13 April 2023
18:42 WIB
JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan minyak goreng kemasan rakyat yang diluncurkan oleh Kementerian Perdagangan, MinyaKita, memang dipasok khusus untuk masyarakat bawah yang membutuhkan.
Presiden mengatakan bahwa pembelian minyak goreng subsidi itu memang dibatasi jumlah pembeliannya dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.
"Ini kan memang dibatasi agar tidak semua masyarakat beli dalam jumlah banyak. Karena itu adalah minyak yang memang kita pasok untuk yang masyarakat bawah yang membutuhkan," kata Presiden Jokowi usai meninjau harga pangan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/4), seperti dilansir Antara.
Kepala Negara mengatakan MinyaKita diatur HET-nya dan tidak dijual dalam jumlah yang besar untuk masyarakat.
Namun demikian, Presiden mengatakan stok MinyaKita sangat banyak dan tersedia di semua pasar.
"MinyaKita kenapa kita taruh Rp14 ribu dan tidak boleh dijual dalam jumlah yang besar karena memang kita harapkan itu yang membeli hanya masyarakat bawah," kata Presiden.
Baca Juga: Kemenperin Usul Relaksasi Pembatasan Angkutan Pangan
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan stok MinyaKita jelang Ramadhan karena pemerintah senantiasa memastikan pendistribusian minyak goreng subsidi itu berjalan tepat sasaran.
Arief mengatakan, melalui Rapat Koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi tanggal 6 Februari 2023 lalu, telah diputuskan penambahan pasokan minyak goreng untuk kebutuhan dalam negeri dari sebelumnya sebanyak 300.000 ton menjadi 450.000 ton.
Selain itu, di tingkat konsumen, pemerintah terus berupaya memastikan ketersediaan dan stabilisasi MinyaKita dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp14.000 per liter.
Harga Pangan Terkendali
Jokowi menyebutkan sejumlah harga pangan mengalami penurunan menjelang Hari Raya Idul Fitri, kecuali komoditas bawang bombai yang mengalami kenaikan harga.
"Yang paling penting harga bahan-bahan pokok tidak ada yang naik. Banyak yang turun. Yang naik hanya satu bawang bombai. Yang lain enggak," katanya dalam kesempatan yang sama.
Presiden menjelaskan harga untuk komoditas telur ayam, daging ayam, bawang merah, hingga cabai rawit masih terkendali. Bahkan, harga cabai rawit yang biasanya mencapai Rp90 ribu sampai Rp100 ribu per kg jelang Lebaran, saat ini masih berkisar Rp35 ribu sampai Rp40 ribu per kg.
"Saya kira semuanya baik, artinya pasokannya lancar, sehingga harganya jadi turun. Bawang bombai aja yang naik," kata Presiden.
Harga bawang bombai mengalami kenaikan sejak dua pekan terakhir. Pada pekan lalu, harganya mencapai Rp40 ribu per kg, dari sebelumnya Rp25 ribu per kg.
Baca Juga: Harga Bapok Naik Sedikit, Mendag Dorong Bulog Operasi Pasar
"Kalau bawang merah, bawang putih, semua turun, cabai rawit dan merah juga turun. Yang lagi naik bawang bombai, pasokannya memang agak susah," kata Taslimatun, salah satu pedagang di Pasar Johar Baru, Jakarta Pusat, dilansir Antara.
Berdasarkan pantauan di Pasar Johar Baru pada Rabu (5/3), sejumlah komoditas mengalami penurunan harga, seperti daging ayam yang turun dari Rp38 ribu per kg menjadi Rp33 ribu per kg.
Kemudian, telur ayam turun dari Rp30 ribu per kg menjadi Rp29rb per kg, cabai rawit turun dari Rp90 ribu per kg menjadi Rp60 ribu sampai Rp65 ribu per kg, bawang merah turun dari Rp60 ribu menjadi Rp40 ribu per kg dan bawang putih dari Rp44 ribu menjadi Rp40 ribu per kg.
Sementara itu, harga daging sapi tetap stabil di kisaran Rp140 ribu sampai Rp160 ribu per kg.