11 September 2023
15:16 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut investasi global untuk bisnis baru sektor minyak dan gas bumi mencapai sekitar US$6,4 miliar.
Adapun bisnis baru yang ia maksud adalah teknologi injeksi karbon dioksida bernama Carbon Capture Storage dan Carbon Capture Utilization Storage (CCS/CCUS).
Luhut menambahkan bahwa Asia berpotensi menyumbang sekitar US$1,2 miliar atau setara Rp18,4 triliun pada investasi global secara keseluruhan untuk teknologi CCS/CCUS tersebut.
"Dengan Asia menyumbang US$1,2 miliar, Indonesia diharapkan menjadi bagian dari investasi teknologi tersebut," ucap Luhut dalam International & Indonesia CCS Forum 2023 di Jakarta, Senin (11/9).
Baca Juga: Indonesia Rencanakan Bangun CCS Hub
Tak hanya menjadi bagian dari investasi teknologi CCS/CCUS, dia membeberkan bahwa Indonesia berpotensi besar untuk membangun CCS Hub.
Menurutnya, Indonesia punya sumber daya yang diperlukan untuk menyimpan CO2 dengan potensi penyimpanan hingga 400 gigaton.
"Lokasi industri juga berdekatan, termasuk mitra kami dari East Asia Industries untuk transportasi karbon internasional," kata dia.
Perkembangan teknologi CCS/CCUS, sambung Luhut, telah menawarkan kesempatan bagi para investor untuk menjadi yang terdepan dalam revolusi industri.
Selain itu, hal tersebut menjanjikan keuntungan finansial jangka panjang bagi para investor.
Baca Juga: Indonesia Harus Kompetitif Kembangkan CCS/CCUS
Menteri Luhut menambahkan, urgensi pengembangan CCS/CCUS tak lepas dari pertumbuhan ekonomi dan populasi yang terus meningkat dan berperan penting dalam jejak karbon global, termasuk dari negara-negara Asia Tenggara.
"Seiring pertumbuhan industri dan kebutuhan energi yang signifikan, penanganan emisi menjadi prioritas. Penangkapan dan penyimpanan karbon merupakan teknologi yang menjanjikan dan telah diterapkan negara-negara global," sebut Luhut.
Lebih lanjut, dia menegaskan fasilitas migas yang ada di Indonesia mulai dari Aceh, Jawa Bagian Utara, Kalimantan dan sekitarnya, hingga Papua secara teknis sangat layak untuk pengoperasian teknologi CCS.
Penerapan teknologi itu, tambahnya, akan mendapat dorongan ekonomi juga oleh penerapan pajak karbon regional.
"Dengan membina kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita bisa membuka potensi penuh dari CCS untuk mewujudkan masa depan berkelanjutan di Asia Tenggara," ucap Luhut Binsar Pandjaitan.