c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

08 November 2023

20:56 WIB

Infrastruktur-Konektivitas ASEAN Kunci Ketahanan Ekonomi Asia

Infrastruktur dan konektivitas ASEAN mesti segera diwujudkan untuk mendukung ketahanan ekonomi Asia.

Penulis: Khairul Kahfi

Infrastruktur-Konektivitas ASEAN Kunci Ketahanan Ekonomi Asia
Infrastruktur-Konektivitas ASEAN Kunci Ketahanan Ekonomi Asia
The 14th ASEAN Connectivity Symposium di Jakarta, Rabu (8/11). Dok. Kemenko Perekonomian

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, infrastruktur dan konektivitas ASEAN mesti segera diwujudkan untuk mendukung ketahanan ekonomi Asia. Menurutnya, konektivitas merupakan kunci dalam pembangunan ekonomi terpadu di wilayah ASEAN.

“Tidak hanya membuat kebijakan saja tetapi juga secara praktis melakukannya, agar infrastruktur dan konektivitas di ASEAN dapat segera terwujud,” tegasnya dalam The 14th ASEAN Connectivity Symposium di Jakarta, Rabu (8/11).

Kemenko Ekonomi mencatat, perekonomian ASEAN telah menunjukkan kinerja positif dalam satu dekade terakhir dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4-5%. Pada 2022, ekonomi ASEAN tumbuh 5,7% (yoy), dan diprediksi tetap tumbuh positif di tahun 2023. 

Di tingkat dunia, kawasan ASEAN merupakan ekonomi terbesar ke-5 dan eksportir terbesar ke-4. Bahkan, ASEAN juga menjadi tujuan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) terbesar ke-2 pada tahun 2022.

Karena itu, Airlangga kembali menekankan, pertumbuhan perekonomian ASEAN yang didukung dengan konektivitas tersebut akan turut mendorong ketahanan perekonomian Asia pada 2023 ini, sekaligus pada tahun-tahun mendatang. 

Baca Juga: ASEAN Minta Jepang Naikkan Investasi Bangun Infrastruktur

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 yang digelar dalam momen Keketuaan Indonesia September lalu, telah dihasilkan komitmen terkait konektivitas ASEAN.  

“Antara lain untuk memastikan implementasi Visi Komunitas ASEAN 2025 secara efektif dan melanjutkan kemajuan implementasi rekomendasi Mid-Term Review (MTRs) Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC) 2025,” jelasnya.

Sepakat dengan Airlangga, President Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) Profesor Tetsuya Watanabe menyatakan, bahwa konektivitas ASEAN telah terbukti menjadi landasan strategi pemulihan ASEAN pascapandemi. Dengan melibatkan koordinasi kebijakan, pengumpulan sumber daya, dan pembentukan kemitraan untuk memperkuat ketahanan kawasan sehingga menjadi lebih kuat.

Sementara itu, Deputy Secretary-General of ASEAN for ASEAN Economic Community Satvinder Singh menyampaika, ASEAN harus terus membangun kapasitas dan memperkuat pijakan regional untuk memaksimalkan manfaat konektivitas ASEAN dan Komunitas Ekonomi ASEAN. 

Deputy Satvinder Singh juga menyampaikan, bahwa kepemimpinan Menko Airlangga selaku Ketua Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian tersebut.

Sejalan dengan solidnya pertumbuhan perekonomian ASEAN, perekonomian Indonesia pada kuartal III/2023 juga mampu tumbuh positif sebesar 4,94% (yoy). Angka tersebut diiringi dengan tingkat inflasi yang terkendali yakni 2,56% per Oktober 2023, serta membaiknya indikator-indikator sosial seperti penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan. 

Indonesia juga berhasil kembali menjadi negara berpendapatan menengah atas berdasarkan klasifikasi Bank Dunia dengan pendapatan per kapita sebesar US$4,580.

Baca Juga: ASEAN Sepakat Perkuat Pembayaran Regional dan Mata Uang Lokal

Menko Airlangga dalam simposium tersebut juga menyampaikan, peluncuran DEFA dalam momentum Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini akan melipatgandakan nilai ekonomi digital di ASEAN pada 2030, dari US$1 triliun menjadi US$2 triliun. 

“Agenda ekonomi berkelanjutan juga akan dipercepat melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik regional,” sambung Airlangga.

Lebih lanjut, negara-negara ASEAN juga berkomitmen mengembangkan Agenda Konektivitas ASEAN Pasca-2025 sebagai bagian dari Komunitas ASEAN Pasca-2025. 

Sehubungan dengan itu, pengembangan Agenda Konektivitas ASEAN Pasca-2025 akan dilakukan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai referensi utama.

“Saya berharap dalam MPAC 2025 maupun dalam Agenda Konektivitas ASEAN Pasca 2025 dapat mengakomodir rencana aksi yang sejalan dengan penerapan Local Currency Transaction (LCT) sebagai penghubung ASEAN dan rencana ASEAN untuk mengembangkan kendaraan listrik ekosistem di ASEAN,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar