c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

19 April 2024

13:02 WIB

Israel Serang Iran, Analis: Investor Kembali Lirik Safe Heaven  

Serangan balik Israel terhadap Iran ini mengagetkan bagi para investor sehingga safe heaven akan dijadikan sebagai lindung nilai.  

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p>Israel Serang Iran, Analis: Investor Kembali Lirik <em>Safe Heaven &nbsp;</em></p>
<p>Israel Serang Iran, Analis: Investor Kembali Lirik <em>Safe Heaven &nbsp;</em></p>

Ilustrasi - Bendera Iran dan bendera Israel. Shutterstock/Stigura20

JAKARTA -  Konflik antara Iran dan Israel kian memanas. Teranyar, pada Jumat (19/4) pagi WIB atau hari Kamis (18/4) waktu Timur Tengah, Israel telah melakukan serangan balik terhadap Iran.

Penyerangan terjadi beberapa hari setelah Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Suriah. 

Adapun, serangan Israel kali ini mengenai salah satu bandara di Iran dan mengakibatkan ledakan yang cukup besar. Kendati demikian, ledakan tersebut tidak mendapat perlawanan dari Iran. 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa informasi ini membuat spekulasi di mana Israel pada akhir pekan akan melakukan penyerangan terhadap Iran terbukti benar. Bahkan, serangan Israel ini diperkirakan merupakan serangan awal. 

"Mungkin ini hanya awal dari Israel melakukan penyerangan terhadap Iran," kata Ibrahim kepada media, Jumat (19/4). 

Baca Juga: Perang Iran-Israel, Analis: Investor Saham Bisa Pindah Haluan

Ibrahim menjelaskan, serangan balik Israel terhadap Iran ini mengagetkan bagi para investor sehingga safe heaven akan dijadikan sebagai lindung nilai.

Akibatnya, indeks dolar AS kemungkinan besar akan menguat ke level 108. Begitu pula harga emas yang saat ini sudah terbang dan ada kemungkinan besar dapat mencapai level tertinggi di US$2.500 per troy ons.

Senada dengan harga emas, harga minyak mentah dunia pun juga sudah terbang dan diproyeksikan akan menuju US$90 per barel.

Rupiah yang semula diperkirakan dapat mengalami penguatan, nyatanya terpantau telah melemah hampir 108 poin pada pagi ini. 

Teranyar, berdasarkan data Bloomberg, hingga siang ini atau pukul 10.51 WIB, rupiah melemah 0,56% atau 90,50 poin hingga menyentuh level Rp16.269,5 per dolar AS.

Oleh karena itu, Ibrahim berharap agar konflik ini tidak semakin memanas dengan penyerangan kembali dari Iran.

"Ini mengindikasi bahwa perang di Timur Tengah ini sangat luar biasa sekali. Semoga Iran tidak akan melakukan penyerangan kembali untuk menstabilkan ekonomi global," tutur Ibrahim. 

Lebih lanjut, Ibrahim menyayangkan Iran yang tidak dapat menghalau serangan Israel. Pasalnya, negara-negara di Timur Tengah bisa memproduksi senjata tapi, tapi tidak bisa membuat perisainya.

"Hanya satu peluru yang sudah dilesatkan oleh Israel terhadap Iran dan mengenai sasaran, artinya Iran tidak memiliki perisai untuk menghalau serangan dari Israel," ungkap Ibrahim.

Baca Juga: Perang Iran-Israel Beri Tekanan Tambahan Pada IHSG

Dia menilai bahwa Israel yang memiliki wilayah yang lebih kecil daripada Iran justru lebih diuntungkan karena perisainya bisa meredam serangan dari luar.

Mengutip Reuters, Jumat (19/4), kantor berita Iran Fars mengatakan, ledakan terdengar di bandara di pusat kota Isfahan, namun penyebabnya belum diketahui. Iran menangguhkan penerbangan di kota Isfahan, Shiraz, dan Teheran. 

Menurut pemberitahuan kepada penerbang yang diunggah di database Administrasi Penerbangan Federal AS, Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran ditutup untuk semua penerbangan hingga pukul 07.00 GMT. 

Beberapa penerbangan Emirates dan Flydubai yang terbang di atas Iran pada Jumat pagi tiba-tiba berbelok tajam meninggalkan wilayah udara. 

Harga minyak melonjak karena laporan serangan Israel. Minyak mentah berjangka Brent naik 2% menjadi US$88,86 per barel, dolar menguat secara luas, emas naik 1%, dan kontrak berjangka S&P 500 turun 1%. 

Di sisi lain, Ibrahim menduga Israel sengaja dibuat oleh negara-negara Eropa dan Amerika. Tujuannya, untuk memanaskan situasi politik di Timur Tengah. Lantaran, Timur Tengah merupakan salah satu negara penghasil minyak mentah terbesar di dunia.

Alhasil, dengan adanya konflik tersebut, membuat pendapatan negara-negara Amerika dan Eropa akan menjadi besar.

"Dengan memainkan peran Israel sebagai negara boneka, dijadikan sebagai alat untuk kepentingan ekonomi negara-negara tersebut, seperti Amerika dan Eropa," jelas dia.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar