam keterangan resmi, Jumat (31/5).
Pernyataan tersebut Jokowi sampaikan saat ia memantau penyaluran bantuan pangan beras di Gudang Bulog Taba Pingin, Lubuklinggau, Sumatra Selatan (Sumsel) pada Kamis (30/5) kemarin. Pemantauan tersebut juga turut didampingi Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi. Dalam kunjungan tersebut, Jokowi memastikan pasokan dan harga pangan pokok di beberapa pasar dalam kondisi baik dan mencukupi.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Salurkan Bantuan Pangan Beras 2024
Selanjutnya, Kepala Bapanas Arief Prasertyo Adi menuturkan, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog hingga 28 Mei 2024 tercatat hingga 1,8 juta ton. Dia meyakini stok tersebut akan terus bertambah, sejalan dengan upaya Bulog menyerap produksi dalam negeri.
“Kita pahami program banpang beras ini terus kita jalankan dan bersumber dari stok CBP. Untuk itu, penguatan stok CBP di saat produksi dalam negeri menjadi atensi utama kami. Ini karena kita ingin di masa depan saat musim kering melanda atau terjadi suatu kondisi pangan global, kita mampu mengatasinya dengan penyaluran CBP untuk membantu masyarakat melalui berbagai program,” jelas Arief.
Arief menambahkan, dari laporan ‘Global Report On Food Crises 2024’ yang disusun Food Security Information Network (FSIN) dan Global Network Against Food Crises, cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebab utama kerawanan pangan akut tingkat tinggi, sedikitnya bagi 18 negara dengan lebih dari 72 juta penduduknya.
Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2022 yang kala itu terdiri dari 12 negara dengan 56,8 juta penduduk yang terdampak rawan pangan akut.
Disebutkan pula El Nino dan fenomena cuaca perubahan iklim telah menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Dalam proyeksi 2024 ini, banjir dan cuaca ekstrem akibat angin muson dan angin topan masih menjadi kekhawatiran, terutama di kawasan Asia.
“Karena itu kita pastikan untuk terus memantau dan memastikan Stok CBP dalam kondisi yang baik. Per hari ini 1,8 juta ton dan ini akan terus bertambah. Estimasi panen beras menurut KSA (Kerangka Sampel Area) BPS (Badan Pusat Statistik) sampai Mei, masih ada surplus terhadap konsumsi bulanan beras. Jadi ini memang waktunya CBP terus ditambah, sehingga nanti saat musim kemarau, pemerintah leluasa menyalurkan dalam membantu masyarakat,” tandasnya.
Baca Juga: Bapanas Pastikan Bantuan Pangan Beras 10 Kg Berlanjut Hingga Juni
Produksi Beras
Menilik data KSA BPS hasil amatan April 2024, produksi beras Januari sampai Juli diproyeksikan dapat mencapai 18,74 juta ton. Dari total itu diestimasikan dapat terjadi surplus produksi terhadap konsumsi di angka sekitar 650 ribu ton. Pada April 2024, estimasi produksi beras di angka 5,31 juta ton. Lalu Mei 2024, produksi diperkirakan dapat berada sampai 3,58 juta ton. Pada Juni 2024 di 2,01 juta ton serta Juli 2024 di 2,15 juta ton.
Sementara realisasi penyerapan beras produksi dalam negeri oleh Perum Bulog sampai 26 Mei total telah menyentuh 601 ribu ton. Ini terdiri dari pengadaan untuk CBP 517 ribu ton dan beras komersial 83 ribu ton. Sebagai perbandingan, realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog pada tahun 2023 total keseluruhan selama setahun berada di angka 1,066 juta ton.