c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

26 Agustus 2024

13:10 WIB

Jepang Sumbang US$25 Juta Untuk Proyek Amonia Hijau Hybrid

Proyek amonia hijau hybrid merupakan kerja sama BUMN dan dua perusahaan Jepang, dengan dukungan dari pemerintah Jepang berupa hibah sebesar US$25 juta.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Jepang Sumbang US$25 Juta Untuk Proyek Amonia Hijau <em>Hybrid</em></p>
<p id="isPasted">Jepang Sumbang US$25 Juta Untuk Proyek Amonia Hijau <em>Hybrid</em></p>

Sejumlah tangki berisi green ammonia di Illinois, AS. Shutterstock/Jon Rehg

JAKARTA - Indonesia akan segera memiliki proyek amonia hijau hybrid pertama di dunia, inovasi dari BUMN Pupuk Indonesia yang akan dimulai pada Agustus 2024. Proyek yang menggandeng dua korporasi besar Jepang ini mendapat dukungan dari pemerintah Jepang dalam bentuk sumbangan grant (hibah) sebesar US$25 juta.

Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengonfirmasi pendanaan ini dalam acara 2nd Ministerial Meeting Asia Zero Emission Community (AZEC).

“Untuk proyek amonia Pupuk Iskandar Muda ini (anak usaha Pupuk Indonesia), pemerintah Jepang akan memberikan bantuan sekitar US$25 juta dalam bentuk grant,” ujar Airlangga dikutip dari pernyataan resmi, Senin (26/8).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani menjelaskan investasi dalam proyek zero emission sangat menarik bagi pasar internasional.

Baca Juga: Mengenal Green Ammonia

“Karena, memang mereka diberikan insentif, dan bahkan mereka bisa memberikan yield yang sangat jauh lebih rendah apabila itu energi hijau baru terbarukan. Jadi sebetulnya memang kita harus aktif (menarik investasi), karena kita memiliki potensi yang sangat besar,” ujarnya.

Sebagai informasi, poyek ini merupakan hasil dari perjanjian kerja sama pengembangan/Joint Development Agreement (JDA) yang bertajuk Green Ammonia Initiative from Aceh (Project GAIA), antara Pupuk Indonesia, ITOCHU Corporation, dan Toyo Engineering pada acara AZEC.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menjelaskan proyek ini akan mengembangkan amonia menjadi bahan bakar kapal.

“Proyek ini sangat unik karena merupakan yang pertama di dunia. Amonia yang digunakan akan diproduksi sebagai green ammonia, memanfaatkan fasilitas produksi milik Pupuk Indonesia Grup yang ada di Aceh,” ujarnya.

Dia mengatakan, clean ammonia atau amonia bersih menjadi sangat penting dalam usaha menuju dekarbonisasi industri. Pasalnya, clean ammonia bisa menjadi salah satu sumber energi bersih baru yang menjanjikan di masa depan.

Clean ammonia terdiri dari blue dan green ammonia, yang memiliki jejak karbon yang lebih rendah. Bahkan amonia hijau tidak menghasilkan emisi karbon dalam prosesnya sama sekali,” ucapnya.

Rahmad menuturkan, dalam kerja sama ini Pupuk Indonesia akan memproduksi amonia hijau menggunakan pabrik amonia yang teknologi prosesnya dirancang dan dibangun oleh TOYO pada tahun 2000-an lalu.

Baca Juga: Permintaan Blue Dan Green Ammonia Ditaksir Terus Naik

Amonia hijau ini nantinya akan dipasok kepada ITOCHU sebagai bahan baku marine fuel.

“Kerja sama ini menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha Pupuk Indonesia yang tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga mendukung hilirisasi industri dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional serta mendukung target pemerintah dalam mencapai net zero emission di 2060,” ucap Rahmad.

Pengembangan Project GAIA akan dimulai dengan pembangunan Front End Engineering Design (FEED), pada Agustus 2024.

Untuk selanjutnya, ketiga pihak yang bekerja sama akan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture Company) dengan target keputusan investasi final pada paruh pertama 2025 dan operasi komersial pada 2027.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar