c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 September 2023

19:07 WIB

ASEAN Minta Jepang Naikkan Investasi Bangun Infrastruktur

Kesempatan itu juga menjadi ajang bagi Jepang menjelaskan keputusannya membuang air limbah radioaktif PLTN Fukushima.

Penulis: Al Farizi Ahmad

Editor: Rikando Somba

ASEAN Minta Jepang Naikkan Investasi Bangun Infrastruktur
ASEAN Minta Jepang Naikkan Investasi Bangun Infrastruktur
Presiden Joko Widodo (kanan), menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, sebelum ASEAN-Japan Summit ke-26 di Jakarta, Rabu (6/9/2023). Antara Foto/Dwi Prasetya

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 ASEAN-Jepang di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, hari ini (Rabu, 6/9) mengajak Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida agar terus mengefektifkan kemitraan yang telah dibentuknya. 

Jokowi minta Jepang untuk terus meningkatkan kontribusi dalam pendanaan pembangunan infrastruktur di ASEAN, khususnya di bidang konektivitas dan infrastruktur hijau.

"ASEAN membutuhkan investasi infrastruktur senilai US$184 miliar per tahun. ASEAN berharap Jepang dapat terus meningkatkan kontribusinya pada ASEAN Infrastructure Fund dan ASEAN Catalytic Green Finance Facility untuk mendukung konektivitas dan infrastruktur hijau," katanya.  

Jokowi menuturkan bahwa Jepang sebagai salah satu mitra paling aktif ASEAN. "Dan pendukung utama ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dapat menjadi kontributor utama dalam mewujudkan kerja sama konkret yang bermanfaat langsung bagi rakyat," tuturnya.

Dia juga menekankan pentingnya ASEAN dan Jepang untuk bersama-sama menjaga stabilitas keamanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan. 

"ASEAN dan Jepang telah sepakat membentuk kemitraan komprehensif strategis yang bukan sekadar seremonial dan bukan basa basi. Tapi, justru berbentuk kerja sama konkret yang saling menguntungkan," kata Jokowi, Rabu (6/9). 

Pernyataan Jokowi diapreasiasi pemerintah Jepang. Pada kesempatan sama., Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyampaikan komitmen pendanaan sebesar 100 juta dolar AS (sekitar Rp1,5 triliun) untuk mendukung implementasi Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP) melalui Japan-ASEAN Integration Fund 3.0.



Jelaskan Soal Fukushima
Kesempatan itu juga menjadi ajang bagi Jepang menjelaskan keputusannya membuang air limbah radioaktif PLTN Fukushima kepada para pemimpin Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). PM Kishida meyakinkan bahwa dalam proses pembuangan limbah radioaktif tersebut, Jepang telah dan akan terus bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan, penjelasan itu disertai data lengkap. “Penjelasannya tentang langkah-langkah yang sudah dilakukan Jepang, termasuk soal data ilmiah dan (prinsip) transparansi,” katanya usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam KTT ASEAN-Jepang.

Menlu Retno Marsudi mengutip keterangan PM Kishida, Jepang mulai membuang gelombang pertama air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima Daiichi yang lumpuh ke Samudra Pasifik pada 24 Agustus 2023. Seluruh proses pembuangan limbah tersebut diperkirakan membutuhkan waktu hingga 30 tahun.

Apa yang dilakukan Jepang memicu protes dari negara tetangga, seperti Korea Selatan dan China. Beijing bahkan memberlakukan larangan impor makanan laut dari Jepang setelah pelepasan air limbah radioaktif tersebut. 

Sementara itu, Indonesia mengingatkan bahwa proses pembuangan air limbah Fukushima itu harus terus dimonitor dan dilakukan secara transparan agar publik mengetahui tingkat tritium berbahaya dalam air limbah yang dilepaskan ke laut.

Dalam KTT yang turut dihadiri Timor Leste sebagai pengamat, para pemimpin sepakat untuk secara resmi membentuk Kemitraan Strategis Komprehensif ASEAN-Jepang dan melaksanakan KTT peringatan 50 tahun kemitraan ASEAN-Jepang di Tokyo pada Desember mendatang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar