c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

14 November 2025

16:57 WIB

Izin Ribet! DPR Janji Benahi Regulasi Industri Ramah Investor Alas Kaki

DPR segera membenahi regulasi perizinan yang memudahkan investor alas kaki membuka usaha di Indonesia, khususnya terkait bahan baku. Banyak calon investor kabur ke negara lain karena ribet.

<p>Izin Ribet! DPR Janji Benahi Regulasi Industri Ramah Investor Alas Kaki</p>
<p>Izin Ribet! DPR Janji Benahi Regulasi Industri Ramah Investor Alas Kaki</p>

Pekerja menyelesaikan proses pembuatan bagian alas sepatu wanita di Sentra Alas Kaki OB Shoes, Bojongsari, Depok, Senin (17/10/2022). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

TANGERANG - Komisi VII DPR RI memastikan segera membenahi regulasi perizinan yang memudahkan investor membuka usahanya di Indonesia, khususnya terkait bahan baku alas kaki. 

“Banyak calon investor kabur ke negara lain karena melihat perizinan di Indonesia yang ribet. Ini berarti ada regulasi yang harus kita benahi agar lebih ramah bagi investor. Temuan hari ini akan kita segera tindak lanjuti,” kata Ketua Tim Komisi VII DPR RI Evita Nursanty melansir Antara dari Jakarta, Jumat (14/11).

Baca Juga: Menperin Tak Masalah Relokasi Pabrik Alas Kaki Ke Jawa Tengah

Evita mengatakan, laporan tersebut diterima usai Komisi VII DPR RI melakukan pengawasan tematik ke industri alas kaki nasional di PT Panarub Industry Kota Tangerang guna mengetahui kendala yang dihadapi.

Bagi industri alas kaki, lanjut Evita, persoalan perizinan yang rumit dan memakan waktu lama menjadi kendala utama bisnis. Salah satu kasus yang diperoleh adalah lamanya proses perizinan bagi supplier bahan baku yang hendak masuk.

"Masalah perizinan yang paling banyak dikeluhkan pelaku usaha adalah terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hampir seluruh industri menyampaikan bahwa proses AMDAL sangat panjang dan berbelit-belit," tekannya.

Industri alas kaki juga menghadapi kendala bahan baku, terutama kulit sapi yang sebagian besar masih harus diimpor. Meski demikian, negara seperti Vietnam dan China mampu mengoptimalkan pasokan lokal.

Berbeda dengan Indonesia, kulit sapi lokal justru lebih banyak digunakan untuk industri makanan seperti kerupuk, sehingga tidak terserap untuk kebutuhan produksi alas kaki.

“Industri kita juga perlu investasi besar dalam peternakan sapi. Dagingnya bisa dipakai untuk konsumsi, kulitnya dipakai untuk bahan baku alas kaki,” ujarnya

Temuan lainnya, daya saing produksi Indonesia kini tertinggal dari Vietnam yang disebut mampu memproduksi dua kali lipat dibanding RI.

“Kita ingin tahu apa yang diberikan pemerintah Vietnam yang tidak diberikan pemerintah kita. Apa dukungan yang membuat kita kalah daya saing,” katanya.

Baca Juga: Kontaminasi Cs-137 Meluas! Alas Kaki RI Terdeteksi Radioaktif Lagi Di AS

Berbagai temuan lapangan ini akan menjadi bahan penyusunan RUU Kawasan Industri serta Panja Daya Saing. DPR menegaskan pentingnya evaluasi regulasi agar perizinan tidak lagi menghambat pertumbuhan industri.

“Kita harus duduk bersama Kemenperin dan kementerian terkait. Hampir semua industri mengatakan hal yang sama. Perizinan ribet dan memakan waktu lama. Ini harus segera kita perbaiki,” kata dia.

Pertumbuhan Industri Kuartal III/2025
Dalam kesempatan sama, Kemenperin menyebutkan, pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sampai dengan kuartal III/2025 naik 4,87% secara kumulatif dan 0,72% secara kuartalan.

Sekretaris Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Sri Bimo Pratomo mengatakan, jumlah tenaga kerja pada industri terkait mencapai 921.086 orang, tersebar di 484 perusahaan dalam kategori skala menengah-besar.

Kemenperin mencatat, jumlah kapasitas industri alas kaki Indonesia 2024 sekitar 1,52 miliar pasang, dengan rincian 880 juta pasang produksi, 601 juta pasang ekspor, 192 juta pasang impor, dan konsumsi mencapai 471 juta pasang.

"Jika dibandingkan dengan Vietnam, jumlah produksi di Indonesia masih di bawahnya. Bahkan Vietnam dua kali lebih besar dibandingkan Indonesia," ujar Sri.

Baca Juga: Menperin: Semakin Baik Jika Banyak Pelaku Industri Teriak Maraknya Impor

Sementara itu, nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki 2024 sebesar US$7,1 miliar, lalu impor US$1,69 miliar.

Untuk nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sampai dengan kuartal III/2025 mencapai US$1,11 miliar, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp1,3 triliun.

"Secara tahunan, ekspor alas kaki tahun 2024 naik sebesar 10% dibandingkan tahun 2023 sebesar US$6,4 miliar. Neraca perdagangan (industri yang sama) 2024 juga naik sebesar 9,6% dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

Selama periode Januari-Agustus 2025, ekspor alas kaki sebesar US$5,16 miliar, naik sebesar 11,89% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Impor alas kaki juga alami kenaikan sebesar 24,24% periode Januari-Agustus 2025, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya," kata dia.

Baca Juga: Menperin Siap Genjot Sektor Industri Yang Pertumbuhannya Lemah Di Kuartal III/2025

Sri juga mengungkapkan, ekspor terbesar alas kaki terdapat pada produk upper dari kulit, diikuti dengan alas kaki dengan upper dari tekstil, serta alas kaki dengan upper dari karet atau plastik.

Untuk impor terbesar terdapat pada komponen alas kaki, diikuti dengan alas kaki dengan upper dari karet atau plastik, dan alas kaki dengan upper dari tekstil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar