c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 Juli 2024

19:29 WIB

Ini Strategi Blibli Terjun di Dunia Omnichannel

Omnichannel Blibli sudah hadir bahkan sebelum pandemi muncul. Dengan adanya channel online dan offline memberikan pilihan yang luas bagi pelanggan.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Ini Strategi Blibli Terjun di Dunia <em>Omnichannel</em></p>
<p id="isPasted">Ini Strategi Blibli Terjun di Dunia <em>Omnichannel</em></p>

Group Head Marketing Services Blibli, Edward K. Suwignyo (kanan) dalam konferensi pers ulang tahun Blibli yang ke 13. ValidNewsID/ Nuzulia Nur Rahma

JAKARTA - PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) membagikan pengalaman dalam merambah bisnis omnichannel. Group Head Marketing Services Blibli, Edward K. Suwignyo mengatakan, omnichannel merupakan salah satu cara Blibli mendengarkan keinginan konsumen.

“Kita percaya bahwa pada akhirnya kenyamanan itu adalah pilihan pelanggan, bukan apakah kita punya channel offline atau kita punya online saja. Tapi apakah pelanggan itu pengen belanja online dan langsung ngambilnya di offline, atau belanja offline dan pembayarannya online. Itu adalah pilihan pelanggan,” kata Edward dalam konferensi pers, Senin (15/7).

Menurut penuturan Edward, omnichannel Blibli sudah hadir bahkan sebelum pandemi muncul. Namun, menurutnya kondisi tersebut memberikan perbedaan yang sangat signifikan.

“Saya selalu bilang bahwa sebelum pandemi itu online selalu dilihat sebagai sebuah opsi. Kalau mau belanja, lihat-lihat, cek online dulu deh harganya berapa. Itu opsi sebelum pandemi,” sebutnya.

Baca Juga: Cerita Pelanggan Setia Blibli; Beli iPhone 15 Tanpa Worry

Sedangkan, di masa pandemi, lanjutnya, masyarakat tidak memiliki pilihan selain menjadikan belanja online sebagai sebuah solusi. Bahkan menurutnya, belanja online pada waktu itu menjadi support system dalam memenuhi kebutuhan belanja masyarakat.

“Selama 2 tahun pandemi, orang-orang merasakan bahwa esensi dasar berbelanja online itu memiliki dampak,” kata dia.

Usai pandemi, omnichannel memberikan pilihan bagi masyarakat. Edward mengatakan sejauh ini pihaknya telah mengembangkan dan mengintegrasikan omnichannel secara meluas. Tercatat, saat ini sudah terdapat 6.000 titik untuk click and collect, yaitu fasilitas belanja online namun pengambilan barang secara offline.

“Sudah ada 13.000 mitra toko yang sudah mengadopsi Bilibli in-store, artinya di toko-toko ada tabletnya Bilibli, belanjanya offline langsung dibawa tapi bayarnya pakai online, dengan pay later dan yang lain-lain yang kita sediakan,” sebutnya.

Selain itu pihaknya kini memiliki 172 gerai offline untuk toko-toko consumer elektronik atau handphone Bilibli. Terakhir, bersama Ranch Market sudah terdapat 63 toko supermarket premium yaitu Ranch and Farmer.

Gaya Belanja Masyarakat Melalui Omnichannel 
Di samping itu Edward juga membagikan fakta menarik tentang gaya belanja masyarakat lewat omnichannel ini. Menurut data Blibli, kategori barang yang paling sering dibelanjakan oleh pengguna melalui click and collect adalah mie instan dan juga frozen food hingga telur.

“Jadi ini adalah barang-barang yang biasanya nilainya kecil tapi orang mau belanjanya click and collect. Dengan tujuan bahwa ketika diambil, mengurangi risiko, contohnya adalah telur,” urainya.

Edward berharap, ketika pelanggan berbelanjaan, maka barang yang datang merupakan produk fresh dari channel masing-masing. Dia menyebut, pengguna Blibli paling banyak menggunakan fitur click and collect di merchant Farmer Market.

“Jadi orang-orang yang belanja di Farmer Market, sekarang banyak yang belanja lewat Blibli, karena kita sudah terintegrasi bersama Farmer dan Branch, sehingga mereka bisa belanjanya online, kapanpun mereka bisa, di kantor, maupun ketika melakukan aktivitas lain. Dan ketika mereka mau ngambil untuk memastikan barang yang segar, mereka membeli click and collect,” jelasnya.

Baca Juga: Belanja Online VS Offline, Kini Mana yang Lebih Unggul?

Selain kebutuhan rumah tangga, Edward mengatakan, pengguna Blibli juga menggunakan fitur click and collect untuk membeli barang mewah. Termahal, dia menyebutkan pembelian kamera senilai Rp157 juta.

“Karena kita ini memang banyak bekerjasama dengan berbagai macam brand untuk produk-produk launching eksklusif, muncullah banyak produk-produk yang memang nilainya cukup mahal, dan salah satu rekornya adalah kamera Nikon Z9,” sebut dia.

Pengguna, kata Edward sering melakukan verifikasi harga, pengecekan fitur hingga memastikan ketersediaan produk lewat aplikasi Blibli sebelum membelinya secara offline.

“Di situlah mereka lebih prefer untuk belanjanya online, memastikan bahwa mereka dapat produknya, stoknya ada, ketika mereka barangnya ada, mereka bisa cek, mereka bisa verify, bisa dibantu untuk setting seperti itu,” imbuhnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar