17 Agustus 2024
17:40 WIB
Jadi Kado Kemerdekaan, Produksi Migas RI Tembus 1,87 Juta BOEPD
Proyek BUIC milik EMCL digadang-gadang jadi salah satu penyebab meningkatnya produksi migas
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi migas sepanjang tahun ini hingga pertengahan Agustus 2024 mencapai kisaran 1,87 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka ini meningkat 3,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,81 BOEPD.
Peningkatan itu tak lepas dari bertambahnya produksi minyak pertama pada proyek Banyu Urip Infil Clastic (BUIC) yang mencapai 13.300 barel per hari (BOPD). ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) sendiri bakal mengebor 7 sumur hingga akhir 2025 pada proyek BUIC tersebut.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro lewat keterangan tertulis menjelaskan meningkatnya produksi migas tak lepas juga dari serapan salur gas yang semakin optimal hingga mencapai puncaknya pada 24 Juli 2024 lalu sebesar 5,91 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca Juga: Produksi Minyak EMCL Sentuh 660 Juta Barel
"Kami bersyukur tren produksi minyak dan gas keduanya menunjukkan kenaikan, utamanya gas yang sudah ada tren naik 2,2% dari tahun lalu," kata dia, Sabtu (17/8).
Selepas pandemi covid-19, Hudi menegaskan pihaknya bersama kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) terus mengagresifkan pengeboran sumur pengembangan. Dampaknya, saat ini terjadi peningkatan produksi migas sebagai kado Kemerdekaan RI ke-79.
Sejak 2023 hingga saat ini, Hudi mengklaim investasi pengeboran sumur pengembangan meningkat secara pesat. Khusus tahun 2024 ini, pengeboran diperkirakan bisa mencapai 932 sumur pengembangan.
"Masif dan agresifnya berbagai program peningkatan produksi migas bukan hanya menahan decline rate, tetapi mampu menambah produksi secara signifikan," sambung Hudi.
SKK Migas pun optimis proyek hulu migas yang selesai tahun ini bisa memberi penambahan produksi minyak dan gas bumi secara signifikan, khususnya lewat masifikasi pengeboran sumur pengembangan.
Baca Juga: Dongkrak Produksi Migas, PHE Aktifkan Kembali Lapangan LES
Di lain sisi, tak dapat dipungkiri sumber daya gas bumi masih terhambat oleh beberapa hal, utamanya terkait serapan yang belum optimal. Misalnya di Jawa Timur, terdapat kelebihan pasokan hingga 150 MMSCFD. Tetapi ketika proyek pipa transmisi Cirebon-Semarang Tahap 2 (Batang-Cirebon), isu kelebihan pasokan gas bumi diyakini bisa teratasi.
Sedangkan untuk minyak, SKK Migas optimis dua proyek yang akan onstream di sisa 2024, yakni Forel Baronang dan Puspa Asri bisa mendongkrak produksi nasional.
"Kami sedang berupaya semaksimal mungkin agar proyek minyak Forel Baronang bisa onstream Oktober 2024 agar memberi tambahan produksi yang signifikan, yakni 10.000 BOPD," tandasnya.