27 Desember 2023
10:36 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA - Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, pada semester pertama 2024 akan ada tiga rangkaian berita dan peristiwa penting yang cukup padat. Di antaranya seperti inflasi & suku bunga AS, persetujuan ETF Bitcoin spot dan Bitcoin halving 2024.
Pertama, berita tentang inflasi & suku bunga AS. Panji menjelaskan, saat ini kebijakan suku bunga The Fed sedang dalam perjalanan menuju perubahan arah. Dalam empat dari lima pertemuan terakhir, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 5,25%-5,50%.
"Ini termasuk pada FOMC terakhir tahun 2023, setelah melakukan serangkaian kenaikan suku bunga acuan sebanyak 11 kali dalam dua tahun terakhir," kata dia dilansir dari pernyataan resmi, Rabu (27/12).
Dia mengatakan, tingkat inflasi tahunan di AS melambat menjadi 3,1% pada bulan November 2023, angka terendah dalam lima bulan terakhir, turun dari 3,2% pada bulan Oktober dan sejalan dengan prediksi pasar.
Baca Juga: Investasi Kripto, Investor Lirik Cara Mudah dan Aman
Adapun Bank Sentral AS optimistis dapat menekan laju inflasi pada 2024 untuk menuju ke target sebesar 2%, seiring dengan pertumbuhan ekonomi serta aktivitas pasar tenaga kerja yang melambat.
Menurut Panji, pelaku pasar antusias dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mulai pada Maret 2024, dengan probabilitas sekitar 74,80% menurut FedWatch Tool CME.
"Situasi ini menggambarkan bahwa periode kenaikan suku bunga mungkin sudah berada di ujungnya, sehingga menimbulkan optimisme di pasar keuangan terkait dengan perubahan kebijakan The Fed sehingga akan berdampak positif ke pasar kripto," jelas dia.
Peristiwa kedua adalah penantian persetujuan ETF Bitcoin spot. Panji menuturkan, pasar kripto tengah menanti keputusan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) pada Januari 2024 terkait serangkaian aplikasi Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot.
"Keputusan ini diyakini dapat memengaruhi cara investor berinteraksi dengan Bitcoin, membuka pintu akses yang lebih teratur untuk berinvestasi pada aset digital tersebut," ungkapnya.
Baca Juga: Dipopulerkan Gamers, Kripto Mulai Nyaman Dikoleksi Investor
Jadwal tenggat waktu keputusan aplikasi ETF Bitcoin selanjutnya dimulai pada Januari 2024. Lebih dari sepuluh aplikasi diajukan oleh institusi besar seperti BlackRock, Fidelity, dan Invesco. Keputusan SEC atas aplikasi ini akan menjadi acuan bagi produk keuangan kripto di masa depan.
"ETF Bitcoin, yang memberikan kemudahan berinvestasi tanpa kompleksitas kepemilikan langsung ke Aset Kripto, diharapkan membawa keuntungan aksesibilitas, diversifikasi, dan manajemen profesional. Namun, keputusan SEC juga memiliki risiko dan dampak besar terhadap regulasi di AS," ungkap Panji.
Peristiwa ketiga yakni Bitcoin Halving 2024. Sebagaimana diketahui, komunitas kripto sangat menantikan peristiwa dari halving Bitcoin yang diproyeksikan akan terjadi pada 2024.
Bitcoin halving hanya terjadi sekitar 4 tahun sekali, dengan imbalan (reward) mining satu blok Bitcoin akan dibagi dua setiap 210.000 blok hingga mencapai batas maksimum 21 juta.
Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, kala itu, imbalan penambang yang awalnya 50 BTC dikurang menjadi 25 BTC. Selanjutnya, di halving kedua terjadi pada 9 Juli 2016 ketika block reward dipotong dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC. Terakhir, halving bitcoin terjadi pada 11 Mei 2020 lalu, yakni dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC.
"Bitcoin saat ini menuju ke siklus Halving keempat diharapkan akan terjadi pada April 2024 dengan reward para mining yang akan dikurangi menjadi 3,125 BTC. Didukung penerbitannya yang berkurang setiap terjadinya Bitcoin Halving, hal tersebut juga berdampak positif ke harga Bitcoin," harapnya.
Jika diperhatikan, sejak 2011 - 2021, Panji mengatakan, BTC memperlihatkan sebuah pola yang menarik terhadap pergerakan harga Bitcoin.
Jika dilihat siklusnya, Bitcoin menguat ketika setahun sebelum halving, di tahun terjadinya halving dan setahun setelah terjadinya halving.
Contohnya BTC menguat dari tahun 2011-2013 lalu turun di tahun 2014 dan kembali menguat di tahun 2015-2017 dan koreksi pada 2018. Begitu pula pada halving 2020, BTC telah menguat sejak 2019 hingga 2021 sebelum, akhirnya koreksi pada 2022 ini.
"Maka, melihat tahun 2023 Bitcoin telah bergerak bullish, besar kemungkinan bahwa Bitcoin berpotensi melanjutkan momentum bullish hingga 2025 dan akan koreksi pada tahun 2026," imbuhnya.