10 Mei 2025
09:43 WIB
Istana Bantah Pelambatan Ekonomi Hanya Akibat Efisiensi Anggaran
Istana mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I/2025 melambat menjadi 4,87%. Namun, anggapan pelambatan itu tidak hanya disebabkan efisiensi anggaran negara.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Khairul Kahfi
Mensesneg Prasetyo Hadi menjawab pertanyaan wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (9/5/2025). Antara Foto/Galih Pradipta/bar/pri
JAKARTA - Mensesneg Prasetyo Hadi mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I/2025 sebesar 4,87% cenderung melambat dari kisaran level 5%-an. Namun, dia menolak anggapan pelambatan itu hanya disebabkan efisiensi anggaran negara.
Dia menilai, capaian ekonomi yang melemah itu disebabkan banyak faktor, salah satunya kondisi geopolitik dunia yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Jadi memang banyak faktor, apalagi sekarang geopolitik dunia juga tadinya kita berharap beberapa konflik segera selesai, tapi yang lama belum selesai, sekarang bertambah baru, kan gitu. Bertambah baru sekarang di India dan di Pakistan bersitegang," ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/5).
Baca Juga: Luhut: Perlambatan Ekonomi Wajar, Imbas Transisi Pemerintahan
Efisiensi belanja pemerintah, lanjut Prasetyo, justru direalokasi ke sektor lain, misalnya ketahanan pangan sehingga diharapkan bisa mengerek pertumbuhan di sektor pertanian. Buktinya, dia menyebut, sektor pertanian berhasil tumbuh signifikan di atas 10%, yang menunjukkan dampak positif dari realokasi anggaran.
"Bidang-bidang (ekonomi) yang lain juga tumbuh positif jauh melebihi tahun-tahun sebelumnya. Jadi kira-kira memandang sesuatunya harus secara utuh,” tuturnya.
Di sisi lain, Prasetyo mengakui belanja pemerintah memang bagian dari salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Namun, dia mengingatkan, umumnya realisasi belanja negara memang belum maksimal di awal tahun. Biasanya, pemerintah daerah (pemda) akan menggenjot belanja menjelang akhir tahun.
"Belanja pemerintah adalah bagian dari salah satu faktor. Biasanya di awal tahun itu pasti yang disebut dengan belanja pemerintah itu belum mencapai puncaknya, kalau di awal kuartal pertama pasti belum mencapai puncaknya,” imbuhnya.
BPS melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 hanya sebesar 4,87% (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi secara tahunan pada kuartal I/2024 yang sebesar 5,11% (yoy).
Baca Juga: Meski Di Bawah 5%, Menkeu: Ekonomi RI Tangguh Di Tengah Ketidakpastian Global
Adapun, capaian pertumbuhan kuartal pertama 2025 menandai pertumbuhan kuartalan terlemah sejak kuartal III/2021 yang notabene masih dalam adangan pandemi covid-19.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi itu sejalan dengan adanya stagnasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2025 dibandingkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2024.
Sebelumnya, perlambatan kinerja konsumsi masyarakat telah terindikasi dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Maret 2025 yang menunjukkan pelemahan indeks pendapatan dan pembelian barang tahan lama, terutama dari kelompok pendapatan menengah-bawah.