c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

29 Oktober 2025

15:23 WIB

Jalankan BPBL, Bahlil Setrum 112 Rumah Secara Cuma-Cuma Di Minahasa

Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) diklaim sebagai kehadiran nyata pemerintah terhadap masyarakat di setiap penjuru negeri.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Jalankan BPBL, Bahlil Setrum 112 Rumah Secara Cuma-Cuma Di Minahasa</p>
<p id="isPasted">Jalankan BPBL, Bahlil Setrum 112 Rumah Secara Cuma-Cuma Di Minahasa</p>

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat berbincang dengan salah satu penerima manfaat sambungan listrik gratis di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. ValidNewsID/Yoseph Krishna.

MINAHASA - Pemerintah lewat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meresmikan proyek Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang menyasar 112 rumah tangga.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia secara langsung meresmikan penyalaan perdana Program BPBL di Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa yang notabene merupakan kampung halaman ibu dari Presiden Prabowo Subianto.

"Hari ini di sini ada 100 lebih, 112 rumah di Minahasa," ucap Bahlil di Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, Rabu (29/10).

Ditegaskan Bahlil, BPBL jadi bentuk nyata kehadiran negara untuk memerdekakan masyarakat di seluruh penjuru negeri dari derita kegelapan.

"Kehadiran listrik ini menurut saya sangat penting. Pertama, ini untuk memutar roda perekonomian. Kalau tidak ada listrik, kita tidak mengenal dunia," tambah dia.

Bukan kali pertama, Kementerian ESDM sebelumnya sudah menjalankan proyek BPBL di Kabupaten Minahasa tahun 2023-2024. Kala itu, BPBL baru bisa menjamah sebanyak 20 rumah tangga di ujung utara Tanah Celebes.

Baca Juga: ESDM Bidik 1,2 Juta Rumah Tangga Di Desa Tersambung Listrik Sampai 2029

Paket program BPBL sendiri melingkupi instalasi listrik rumah 3 titik lampu + 1 kotak kontak beserta pemasangannya, pemeriksaan dan pengujian Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke jaringan PT PLN dengan Biaya Penyambungan (BP) pelanggan daya 900 Volt Ampere (VA), serta bonus token perdana senilai Rp100.000.

Pada ruang lingkup yang lebih luas, program BPBL di Sulawesi Utara telah terealisasi untuk 1.000 rumah tangga pada tahun 2023, 550 rumah tangga tahun 2024, dan tahun ini ditargetkan bisa menyentuh 2.700 rumah tangga.

Adapun secara nasional, realisasi program BPBL tahun lalu mencapai 155.429 rumah tangga. Khusus tahun ini, BPBL sampai September 2025 telah terealisasi sebanyak 135.482 rumah tangga dari target 215.000 rumah tangga seluruh Indonesia.

Bahlil menekankan, program BPBL dijalankan untuk mengatasi ketimpangan yang terjadi antara kota besar dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Saya tidak bisa bayangkan saat anak-anak lain di negeri ini punya listrik, menerima fasilitas pendidikan dengan baik, memakai teknologi, mengenal dunia, tetapi masih ada sebagian anak-anak di negara ini yang belum ada listriknya," jabar Menteri Bahlil.

Pembangkit EBT NTT Dan Papua
Bersamaan dengan penyalaan perdana BPBL, Kementerian ESDM juga meresmikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Wairara berkapasitas 1x128 kilowatt (kW) di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, serta PLTMH Anggi Tahap I 1x150 kW dan groundbreaking PLTMH Anggi Tahap II 2x250 kW di Pegunungan Arfak, Papua Barat.

Kehadiran PLTMH itu menjadi contoh nyata pemanfaatan energi air skala kecil yang ramah lingkungan dan sesuai dengan karakteristik daerah. Pemerintah berharap PLTMH Wairara maupun Anggi dapat mendorong kegiatan ekonomi produktif di masyarakat, seperti pengolahan hasil pertanian, UMKM, dan kegiatan sosial.

Saat ini, PLTMH Wairara telah melayani 105 sambungan pelanggan, termasuk fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas sosial, dan gedung-gedung pemerintahan.

Sebelum kehadiran PLTMH Wairara, masyarakat di kawasan setempat hanya mengandalkan genset berbahan bakar solar dengan biaya yang cukup tinggi, yakni sekitar 0,35-0,4 liter per kilowatt hour (kWh).

Baca Juga: Belum Tuntas! BPBL Baru 63%, 10 Ribu Lokasi Terpencil Belum Berlistrik

Sementara dengan beroperasinya PLTMH Wairara, biaya listrik dapat ditekan menjadi hanya sekitar US$3-US$6 sen per kWh. Ini berarti, masyarakat bisa menghemat biaya energi hingga lebih dari 85%, sekaligus pengurangan konsumsi solar sekitar 62.000 liter per tahun atau senilai Rp1,24 miliar per tahun.

Terkhusus di groundbreaking PLTMH Anggi Tahap II, Bahlil meminta agar seluruh potensi arus sungai yang ada dapat dioptimalkan. Jika memang ada potensi 1 Megawatt, maka proyek tersebut harus ditingkatkan lagi.

"Saya minta kalau memang itu sungainya (potensi) 1 MW, segera programnya dinaikkan dari 500 kW menjadi 1 MW. Kita bangun jangan tanggung-tanggung, harus sekaligus," pungkas Bahlil Lahadalia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar