c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Mei 2025

10:51 WIB

Ini Cara AFTECH Tingkatkan Kesadaran Bertransaksi Secara Aman Di Dunia Digital

AFTECH menyebut salah satu prinsip yang perlu dikedepankan agar aman saat bertransaksi digital adalah prinsip 2L/Legal dan Logis.  

Penulis: Siti Nur Arifa

<p id="isPasted">Ini Cara AFTECH Tingkatkan Kesadaran Bertransaksi Secara Aman Di Dunia Digital</p>
<p id="isPasted">Ini Cara AFTECH Tingkatkan Kesadaran Bertransaksi Secara Aman Di Dunia Digital</p>

Pembeli membayar menggunakan QRIS saat transaksi menu pisang goreng di Cafe Sudut Hati di Ternate, Maluku Utara, Kamis (24/4/2025). AntaraFoto/Andri Saputra

JAKARTA - Marketing Director, Communications & Community Development Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Abynprima Rizki menegaskan, meningkatkan kewaspadaan menjadi langkah penting agar transaksi di dunia digital berlangsung aman, di tengah kemajuan teknologi dan peningkatan transaksi digital di berbagai platform.

"Rasa ingin tahu yang besar itu harus ada di diri kita sebagai konsumen, kewaspadaan dalam bertransaksi digital juga penting sekali," ujarnya di Jakarta, Kamis (15/5).

Lebih lanjut, Abyn juga mengimbau agar masyarakat mengutamakan sikap tidak mudah percaya terhadap hal mencurigakan yang berkaitan dengan aktivitas bertransaksi secara digital.

Terkait hal ini, dirinya juga menekankan prinsip 2L/Legal dan Logis yang didorong oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Yakni, mempertanyakan legalitas sebelum melakukan transaksi digital, serta apakah keuntungan yang ditawarkan masuk akal.

Baca Juga: Tips Agar Pembayaran QRIS Berlangsung Aman

Bukan tanpa alasan, pentingnya kewaspadaan yang dimaksud juga dilatarbelakangi dari masih maraknya kasus penipuan, salah satunya bermodus scamming, di ruang transaksi digital.

Terbaru, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen (PEPK) OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkap total kerugian dana yang telah dilaporkan dari modus scamming hingga saat ini sudah mencapai Rp2,1 triliun.

Dari nilai tersebut, baru Rp138,9 miliar dana yang berhasil diselamatkan oleh Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) melalui pemblokiran rekening pelaku penipuan.

Abyn juga menekankan, indeks literasi dan inklusi keuangan tidak hanya perlu ditingkatkan, namun juga diselaraskan agar berimbang antara akses layanan jasa keuangan yang dapat dijangkau dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap hal tersebut.

"Pemahaman kita secara mendalam terkait produk keuangan itu masih rendah. Jadi mendalami sekaligus mempelajari transaksi keuangan dan menjaga identitas digital itu menjadi hal yang sangat penting," imbuhnya.

Edukasi AFTECH
Berkaca dari situasi yang ada, AFTECH yang oleh Abyn disebut sebagai kamar transaksi digital telah berkomitmen mendorong edukasi yang massif kepada masyarakat.

"Kalau di AFTECH kita kolaborasi dengan Bank Indonesia, OJK, ada juga dari Perbanas, ASPI, dan bahkan asosiasi komunikasi seluler bagaimana mengkampanyekan transaksi digital yang aman dan nyaman," kata Abyn.

Selain itu, ada pula gerakan GEBER PK (Gerakan Bersama Edukasi Pelindungan Konsumen) yang menyuarakan tentang kehatian-kehatian dalam bertransaksi digital.

Tak sampai di situ, melihat ruang digital yang saat ini juga sedang ramai diselimuti isu judi online, Abyn menyebut pihaknya juga getol mengedukasi bahaya akan hal tersebut ke kalangan masyarakat.

Baca Juga: Karena FOMO, 4 Dari 5 Orang Rawan Tertipu Transaksi Online

"Mengingat transaksi ilegal judi online yang terus meningkat, kami juga terus menorong kampanye antijudol," tegasnya.

Bicara mengenai metode edukasi, Abyn memahami perilaku masyarakat saat ini ingin serba praktis dan cenderung memiliki minat rendah untuk membaca. Sebab itu, pihaknya mengkampanyekan edukasi keamanan transaksi digital lewat saluran video di berbagai platform media sosial.

Terakhir, tak ketinggalan edukasi secara luring yang rutin diadakan pada waktu tertentu di berbagai universitas.

"Terakhir kita ada di IPB Bogor, dan bulan depan kita juga ada rencana untuk mengadakan (edukasi) di Universitas Hasanuddin Makassar. Tujuannya apa? tujuannya adalah kita menyasar anak muda sebagai agen perubahan," pungkas Abyn.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar