20 Oktober 2025
10:56 WIB
Isu Perbankan AS Mereda, Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat
Rupiah menguat dipengaruhi pembaikan kekhawatiran pasar terhadap sektor perbankan AS. Disinyalir, pembaikan ini turut memperkuat risk appetite investor kembali ke pasar negara berkembang.
Editor: Khairul Kahfi
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Sel asa (8/4/2025). AntaraFoto/Fathul Habib Sholeh
JAKARTA - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi meredanya kekhawatiran pasar terhadap sektor perbankan AS. Disinyalir, pembaikan sentimen ini turut memperkuat selera risiko (risk appetite) investor untuk kembali masuk ke pasar negara berkembang.
“Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar, seiring membaiknya sentimen pasar dengan meredanya kekhawatiran di sektor perbankan AS,” ujarnya melansir Antara di Jakarta, Senin (20/10).
Baca Juga: Peluang Suku Bunga AS Turun, Rupiah Diprediksi Menguat Ke Rp16.500
Permasalahan sektor perbankan AS yang dimaksud adalah kebangkrutan dari First Brands Group dan Tricolor Holdings yang menyeret nama-nama korporasi bank besar seperti JP Morgan, Bank of America, hingga Jefferies.
First Brands merupakan perusahaan pemasok suku cadang otomotif global, sedangkan Tricolor Holding bergerak di bidang pembiayaan mobil bekas berbasis teknologi finansial dan Artificial Intelligence (AI).
Mengutip Xinhua, kebangkrutan dua perusahaan yang terkait industri otomotif tersebut memicu kekhawatiran akan standar pinjaman nan longgar, terutama di pasar kredit swasta yang tak transparan.
Sebagai informasi, sentimen negatif yang melanda AS biasanya membuat pasar global cenderung menahan diri yang menyebabkan risk appetite menurun drastis.
Perkembangan ini dapat ditandai dengan investor yang memindahkan dana dari aset berisiko tinggi, seperti saham dan valas emerging market kembali ke safe haven, yakni dolar AS, yen Jepang, dan obligasi pemerintah.
Sebaliknya, sentimen di tingkat domestik AS yang membaik, seperti masalah perbankan AS, dapat membuat dolar AS melemah karena karena investor membuang aset yang terpengaruh dengan mulai memburu aset berisiko, sehingga rupiah mendapat momentum penguatan.
Baca Juga: Yes Rupiah Menguat! Didukung Ekpektasi Penurunan Bunga The Fed Oktober
Walau demikian, Lukman memperkirakan juga bahwa potensi penguatan kurs rupiah saat ini akan terbatas, mengingat investor juga mengantisipasi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) pada pekan ini.
“BI diperkirakan akan memangkas suku bunga dalam usaha mendukung dan sejalan dengan program stimulus ekonomi pemerintah,” ucap Lukman.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Lukman memprediksi nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp16.500-Rp16.650 per dolar AS.
Berdasarkan pantauan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Senin (20/10) di Jakarta, menguat sebesar 0,10% atau 17 poin, dari sebelumnya Rp16.590 menjadi Rp16.573 per dolar AS.
Sementara itu, Bloomberg mencatat, dolar AS di pasar spot terpantau melemah sebesar 0,04% atau sekitar 7 poin pada pukul 10.03 WIB. Saat ini, rupiah ditransaksikan sekitar Rp16.583 per dolar AS.