17 Juli 2025
17:40 WIB
Ipsos: E-Commerce Mulai Berlomba Dukung UMKM dan Brand Lokal
Ipsos Indonesia melaporkan saat ini e-commerce Indonesia 'berebut' untuk bisa mendukung UMKM dan brand lokal dapat berperan lebih dalam perekonomian. Peta persaingan e-commerce yang makin kompleks.
Editor: Khairul Kahfi
Perajin UMKM Fahru Gunnardi menawarkan barang dagangannya secara daring saat edukasi dan pelatihan bagi UMKM di Padang, Sumatera Barat, Senin (28/4/2025). Antara Foto/Iggoy el Fitra
JAKARTA - Ipsos Indonesia melaporkan, saat ini e-commerce atau lokapasar Indonesia 'berebut' untuk bisa mendukung UMKM dan brand lokal dapat berperan lebih dalam perekonomian. Adapun fenomena keberpihakan terhadap pelaku UMKM dan brand lokal disinyalir mengubah peta persaingan e-commerce yang makin kompleks.
Riset E-Commerce Seller Satisfaction 2025 menunjukkan, persaingan industri perdagangan digital saat ini bukan lagi sekadar siapa yang memegang pasar paling besar, namun siapa yang paling berdampak. Laporan sama juga menyoroti platform yang berhasil membangun koneksi kuat dengan pelaku usaha tanah air.
“Yang menarik adalah bagaimana tiap platform (e-commerce) mulai berlomba bukan sekadar berebut transaksi, tapi juga menunjukkan perannya dalam mendukung UMKM dan brand lokal untuk tumbuh," ujar Executive Director Ipsos Indonesia Andi Sukma, Jakarta, Kamis (17/7).
Baca Juga: Tumbuhkan Kepercayaan Pelanggan Berkat Platform E-Commerce, UMKM Raup Cuan
Pengingat saja, UMKM dan brand lokal berperan krusial dalam struktur perekonomian Indonesia. Menurut data Kamar Dagang Indonesia (KADIN), UMKM menyumbang lebih dari 61% terhadap PDB dan penyerapan sekitar 97% tenaga kerja nasional.
Dari riset ini juga, sambung Andi, Ipsos turut mengukur tingkat awareness penjual, loyalitas terhadap platform, serta persepsi terhadap fitur dan kampanye yang ditawarkan.
"Harapannya, hasil riset ini dapat memberikan gambaran komprehensif tentang lanskap kompetisi e-commerce di Indonesia, termasuk kinerja dan persepsi terhadap pemain utama seperti Shopee, TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada,” sebutnya.
Berdasarkan hasil riset yang melibatkan 350 responden UMKM dan brand lokal di seluruh Indonesia dengan metode online panel, ditemukan mayoritas penjual (66%) menyebut Shopee sebagai platform pertama yang terlintas dalam benak mereka (top of mind).
Sementara, sebanyak 70% penjual menjadikan Shopee sebagai platform utama yang paling sering digunakan untuk menjalankan usaha mereka (brand used most often).
Namun, riset mengingatkan, kekuatan sebuah platform sebagai mitra pilihan UMKM dan brand lokal tidak hanya diukur dari seberapa dikenal atau sering digunakan, melainkan juga dari seberapa besar loyalitas penggunanya. Hal ini terungkap dalam hasil pengukuran loyalitas dan kepuasan pelanggan terhadap produk, layanan, atau merek (Net Promoter Score/NPS).
"Sebesar 77% UMKM dan brand lokal merasa yakin untuk merekomendasikan Shopee kepada pelaku usaha lainnya, diikuti Tiktok Shop 69%, sementara Tokopedia dan Lazada di 67%," jabar riset.
Melalui elemen di atas, preferensi pelaku UMKM dan brand lokal dalam memilih platform e-commerce dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang relevan terhadap kebutuhan bisnis.
Terdapat tiga alasan utama yang paling banyak disebutkan oleh responden dalam studi ini. Pencakup perluasan jangkauan usaha (71%), praktis dan fleksibel (66%) yang memungkinkan seller beroperasi dari mana saja, serta faktor kemudahan akses dan proses dalam marketplace (59%).
Baca Juga: Tip Cara Branding UMKM di Platform E-commerce
Ketika alasan-alasan ini dikonversi ke dalam praktik bisnis, terdapat tiga dampak yang paling dirasakan UMKM dan brand lokal saat berjualan di marketplace seperti pemasaran produk secara lebih luas (69%), meningkatkan jumlah konsumen (67%), dan meningkatkan keuntungan (65%).
"Temuan ini menunjukkan bahwa e-commerce tidak hanya menjadi solusi digital, tetapi juga motor penggerak pertumbuhan bisnis yang signifikan bagi UMKM dan brand lokal di Indonesia," paparnya.

Berdasarkan hasil riset, Ipsos kembali mencatatkan posisi Shopee lebih unggul dalam tiga persepsi kunci yang menjadi tolok ukur utama bagi UMKM dan brand lokal dalam memilih platform e-commerce.
Pertama, platform menawarkan gratis ongkir paling banyak untuk pelanggan (67%). Kedua, platform dengan ragam kategori produk yang paling luas (66%). Ketiga, platform memberikan keuntungan atau laba bersih paling tinggi (63%).
Data di atas, bahwa yang paling penting bukan sekadar pilihan platform, tetapi sejauh mana platform tersebut benar-benar mendorong hasil nyata bagi pelaku usaha lewat ragam program dan fitur yang dihadirkan.
"Dalam konteks ini, Shopee tampil lebih unggul diikuti TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada," jelasnya.